Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 21 Oktober 2025 |
KALBARONLINE.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun citra pariwisata daerah menuju visi besar “Pariwisata Emas 2045”.
Visi nasional ini menargetkan Indonesia sebagai destinasi wisata utama dunia dengan menekankan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan sektor pariwisata berbasis keberlanjutan. Konsepnya juga sejalan dengan EMAS (Eco-Management and Audit Scheme), sistem manajemen lingkungan yang banyak diterapkan di Eropa dan menekankan pengelolaan pariwisata berwawasan ekologis.
Sebagai langkah nyata mendukung visi tersebut, Disporapar Kalbar menggelar Dialog Interaktif Menuju Pariwisata Emas 2045 Kalimantan Barat di Desa Wisata Kampung Caping, Pontianak, Selasa (21/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan Kepala Disporapar Kalbar, Windy Prihastari, yang memaparkan arah pembangunan pariwisata Kalbar menuju masa depan yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Melalui dialog interaktif ini, kita harapkan muncul berbagai gagasan inovatif dan kolaboratif untuk memajukan pariwisata Kalimantan Barat. Kita ingin pariwisata kita punya daya saing global, tapi tetap berpijak pada potensi lokal,” ujar Windy.
Windy menjelaskan, penguatan sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) juga menjadi strategi penting dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Kalbar. Industri MICE, kata dia, merupakan contoh konkret kolaborasi lintas sektor yang mampu menggerakkan ekonomi sekaligus menjaga nilai budaya dan lingkungan.
“Dengan adanya industri MICE ini, kita ingin membangun ekosistem pariwisata yang bukan hanya mengandalkan destinasi, tetapi juga kegiatan berskala nasional dan internasional yang membawa dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” jelasnya.
Windy juga menekankan pentingnya kolaborasi Hexahelix—yakni sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, media, dan masyarakat—untuk memperkuat citra dan identitas “Wisata Emas Kalbar” sebagai wajah pariwisata daerah yang ramah, kreatif, dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Citra pariwisata daerah dibangun lewat kolaborasi, dengan melibatkan semua pihak agar Kalbar semakin dikenal luas sebagai destinasi yang unik dan berdaya saing,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Disporapar Kalbar juga memberikan Apresiasi Anugerah Desa Wisata (ADWI) kepada Desa Batu Lintang, Sungai Ulik (Kabupaten Kapuas Hulu) dan Desa Jagoi Babang (Kabupaten Bengkayang) atas kontribusi mereka dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Kalbar, pegiat pariwisata, dan kalangan pemuda yang aktif dalam pengembangan desa wisata dan ekonomi kreatif daerah. (Red)
KALBARONLINE.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) terus memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam membangun citra pariwisata daerah menuju visi besar “Pariwisata Emas 2045”.
Visi nasional ini menargetkan Indonesia sebagai destinasi wisata utama dunia dengan menekankan pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta pengembangan sektor pariwisata berbasis keberlanjutan. Konsepnya juga sejalan dengan EMAS (Eco-Management and Audit Scheme), sistem manajemen lingkungan yang banyak diterapkan di Eropa dan menekankan pengelolaan pariwisata berwawasan ekologis.
Sebagai langkah nyata mendukung visi tersebut, Disporapar Kalbar menggelar Dialog Interaktif Menuju Pariwisata Emas 2045 Kalimantan Barat di Desa Wisata Kampung Caping, Pontianak, Selasa (21/10/2025). Kegiatan ini menghadirkan Kepala Disporapar Kalbar, Windy Prihastari, yang memaparkan arah pembangunan pariwisata Kalbar menuju masa depan yang berdaya saing dan berkelanjutan.
“Melalui dialog interaktif ini, kita harapkan muncul berbagai gagasan inovatif dan kolaboratif untuk memajukan pariwisata Kalimantan Barat. Kita ingin pariwisata kita punya daya saing global, tapi tetap berpijak pada potensi lokal,” ujar Windy.
Windy menjelaskan, penguatan sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) juga menjadi strategi penting dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Kalbar. Industri MICE, kata dia, merupakan contoh konkret kolaborasi lintas sektor yang mampu menggerakkan ekonomi sekaligus menjaga nilai budaya dan lingkungan.
“Dengan adanya industri MICE ini, kita ingin membangun ekosistem pariwisata yang bukan hanya mengandalkan destinasi, tetapi juga kegiatan berskala nasional dan internasional yang membawa dampak ekonomi langsung bagi masyarakat,” jelasnya.
Windy juga menekankan pentingnya kolaborasi Hexahelix—yakni sinergi antara pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, komunitas, media, dan masyarakat—untuk memperkuat citra dan identitas “Wisata Emas Kalbar” sebagai wajah pariwisata daerah yang ramah, kreatif, dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Citra pariwisata daerah dibangun lewat kolaborasi, dengan melibatkan semua pihak agar Kalbar semakin dikenal luas sebagai destinasi yang unik dan berdaya saing,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Disporapar Kalbar juga memberikan Apresiasi Anugerah Desa Wisata (ADWI) kepada Desa Batu Lintang, Sungai Ulik (Kabupaten Kapuas Hulu) dan Desa Jagoi Babang (Kabupaten Bengkayang) atas kontribusi mereka dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Kalbar, pegiat pariwisata, dan kalangan pemuda yang aktif dalam pengembangan desa wisata dan ekonomi kreatif daerah. (Red)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini