Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 23 Desember 2025 |
KALBARONLINE.com – Setiap perayaan hari besar keagamaan seperti Idulfitri, Natal hingga pergantian tahun, persoalan inflasi dan kelangkaan komoditas seolah menjadi “langganan” masalah yang tak pernah benar-benar selesai.
Di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu misalnya, masyarakat kembali dibuat resah dengan naiknya harga dan kelangkaan sejumlah kebutuhan penting. Gas elpiji melon 3 kilogram sulit ditemukan dan harganya melambung tinggi. Ditambah lagi harga BBM di kios-kios serta sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang ikut merangkak naik.
Berdasarkan temuan di lapangan, harga gas elpiji 3 kilogram masih berada di kisaran Rp 43.000 hingga Rp 48.000. Sementara harga pertalite di tingkat kios mencapai Rp 13.000 hingga Rp 13.500 per liter. Kondisi ini membuat masyarakat semakin terbebani, terlebih jelang momentum perayaan keagamaan yang identik dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga.
Ironisnya, dugaan adanya permainan harga seperti sudah menjadi cerita lama yang terus berulang. Publik menilai seolah tidak ada kontrol dan pengawasan serius dari pemerintah melalui satuan tugas (Satgas) yang seharusnya bertugas mengawal stabilitas harga dan distribusi komoditas.
Tak sedikit warga kemudian mempertanyakan keberadaan dan peran tim Satgas yang dinilai harusnya hadir aktif mengawasi para pelaku usaha agar tidak memainkan harga sesuka hati. Menurut masyarakat, fungsi pengawasan mutlak dilakukan agar persoalan kelangkaan dan lonjakan harga tidak terus berulang setiap momentum hari besar keagamaan.
Masyarakat berharap tim Satgas benar-benar turun ke lapangan, bekerja maksimal, dan memastikan distribusi serta harga kebutuhan masyarakat tetap stabil. (Haq)
KALBARONLINE.com – Setiap perayaan hari besar keagamaan seperti Idulfitri, Natal hingga pergantian tahun, persoalan inflasi dan kelangkaan komoditas seolah menjadi “langganan” masalah yang tak pernah benar-benar selesai.
Di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu misalnya, masyarakat kembali dibuat resah dengan naiknya harga dan kelangkaan sejumlah kebutuhan penting. Gas elpiji melon 3 kilogram sulit ditemukan dan harganya melambung tinggi. Ditambah lagi harga BBM di kios-kios serta sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang ikut merangkak naik.
Berdasarkan temuan di lapangan, harga gas elpiji 3 kilogram masih berada di kisaran Rp 43.000 hingga Rp 48.000. Sementara harga pertalite di tingkat kios mencapai Rp 13.000 hingga Rp 13.500 per liter. Kondisi ini membuat masyarakat semakin terbebani, terlebih jelang momentum perayaan keagamaan yang identik dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga.
Ironisnya, dugaan adanya permainan harga seperti sudah menjadi cerita lama yang terus berulang. Publik menilai seolah tidak ada kontrol dan pengawasan serius dari pemerintah melalui satuan tugas (Satgas) yang seharusnya bertugas mengawal stabilitas harga dan distribusi komoditas.
Tak sedikit warga kemudian mempertanyakan keberadaan dan peran tim Satgas yang dinilai harusnya hadir aktif mengawasi para pelaku usaha agar tidak memainkan harga sesuka hati. Menurut masyarakat, fungsi pengawasan mutlak dilakukan agar persoalan kelangkaan dan lonjakan harga tidak terus berulang setiap momentum hari besar keagamaan.
Masyarakat berharap tim Satgas benar-benar turun ke lapangan, bekerja maksimal, dan memastikan distribusi serta harga kebutuhan masyarakat tetap stabil. (Haq)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini