Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 29 Januari 2018 |
KalbarOnline, Ketapang – Perbaikan gizi khususnya stunting (pendek/kerdil) menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019.
Pencegahan dan penanggulangan Stunting menjadi sangat penting sebab Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Di Kabupaten Ketapang sendiri kasus gizi buruk walau dengan angka yang rendah tetapi masih ditemukan setiap tahunnya. Kasus yang kerap dialami balita tersebut terjadi di beberapa kecamatan baik di wilayah didaerah pesisir pantai maupun di pedalaman, hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Ketapang.
Menurutnya kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Ketapang selain memang dikarenakan faktor bawaan dari lahir juga lebih disebabkan faktor kesalahan dalam pola asuh orang tua kepada anak. Selain itu tidak menutup kemungkinan juga dikarenakan rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi yang juga menjadi faktor pendukung terjadinya gizi buruk.
“Pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran dan berlanjut sampai anak berusia dua tahun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan, H Rustami, SKM., M.Kes saat ditemui Tim KalbarOnline di ruang kerjanya, Jum’at (26/1).
Dia menambahkan, dalam penanganan kasus gizi buruk serta penyakit musiman malaria (DBD) pihaknya sedang menggalakan program peningkatan gizi dengan melakukan pendampingan dan memberikan makanan tambahan serta membagikan bubuk abate melalui Puskesmas di masing-masing kecamatan.
“Kami akan melaksakan akreditasi terhadap 8 puskesmas karena kedepan puskesmas mesti melayani dengan sesui dengan standar internasional sebagai garda terdepan untuk menekan angka gizi buruk,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya sosialisasi guna memberikan pemahaman kepada keluarga dalam menjaga pola asuh anak serta pemberian asupan makanan bergizi juga terus dilakukan pihaknya agar orang tua sadar akan pentingnya mejaga kesehatan keluarga khususnya anak serta tidak mengesampingkan pola asuh anak yang benar.
“Kita berharap dari sosialisasi yang intens, serta pendampingan dari Germas kasus gizi buruk bisa lebih ditekan,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang – Perbaikan gizi khususnya stunting (pendek/kerdil) menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional tahun 2015-2019.
Pencegahan dan penanggulangan Stunting menjadi sangat penting sebab Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Di Kabupaten Ketapang sendiri kasus gizi buruk walau dengan angka yang rendah tetapi masih ditemukan setiap tahunnya. Kasus yang kerap dialami balita tersebut terjadi di beberapa kecamatan baik di wilayah didaerah pesisir pantai maupun di pedalaman, hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Ketapang.
Menurutnya kasus gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Ketapang selain memang dikarenakan faktor bawaan dari lahir juga lebih disebabkan faktor kesalahan dalam pola asuh orang tua kepada anak. Selain itu tidak menutup kemungkinan juga dikarenakan rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi yang juga menjadi faktor pendukung terjadinya gizi buruk.
“Pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran dan berlanjut sampai anak berusia dua tahun,” ujar Kepala Dinas Kesehatan, H Rustami, SKM., M.Kes saat ditemui Tim KalbarOnline di ruang kerjanya, Jum’at (26/1).
Dia menambahkan, dalam penanganan kasus gizi buruk serta penyakit musiman malaria (DBD) pihaknya sedang menggalakan program peningkatan gizi dengan melakukan pendampingan dan memberikan makanan tambahan serta membagikan bubuk abate melalui Puskesmas di masing-masing kecamatan.
“Kami akan melaksakan akreditasi terhadap 8 puskesmas karena kedepan puskesmas mesti melayani dengan sesui dengan standar internasional sebagai garda terdepan untuk menekan angka gizi buruk,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya sosialisasi guna memberikan pemahaman kepada keluarga dalam menjaga pola asuh anak serta pemberian asupan makanan bergizi juga terus dilakukan pihaknya agar orang tua sadar akan pentingnya mejaga kesehatan keluarga khususnya anak serta tidak mengesampingkan pola asuh anak yang benar.
“Kita berharap dari sosialisasi yang intens, serta pendampingan dari Germas kasus gizi buruk bisa lebih ditekan,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini