Singkawang    

Ria Norsan Sebut Gerakan Kepramukaan Sebagai Pilar Pendidikan Kaum Muda Indonesia

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 01 November 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Singkawang – Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan menyebut gerakan kepramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia.

“Sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda Indonesia, pendidikan

kepramukaan dituntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata menghasilkan

sumber daya manusia yang berkualitas melalui pembentukan karakter, etos kerja

dan disiplin yang tinggi,” kata Ria Norsan saat menghadiri peringatan Hari

Pramuka ke-75 dan pembukaan Raimuna di Kota Singkawang, Rabu (31/10/2018).

Di era globalisasi dewasa ini, kata dia, penuh dengan

persaingan yang sangat ketat dan selektif. Manusia merupakan faktor penentu yang

paling utama bagi suatu bangsa yang unggul dari bangsa lainnya.

“Bangsa yang unggul tersebut bukan hanya membangun hardskill

generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus

diimbangi dan mampu membangun soft skill generasi yang memiliki karakter, watak

yang kuat, tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, sanggup menghadapi

tantangan dan berbagai persoalan yang dihadapi untuk menata masa depan dengan

lebih baik,” terangnya.

Gerakan pramuka, kata dia, mencapai keberhasilan dalam upaya

pembentukan karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang handal dan

lebih baik pada masa depan.

“Kita berharap, Gerakan Pramuka menjadi semakin berkembang

dan bergelora serta senantiasa mendapatkan hidayah dan berkah dari Allah,” harapnya.

Ria Norsan yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan

Pramuka Kalbar mengatakan Gerakan Pramuka yang lahir pada tanggal 14 Agustus

1961 sebagai penyatuan dari 60 Organisasi Kepanduan yang dilakukan oleh

Presiden Soekarno pada waktu itu ditujukan untuk dapat menjadi perekat bangsa.

“Tidak hanya sekedar membentuk kepribadian anak-anak dan

remaja yang tangguh dan handal, namun sekaligus juga mendorong menciptakan masa

depan bangsa yang lebih baik, sejahtera, aman dan tentram serta berbudaya,” tukasnya.

Khususnya dalam mempersiapkan diri menghadapi periode Bonus

Demografi yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, dimana ada 70 persen penduduk

usia kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan yang harus mendapat prioritas

penyelesaiannya.

“Disinilah pentingnya peranan Gerakan Pramuka sebagai

lembaga pendidikan non formal yang akan melengkapi pendidikan informal yang

diperoleh anak-anak dalam keluarga dan pendidikan formal di sekolah. Kerjasama

sinergis antara lembaga pendidikan formal, non formal dan informal sangatlah

penting dan menjadi keharusan,” harap dia.

Menurutnya hal ini tentu tidak mudah dan semua menjadi tugas

serta tanggung jawab kita bersama sebagai orang tua dan pendidik di bawah

pembinaan pemerintah. Gerakan Pramuka yang kini berusia 57 tahun tentunya tidak

sama suasana dan kondisinya ketika dilahirkan, generasinyapun sudah berbeda

dengan generasi sekarang yang serba digital, generasi cyber online 24 jam yang

diungkapkan melalui media sosial (netizen).

“Gerakan Pramuka harus dapat menangkap fenomena yang terjadi

dalam era globalisasi, kebebasan berkomunikasi dan bertransformasi menciptakan

Gerakan Pramuka dengan berbagai kegiatan baru yang menarik, asyik, dan gembira

sehingga diminati kaum muda, namun tetap memegang teguh pada Kode Kehormatan

Pramuka,” tukasnya.

“Jika Pramuka tidak responsif dan tidak dapat berperan

sesuai keinginan kaum muda tersebut, maka lambat laun Pramuka akan ditinggalkan

oleh anggotanya,” pungkasnya. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
Gala Desa Perdana di Sekadau Bakal Digelar, Ini Harapan Kepala Disporabudpar
Kamis, 01 November 2018
Artikel Sebelumnya
Sutarmidji Minta Pemerintah Daerah Evaluasi Penghematan Anggaran
Kamis, 01 November 2018

Berita terkait