Sutarmidji ke Anggota Paskibraka Pontianak: Tidak Boleh Ada yang Merokok

Wali Kota Kukuhkan 32 Paskibraka

KalbarOnline, Pontianak – Wali Kota Pontianak, Sutarmidji resmi mengukuhkan 32 anggota Paskibraka Kota Pontianak di Aula Asrama Haji, Rabu (15/8/2018) malam. Mereka akan bertugas mengibarkan Sang Saka Merah Putih pada upacara memperingati HUT ke-73 Kemerdekaan RI di Lapangan Keboen Sajoek pada Jumat (17/8/2018).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dalam sambutan pengukuhan Paskibraka, Sutarmidji berpesan, sebagai seorang Paskibraka, tidak boleh ada yang merokok atau menjadi perokok. Sebab menurut dia, aktivitas merokok akan mengganggu produktivitas kinerja seseorang. Bahkan, dirinya mengklaim hampir seluruh pejabat eselon di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak di bawah kepemimpinannya tidak ada yang merokok. Jajaran pejabat Pemkot diberikannya dua opsi, yakni pilih jabatan atau merokok.

Baca Juga :  Empat Bandar Judi Online Berhasil Diringkus Polda Kalbar

“Alasan saya melarang mereka merokok karena aktivitas merokok mengganggu produktivitas mereka. Bayangkan berapa banyak waktu kerja mereka terbuang hanya untuk merokok,” tegasnya.

Selain itu, orang nomor satu di Kota Pontianak ini juga mengingatkan generasi muda harus memiliki obsesi yang terbaik.

“Saya selalu ingin menjadi yang terbaik. Karena saya tak mau berhenti berpikir, saya tidak mau berhenti berinovasi dan saya tidak mau berhenti untuk menyelesaikan suatu masalah,” sebut Sutarmidji.

Cita-cita atau obsesi itu, lanjut dia, harus bisa diwujudkan. Seberat apapun tantangan yang dihadapi, para generasi muda diharapkan mampu mewujudkan cita-cita itu sehingga bermanfaat bagi orang lain.

Baca Juga :  Penyanyi Budi Doremi Bakal Tampil di Warkop Pontianak dan Singkawang

“Jangan berpikir siapa kita, dari mana keluarga kita, bagaimana keluarga kita, itu semua bukan menjadi hambatan untuk kita menjadi siapa dan menjadi apa,” ucapnya.

Kepada anggota Paskibraka yang terdiri dari 16 laki-laki dan 16 perempuan ini, Sutarmidji juga mengingatkan supaya mereka tidak memulai segala sesuatu dengan keluhan. Sebab, segala sesuatu yang dimulai dengan keluhan maka mereka tidak akan mungkin mencapai apa yang diinginkan.

“Karena keluhan adalah bagian dari hambatan untuk mewujudkan suatu pemikiran, suatu obsesi atau cita-cita,” pungkasnya. (jim)

Comment