Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Selasa, 05 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Angka gizi buruk dan stunting pada balita masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Ketapang. Hal ini disampaikan oleh Hikmat Siregar dari LSM Indonesian eCatalogue Watch (INDECH) usai melakukan kunjungan dan dialog dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Feria.
Menurut Hikmat, persoalan gizi dan stunting merupakan isu penting yang berdampak langsung pada kualitas kesehatan dan masa depan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pemantauan berkala dianggap sangat penting untuk deteksi dini dan intervensi cepat terhadap kondisi gizi buruk.
“Masalah gizi dan stunting ini sangat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak sebagai penerus bangsa,” ujarnya kepada KalbarOnline.com, Selasa (05/08/2025).
Secara nasional, menurut data Kementerian Kesehatan RI, tren penurunan angka stunting memang terjadi dari 24,4% pada tahun 2022 menjadi 21,6%. Namun di sisi lain, angka gizi buruk justru meningkat dari 7,1% menjadi 7,7%.
Kondisi serupa juga tercermin di Kabupaten Ketapang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ketapang yang diterima INDECH, empat indikator utama status gizi balita menunjukkan tren peningkatan pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Balita dengan status gizi kurang pada tahun 2023 tercatat sebanyak 457 orang, meningkat menjadi 921 orang pada tahun 2024,” kata Hikmat.
Sementara itu, jumlah balita dengan gizi buruk meningkat dari 212 orang pada tahun 2023 menjadi 247 orang pada tahun 2024. Untuk balita dengan berat badan kurang, dari 1.255 anak pada 2023 melonjak menjadi 2.142 anak pada 2024.
Sedangkan angka balita pendek atau stunting tercatat sebanyak 1.484 orang pada 2023 dan meningkat drastis menjadi 2.448 orang pada 2024.
“Dari grafik ini kita melihat ada kecenderungan kenaikan jumlah kasus. Ini tentu memerlukan perhatian dan intervensi yang lebih serius dari semua pihak,” jelas Hikmat.
Ia berharap, pemerintah daerah terus memperkuat program pemantauan dan penanganan gizi secara berkala, terutama di 20 kecamatan di Kabupaten Ketapang, agar angka-angka tersebut bisa ditekan. (Adi LC)
KALBARONLINE.com – Angka gizi buruk dan stunting pada balita masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Ketapang. Hal ini disampaikan oleh Hikmat Siregar dari LSM Indonesian eCatalogue Watch (INDECH) usai melakukan kunjungan dan dialog dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Feria.
Menurut Hikmat, persoalan gizi dan stunting merupakan isu penting yang berdampak langsung pada kualitas kesehatan dan masa depan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pemantauan berkala dianggap sangat penting untuk deteksi dini dan intervensi cepat terhadap kondisi gizi buruk.
“Masalah gizi dan stunting ini sangat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak sebagai penerus bangsa,” ujarnya kepada KalbarOnline.com, Selasa (05/08/2025).
Secara nasional, menurut data Kementerian Kesehatan RI, tren penurunan angka stunting memang terjadi dari 24,4% pada tahun 2022 menjadi 21,6%. Namun di sisi lain, angka gizi buruk justru meningkat dari 7,1% menjadi 7,7%.
Kondisi serupa juga tercermin di Kabupaten Ketapang. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ketapang yang diterima INDECH, empat indikator utama status gizi balita menunjukkan tren peningkatan pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
“Balita dengan status gizi kurang pada tahun 2023 tercatat sebanyak 457 orang, meningkat menjadi 921 orang pada tahun 2024,” kata Hikmat.
Sementara itu, jumlah balita dengan gizi buruk meningkat dari 212 orang pada tahun 2023 menjadi 247 orang pada tahun 2024. Untuk balita dengan berat badan kurang, dari 1.255 anak pada 2023 melonjak menjadi 2.142 anak pada 2024.
Sedangkan angka balita pendek atau stunting tercatat sebanyak 1.484 orang pada 2023 dan meningkat drastis menjadi 2.448 orang pada 2024.
“Dari grafik ini kita melihat ada kecenderungan kenaikan jumlah kasus. Ini tentu memerlukan perhatian dan intervensi yang lebih serius dari semua pihak,” jelas Hikmat.
Ia berharap, pemerintah daerah terus memperkuat program pemantauan dan penanganan gizi secara berkala, terutama di 20 kecamatan di Kabupaten Ketapang, agar angka-angka tersebut bisa ditekan. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini