KalbarOnline, Sintang – Komandan Korem (Danrem) 121/Abw, Brigjen TNI Bambang Ismawan mengatakan bahwa sekarang peperangan tidak hanya melibatkan tentara.
Ada juga peperangan yang diistilahkan dengan Proxy War yang merupakan peperangan yang menggunakan berbagai media.
Menurut Danrem, satu diantara bentuk Proxy War yaitu menghancurkan sebuah negara melalui narkoba.
Bahkan Danrem mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi sasaran peredaran terbesarnya.
“Bulan lalu, personel kami yang mengamankan 10 kilogram sabu. Bahkan akhir tahun lalu juga 30 kilogram. Inikan salah satu bentuk melemahkan bangsa ini melalui narkoba,” ujarnya, saat menghadiri ramah tamah di Pendopo Bupati Sintang.
Danrem mengharapkan kesadaran semua masyarakat, terutama di Kalimantan Barat agar jangan sampai ikut terlibat.
Ia juga mengakui bahwa untuk menjaga 100 persen perbatasan aman dari penyelundupan tentu tidak bisa hanya mengharapkan TNI.
“Apalagi perbatasan Kalimantan Barat 970 kilometer hanya ada 59 pos pamtas dan 700 personel. Tidak mungkin akan menjaga secara ketat. Oleh karena itu, kita bersama-sama. Kalau ada yang menawarkan barang itu jangan mau. Syukur-syukur bisa ditangkap,” tukasnya.
Sebagai wilayah yang merupakan jalur penyelundupan narkoba di Indonesia, Danrem mengajak semua masyarakat Kalbar untuk mampu bekerjasama.
Caranya yang paling sederhana masyarakat ikut sadar dan tidak segan melapor jika mengetahui.
“Ketika itu ada supplier tentu ada demand. Kalau ada yang beli ya pasti terus berjalan. Coba kalau mereka menyelundupkan barang masuk tetapi tidak ada yang makai, selesai semua. Kita selalu sampaikan pada setiap kesempatan, baik di perbatasan atau di forum,” terang Danrem.
Terlebih lagi Indonesia diprediksi pada 2030 atau 2035 akan menjadi negara dengan ekonomi ketiga terbesar di dunia.
Oleh karena itu, kondisi yang kondusif, aman, dan tentram tentu akan menjadi pertimbangan target tersebut. (Sg)
Comment