Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 29 Januari 2018 |
KalbarOnline, Sekadau – Setelah sukses dengan film 3 Perantau yang tayang beberapa waktu lalu, Sekadau Empuk Cerita kembali menggarap sebuah film dengan tajuk ‘Sang Penari’.
Namun kali ini film dengan latar beberapa daerah ikonik di Kabupaten Sekadau merupakan film pendek yang akan diikut sertakan dalam Festival Film Kalimantan Barat dengan tema ‘Seni, Adat dan Budaya’.
“Film ‘Sang Penari’ ini mengisahkan tentang seorang lelaki tulen yang diperankan oleh Ogut (Wahyu Ceper) mengambil jalan berbeda yakni sebagai koreografer (pengarah tari), ia mengabdikan hidupnya untuk seni tari tradisional,” ungkap Vicky Yadiza selaku sutradara saat mengambil salah satu take di Desa Tanjung sebagai salah satu ending take film ini.
Sementara Sekretaris Desa Sungai Ringin, Akmal H.M yang ikut serta dalam proses syuting mengatakan bahwa penggarapan film ‘Sang Penari’ selain untuk diikutsertakan dalam FFKB (Festival Film Kalimantan Barat), juga merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali gairah seni tari tradisional yang kian surut dikalangan pemuda.
“Seni tari tradisional harusnya dipertahankan dan dibudayakan terutama oleh pemuda pemudi, tak hanya bersifat musiman atau seremonial,” ungkapnya.
“Setelah ini kita akan garap kembali film berikutnya pada Juli mendatang, akan ada pemeran baru dari kalangan pelajar dalam film berikutnya, kita akan jaring melalui program SEC (Sekadau Empuk Cerita) Road to School,” tambah Akmal. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau – Setelah sukses dengan film 3 Perantau yang tayang beberapa waktu lalu, Sekadau Empuk Cerita kembali menggarap sebuah film dengan tajuk ‘Sang Penari’.
Namun kali ini film dengan latar beberapa daerah ikonik di Kabupaten Sekadau merupakan film pendek yang akan diikut sertakan dalam Festival Film Kalimantan Barat dengan tema ‘Seni, Adat dan Budaya’.
“Film ‘Sang Penari’ ini mengisahkan tentang seorang lelaki tulen yang diperankan oleh Ogut (Wahyu Ceper) mengambil jalan berbeda yakni sebagai koreografer (pengarah tari), ia mengabdikan hidupnya untuk seni tari tradisional,” ungkap Vicky Yadiza selaku sutradara saat mengambil salah satu take di Desa Tanjung sebagai salah satu ending take film ini.
Sementara Sekretaris Desa Sungai Ringin, Akmal H.M yang ikut serta dalam proses syuting mengatakan bahwa penggarapan film ‘Sang Penari’ selain untuk diikutsertakan dalam FFKB (Festival Film Kalimantan Barat), juga merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali gairah seni tari tradisional yang kian surut dikalangan pemuda.
“Seni tari tradisional harusnya dipertahankan dan dibudayakan terutama oleh pemuda pemudi, tak hanya bersifat musiman atau seremonial,” ungkapnya.
“Setelah ini kita akan garap kembali film berikutnya pada Juli mendatang, akan ada pemeran baru dari kalangan pelajar dalam film berikutnya, kita akan jaring melalui program SEC (Sekadau Empuk Cerita) Road to School,” tambah Akmal. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini