Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 26 Oktober 2017 |
- Kans Karolin menjadi Gubernur tidak akan sama seperti di masa Cornelis dulu
KalbarOnline, Pontianak – Pengamat Politik Untan, Usmulyadi menyatakan bahwa dukungan Gerindra untuk Karolin di Pilgub Kalbar 2018 sudah terbaca.
Hal tersebut meneurutnya, buntut dari polemik yang ada di internal PDIP Kalbar. Ia juga mengatakan bahwa pergerakan politik memang sangat dinamis dan begitu cepat.
“Karolin sampai menggunakan Gerindra, buntut dari polemik yang terjadi di internal PDIP Kalbar. Apalagi keinginan kader PDIP Kalbar semakin menguat untuk mengusung Lasarus. Apalagi Lasarus saat ini sebagai DPR RI, tentu komunikasi politik ditingkat DPP juga menguntungkan,” ujarnya.
Buntut dari polemik itu, lanjutnya, sepertinya PDIP lebih ke Lasarus sehingga mengharuskan Cornelis dan Karolin memutar otak untuk membangun kekuatan baru dengan perahu lain (Gerindra).
Dirinya juga mengakui besarnya PDIP di Kalbar ini karena kekuatan figur Cornelis.
“Tentu sudah ada pertimbangan yang khusus dari mereka mengapa menggunakan perahu lain. Kalau penilaian saya, karena perahu PDIP ini lebih ke Lasarus, tentu Cornelis dan Karolin ingin melawan. Apalagi kita tahu PDIP dan Gerindra merupakan rival, karena Mega dan Jokowi adalah rival Prabowo, yang akan bertarung di Pilpres 2019 mendatang,” paparnya.
Untuk tingkat pusat, Prabowo dan Megawati itu bersebrangan, ia menilai yang terjadi di Kalbar ini semacam bentuk perlawan Cornelis kepada Megawati. Karena PDIP lebih cenderung memberikan dukungannya kepada Lasarus bukan pada Karolin yang notabenenya putri Cornelis yang telah membesarkan PDIP di Kalbar.
Namun demkian, ia menilai kans Karolin menjadi Gubernur tidak akan sama dengan Pilgub di masa Cornelis dulu,
“Karena figur Karolin tidak akan pernah menyamai ayahnya,” ucapnya.
Walaupun dalam politik setiap peluang menang itu tetap ada, tapi tetap ada hitung-hitungannya.
"Apalagi bertarung melawan Sutarmidji, saya melihat ini akan dimenangkan Sutarmidji, ditambah sudah bergabung dengan Ria Norsan. Konstituen mereka sudah semakin besar,” tandasnya. (Fai)
- Kans Karolin menjadi Gubernur tidak akan sama seperti di masa Cornelis dulu
KalbarOnline, Pontianak – Pengamat Politik Untan, Usmulyadi menyatakan bahwa dukungan Gerindra untuk Karolin di Pilgub Kalbar 2018 sudah terbaca.
Hal tersebut meneurutnya, buntut dari polemik yang ada di internal PDIP Kalbar. Ia juga mengatakan bahwa pergerakan politik memang sangat dinamis dan begitu cepat.
“Karolin sampai menggunakan Gerindra, buntut dari polemik yang terjadi di internal PDIP Kalbar. Apalagi keinginan kader PDIP Kalbar semakin menguat untuk mengusung Lasarus. Apalagi Lasarus saat ini sebagai DPR RI, tentu komunikasi politik ditingkat DPP juga menguntungkan,” ujarnya.
Buntut dari polemik itu, lanjutnya, sepertinya PDIP lebih ke Lasarus sehingga mengharuskan Cornelis dan Karolin memutar otak untuk membangun kekuatan baru dengan perahu lain (Gerindra).
Dirinya juga mengakui besarnya PDIP di Kalbar ini karena kekuatan figur Cornelis.
“Tentu sudah ada pertimbangan yang khusus dari mereka mengapa menggunakan perahu lain. Kalau penilaian saya, karena perahu PDIP ini lebih ke Lasarus, tentu Cornelis dan Karolin ingin melawan. Apalagi kita tahu PDIP dan Gerindra merupakan rival, karena Mega dan Jokowi adalah rival Prabowo, yang akan bertarung di Pilpres 2019 mendatang,” paparnya.
Untuk tingkat pusat, Prabowo dan Megawati itu bersebrangan, ia menilai yang terjadi di Kalbar ini semacam bentuk perlawan Cornelis kepada Megawati. Karena PDIP lebih cenderung memberikan dukungannya kepada Lasarus bukan pada Karolin yang notabenenya putri Cornelis yang telah membesarkan PDIP di Kalbar.
Namun demkian, ia menilai kans Karolin menjadi Gubernur tidak akan sama dengan Pilgub di masa Cornelis dulu,
“Karena figur Karolin tidak akan pernah menyamai ayahnya,” ucapnya.
Walaupun dalam politik setiap peluang menang itu tetap ada, tapi tetap ada hitung-hitungannya.
"Apalagi bertarung melawan Sutarmidji, saya melihat ini akan dimenangkan Sutarmidji, ditambah sudah bergabung dengan Ria Norsan. Konstituen mereka sudah semakin besar,” tandasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini