Bamsoet: Herbal Anti Korona Indonesia Tidak Kalah dari Herbal Tiongkok

KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai kualitas herbal Indonesia tidak kalah dibanding herbal dari Tiongkok maupun ginseng Korea. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mencatat, tidak kurang dari 30.000 spesies tumbuhan maupun sumber daya laut Indonesia bisa dimanfaatkan untuk kesehatan.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Karenanya, pemerintah dan masyarakat perlu mendorong berbagai perusahaan dalam negeri untuk meningkatkan kemampuan dalam mengolah berbagai bahan tersebut menjadi suplemen kesehatan.

“Prinsipnya, dari alam Indonesia, dikelola perusahaan Indonesia, agar bisa bermanfaat bagi bangsa Indonesia dan menembus pasar dunia,” ujar Bamsoet, Jumat (11/12).

Bamsoet mengapresiasi kehadiran jamu herbal Soman yang terdiri dari ekstraksi 18 macam buah, 14 aneka sayur, dan 7 macam rempah yang dapat membantu memenuhi nutrisi dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sehingga bisa bermanfaat untuk mencegah dan mengobati penderita Covid-19.

Baca Juga :  Persediaan Obat Pasien Covid-19 Disiapkan Hingga Akhir Tahun

“Berpengalaman lebih dari 12 tahun mengembangkan jamu dari alam Indonesia, PT HGI telah mengekspor jamu herbal ke berbagai negara. Antara lain Tiongkok, Kanada, berbagai negara di kawasan Amerika Latin hingga Afrika. Daripada kita mengimpor jamu dari Tiongkok, lebih baik menggunakan produk dalam negeri saja. Selain sudah terbukti khasiatnya, juga bisa mendatangkan nilai ekonomi bagi para petani tanaman herbal lokal,” tandas Bamsoet.

Bamsoet meyakini, seiring pandemi Covid-19, popularitas jamu akan kembali meningkat. Karena masyarakat akan semakin tergerak menjaga daya tahan tubuh, salah satunya melalui herbal.

Baca Juga :  Sudah Jadi Tersangka, Keberadaan Rizieq Shihab Masih Dirahasiakan

“Di tahun 2019, industri jamu dan obat tradisional mampu tumbuh di atas 6 persen. Di tahun 2020 dan selanjutnya, pertumbuhannya bisa jadi naik tajam. Pelaku industri jamu juga semakin menjamur, tercatat sudah ada lebih dari 1.200 pelaku industri jamu, sekitar 129 diantaranya masuk kategori industri obat tradisional,” pungkas Bamsoet.

Comment