KalbarOnline, Sintang – Supaya tumbuh dan berbuah lebat, setiap orang harus memiliki komitmen tinggi. Ini sebuah refleksi dan renuangan yang mendalam di saat era globalisasi saat ini. Demikian disampaikan Wakil Bupati Sintang Askiman saat membuka Kebaktian Kebangkitan Rohani (KKR) dan Persekutuan Doa Keliling Se-Daerah Ketungau di GKII Mahanaim Dusun Menilau Desa Sumber Sari Kecamatan Ketungau Tengah pada Selasa, (9/05/2017).
“sebuah pohon anggur diharapkan berbuah di setiap ranting dan dahan. Maka ranting yang sudah mati harus dipotong, dibuang dan dibakar. Perumpamaan ini mengisyaratkan, kita adalah pohon anggur, jangan sampai menjadi ranting dan dahan yang kering dan tidak berbuah karena akan dibuang,” kata Askiman.
Maka untuk bisa berbuah di era globalisasi saat ini, kita harus memiliki komitmen yang tinggi.Komitmen bisa dibangun melalui kegiatan-kegiatan rohani seperti KKR.
“Saya ingin kegiatan rohani ini mampu memperkuat komitmen jemaat dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.
Menurutnya evaluasi dan intrsopeksi diri harus dilakukan, supaya dapat bisa berbuah lebat di era globalisasi saat ini, “untuk bisa berbuah, kita harus menghindari narkoba, dan pergaulan bebas,” tegas Askiman.
Askiman mengaku senang kalangan gereja sudah mulai melaksanakan program gereja mandiri dan berbasis ekonomi dengan memulai membangun kebun kelapa sawit.
“Saya minta para hamba Tuhan menggerakan program gereja mandiri di seluruh gereja yang ada. Dan jangan lupa bentuk badan usaha, supaya nanti tanda buah segar bisa dijual ke pabrik kelapa sawit,” pesan Askiman.
Viciaris Tatang Hadinata Ketua Panitia menyampaikan bahwa tema KKR dan Doa Keliling adalah Komitmen Dipilih Untuk Berbuah di Era Globalisasi. Kegiatan akan berlangsung mulai 09-12 Mei 2017 dan menghadirkan pembicara Januari Pangaribuan.
“Jemaat kami di sini sudah bekerja keras mempersiapkan kegiatan ini,” ungkapnya.
Dikatakannya Gereja ini sudah mulai dibangun sejak tahun 2013 meskipun hingga sekarang belum selesai.
“Kami juga sudah menyelesaikan pembangunan pastori berkat bantuan banyak pihak. Gereja kami juga sedang memulai membangun kebun kelapa sawit dengan modal awal 100 bibit sawit sehingga ke depannya, kami sudah tidak memerlukan proposal untuk pengembangan gereja dan jemaat” terang Viciaris Tatang Hadinata.
Kepala Desa Sumber Sari, Elia menyampaikan apresiasi dengan dilaksanakan KKR dan Doa Keliling di wilayahnya dengan harapan toleransi, persatuan, dan kebersamaan warga di sini semakin kuat. “Kegiatan ini juga sebagai salah satu bentuk pembangunan yakni rohani” terang Elia.
“Ini sebagai bentuk bimbingan rohani bagi jemaat. Cara ini sangat efektiv dalam pembinaan masyarakat. Saat pembangunan rohani sudah baik, maka program pemerintah akan mudah diterima oleh masyarakat,” kata Camat Ketungau Tengah, Dakun.
Dalam hal membangun, saya mendorong pemerintahan desa dan para hamba Tuhan untuk memulai dulu dalam membangun, kalau ada kekurangan baru minta bantuan” pinta Dakun.
Sementara Pdt. Adam Ludan Ketua GKII Daerah Ketungau mengatakan di era globalisasi saat ini begitu banyak godaan untuk tidak komit dalam menjalankan kehidupan. Tetapi dengan KKR dan Doa Keliling ini, kita akan diingatkan lagi akan pentingnya komitmen akan banyak hal untuk menjalankan kehidupan yang baik.
“kami juga sudah membeli 15 hektar lahan untuk membangun kebun kelapa sawit untuk menunjang perkembangan pelayanan gereja di masa yang akan datang. Lahan sudah ada, bibit sedang disiapkan di polibag” terang Pdt. Adam Ludan. (Sg)
Comment