Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 01 November 2018 |
KalbarOnline, Singkawang – Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan menyebut gerakan kepramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia.
“Sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda Indonesia, pendidikan
kepramukaan dituntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas melalui pembentukan karakter, etos kerja
dan disiplin yang tinggi,” kata Ria Norsan saat menghadiri peringatan Hari
Pramuka ke-75 dan pembukaan Raimuna di Kota Singkawang, Rabu (31/10/2018).
Di era globalisasi dewasa ini, kata dia, penuh dengan
persaingan yang sangat ketat dan selektif. Manusia merupakan faktor penentu yang
paling utama bagi suatu bangsa yang unggul dari bangsa lainnya.
“Bangsa yang unggul tersebut bukan hanya membangun hardskill
generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus
diimbangi dan mampu membangun soft skill generasi yang memiliki karakter, watak
yang kuat, tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, sanggup menghadapi
tantangan dan berbagai persoalan yang dihadapi untuk menata masa depan dengan
lebih baik,” terangnya.
Gerakan pramuka, kata dia, mencapai keberhasilan dalam upaya
pembentukan karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang handal dan
lebih baik pada masa depan.
“Kita berharap, Gerakan Pramuka menjadi semakin berkembang
dan bergelora serta senantiasa mendapatkan hidayah dan berkah dari Allah,” harapnya.
Ria Norsan yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan
Pramuka Kalbar mengatakan Gerakan Pramuka yang lahir pada tanggal 14 Agustus
1961 sebagai penyatuan dari 60 Organisasi Kepanduan yang dilakukan oleh
Presiden Soekarno pada waktu itu ditujukan untuk dapat menjadi perekat bangsa.
“Tidak hanya sekedar membentuk kepribadian anak-anak dan
remaja yang tangguh dan handal, namun sekaligus juga mendorong menciptakan masa
depan bangsa yang lebih baik, sejahtera, aman dan tentram serta berbudaya,” tukasnya.
Khususnya dalam mempersiapkan diri menghadapi periode Bonus
Demografi yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, dimana ada 70 persen penduduk
usia kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan yang harus mendapat prioritas
penyelesaiannya.
“Disinilah pentingnya peranan Gerakan Pramuka sebagai
lembaga pendidikan non formal yang akan melengkapi pendidikan informal yang
diperoleh anak-anak dalam keluarga dan pendidikan formal di sekolah. Kerjasama
sinergis antara lembaga pendidikan formal, non formal dan informal sangatlah
penting dan menjadi keharusan,” harap dia.
Menurutnya hal ini tentu tidak mudah dan semua menjadi tugas
serta tanggung jawab kita bersama sebagai orang tua dan pendidik di bawah
pembinaan pemerintah. Gerakan Pramuka yang kini berusia 57 tahun tentunya tidak
sama suasana dan kondisinya ketika dilahirkan, generasinyapun sudah berbeda
dengan generasi sekarang yang serba digital, generasi cyber online 24 jam yang
diungkapkan melalui media sosial (netizen).
“Gerakan Pramuka harus dapat menangkap fenomena yang terjadi
dalam era globalisasi, kebebasan berkomunikasi dan bertransformasi menciptakan
Gerakan Pramuka dengan berbagai kegiatan baru yang menarik, asyik, dan gembira
sehingga diminati kaum muda, namun tetap memegang teguh pada Kode Kehormatan
Pramuka,” tukasnya.
“Jika Pramuka tidak responsif dan tidak dapat berperan
sesuai keinginan kaum muda tersebut, maka lambat laun Pramuka akan ditinggalkan
oleh anggotanya,” pungkasnya. (*/Fai)
KalbarOnline, Singkawang – Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan menyebut gerakan kepramukaan sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia.
“Sebagai salah satu pilar pendidikan kaum muda Indonesia, pendidikan
kepramukaan dituntut untuk dapat lebih berkontribusi secara nyata menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas melalui pembentukan karakter, etos kerja
dan disiplin yang tinggi,” kata Ria Norsan saat menghadiri peringatan Hari
Pramuka ke-75 dan pembukaan Raimuna di Kota Singkawang, Rabu (31/10/2018).
Di era globalisasi dewasa ini, kata dia, penuh dengan
persaingan yang sangat ketat dan selektif. Manusia merupakan faktor penentu yang
paling utama bagi suatu bangsa yang unggul dari bangsa lainnya.
“Bangsa yang unggul tersebut bukan hanya membangun hardskill
generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga harus
diimbangi dan mampu membangun soft skill generasi yang memiliki karakter, watak
yang kuat, tangguh kepribadiannya, luhur budi pekertinya, sanggup menghadapi
tantangan dan berbagai persoalan yang dihadapi untuk menata masa depan dengan
lebih baik,” terangnya.
Gerakan pramuka, kata dia, mencapai keberhasilan dalam upaya
pembentukan karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang handal dan
lebih baik pada masa depan.
“Kita berharap, Gerakan Pramuka menjadi semakin berkembang
dan bergelora serta senantiasa mendapatkan hidayah dan berkah dari Allah,” harapnya.
Ria Norsan yang juga Ketua Majelis Pembimbing Daerah Gerakan
Pramuka Kalbar mengatakan Gerakan Pramuka yang lahir pada tanggal 14 Agustus
1961 sebagai penyatuan dari 60 Organisasi Kepanduan yang dilakukan oleh
Presiden Soekarno pada waktu itu ditujukan untuk dapat menjadi perekat bangsa.
“Tidak hanya sekedar membentuk kepribadian anak-anak dan
remaja yang tangguh dan handal, namun sekaligus juga mendorong menciptakan masa
depan bangsa yang lebih baik, sejahtera, aman dan tentram serta berbudaya,” tukasnya.
Khususnya dalam mempersiapkan diri menghadapi periode Bonus
Demografi yang akan terjadi pada tahun 2020-2030, dimana ada 70 persen penduduk
usia kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan yang harus mendapat prioritas
penyelesaiannya.
“Disinilah pentingnya peranan Gerakan Pramuka sebagai
lembaga pendidikan non formal yang akan melengkapi pendidikan informal yang
diperoleh anak-anak dalam keluarga dan pendidikan formal di sekolah. Kerjasama
sinergis antara lembaga pendidikan formal, non formal dan informal sangatlah
penting dan menjadi keharusan,” harap dia.
Menurutnya hal ini tentu tidak mudah dan semua menjadi tugas
serta tanggung jawab kita bersama sebagai orang tua dan pendidik di bawah
pembinaan pemerintah. Gerakan Pramuka yang kini berusia 57 tahun tentunya tidak
sama suasana dan kondisinya ketika dilahirkan, generasinyapun sudah berbeda
dengan generasi sekarang yang serba digital, generasi cyber online 24 jam yang
diungkapkan melalui media sosial (netizen).
“Gerakan Pramuka harus dapat menangkap fenomena yang terjadi
dalam era globalisasi, kebebasan berkomunikasi dan bertransformasi menciptakan
Gerakan Pramuka dengan berbagai kegiatan baru yang menarik, asyik, dan gembira
sehingga diminati kaum muda, namun tetap memegang teguh pada Kode Kehormatan
Pramuka,” tukasnya.
“Jika Pramuka tidak responsif dan tidak dapat berperan
sesuai keinginan kaum muda tersebut, maka lambat laun Pramuka akan ditinggalkan
oleh anggotanya,” pungkasnya. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini