Nasional    

Program Berkelanjutan Cargill Berbuah Sukses untuk Petani Kelapa Sawit

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 06 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Nasional – Cargill telah melatih para petani

plasmanya di Indonesia untuk menjalankan praktik bertani yang berkelanjutan

selama bertahun-tahun. Baru-baru ini salah satu petani plasma tersebut, Suparji

memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) berkat Tandan

Buah Segar (TBS) seberat 95 kg yang dipanennya. Piagam penghargaan dan sejumlah

uang pun diterima Suparji sebagai bentuk apresiasi, Rabu (5/12/2018).

Ini adalah kedua kalinya Suparji, Ketua

Koperasi Barokah Jaya di Tegal Mulyo Sumatra Selatan menerima penghargaan atas

hasil panen yang luar biasa dari perkebunan yang sudah cukup berumur milik

koperasinya.

TBS Suparji jauh lebih berat dibanding

berat rata-rata TBS yaitu 25-35kg. Suparji menjelaskan keberhasilan tersebut

tak lepas dari pengembangan kapasitas yang rutin diberikan Cargill kepada para

petani plasma sebagai bagian dari program keberlanjutannya.

 “Berkat pelatihan praktik pertanian yang

berkelanjutan dari Cargill, kami pun jadi belajar peduli terhadap tanah

sekaligus menjaga produktivitasnya secara jangka panjang, memastikan

kelestariannya demi generasi setelah kami. Kami mengerti betapa pentingnya

keterlibatan semua pihak yang terlibat di rantai pasok minyak sawit mulai dari

perkebunan hingga ritel untuk senantiasa menjaga keberlangsungan lingkungan

serta tanggung jawab sosialnya. Sertifikasi RSPO menjadi bukti kepatuhan kami

atas praktik tersebut,” tukasnya.

Ketika sebuah perkebunan mendekati akhir

siklus hidupnya, hasil panen pun biasanya akan menurun. Namun dengan praktik

pertanian yang berkelanjutan, produktivitas dan kualitas TBS pun tetap terjaga

dengan penanganan yang ramah lingkungan. Cargill berkomitmen untuk melakukan

penanaman sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

lokal dimana Cargill berada.

Koperasi Barokah Jaya merupakan satu dari

20 koperasi bagian dari 21.000 hektar lahan perkebunan sawit PT Hindoli milik

Cargill di Sumatera Selatan. Dengan pendampingan dari Cargill, koperasi ini

menjadi salah satu kelompok petani plasma di dunia yang memperoleh sertifikasi

sesuai prinsip dan kriteria RSPO (Round Table for Sustainable Palm Oil) di

akhir 2010.

Ong Kee Chau, President Director PT

Hindoli, menjelaskan petani plasma menyumbang sekitar 40 persen dari pasokan

minyak kelapa sawit miliknya.

“Para petani plasma ini menggunakan hak

mereka dan menjadi bagian penting dalam menyediakan sumber pangan yang

berkelanjutan, sekaligus memenuhi permintaan global yang meningkat akan minyak

sawit yang berkelanjutan. Kami mendukung petani plasma dengan memberikan

pengetahuan mengenai praktik pertanian yang baik sehingga panen dan pendapatan

mereka pun dapat meningkat. Selain itu, semakin banyak permintaan kepatuhan

terhadap praktik-praktik berkelanjutan, mendorong mereka untuk memenuhi

persyaratan-persyaratan sertifikasi,” imbuhnya.

Sebagai bagian dari program keberlanjutan

bagi para petani plasma, Cargill mempersiapkan mereka untuk mendapatkan

sertifikasi RSPO dengan berbagai dukungan pelatihan. Cargill juga mengembangkan

program formal agar para petani plasma dapat menerima premium minyak sawit dari

penjualan produk bersertifikasi RSPO. Petani Plasma Hindoli telah memperoleh

premium RSPO pertamanya pada tahun 2011. Hingga Juni 2018 mereka telah menerima

premium RSPO dengan total lebih dari 3,6 juta dolar AS (Rp 51.401.027.883).

Hingga saat ini, Cargill telah melakukan

pendampingan kepada sekitar 13.500 dari 21.600 petani plasmanya di Sumatra

Selatan dan Kalimantan Barat untuk memperoleh sertifikat RSPO. (*/KO)

Artikel Selanjutnya
Bupati Jarot Resmikan Kantor Desa Telaga Dua Binjai Hulu
Kamis, 06 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
BNN Kubu Raya Gagalkan Upaya Penyelundupan Ganja Kering Asal Aceh ke Pontianak
Kamis, 06 Desember 2018

Berita terkait