Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 03 November 2018 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno menutup rangkaian pekan olahraga dan seni (Porseni)
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sintang tahun 2018 di Aula
Gedung PGRI Sintang Kamis (1/11/18) pagi.
Penutupan Porseni PGRI yang bertemakan ‘meningkatkan profesionalisme
anggota PGRI melalui pengembangan sportivitas, kreativitas dan cinta budaya
untuk mewujudkan revolusi mental bangsa’ ini turut dihadiri Anggota DPRD
Provinsi Kalbar, Kadri, Pengurus PGRI Sintang, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sintang,
para peserta porseni dari 14 Kecamatan di Kabupaten Sintang dan tamu undangan
lainnya.
Bupati Jarot mengungkapkan bahwa pentingnya kegiatan porseni
ini karena menggabungkan antara olahraga dan kesenian guna memperhalus jiwa, fisik
dan budi pekerti para guru secara khusus di Kabupaten Sintang.
Porseni ini juga, kata dia, merupakan wadah silaturrahmi
untuk saling bertukar pengalaman, bertukar pikiran, menggalang solidaritas dan
lainnya sesama guru.
“Jadi porseni ini sangat tepat, menggabungkan kegiatan
olahraga dan kesenian, seni dan agama itu mengetuk pintu hati yang sama,
sebagai guru kita diajarkan untuk menjaga moral dan akhlak generasi muda kita
supaya baik, tentu kita sebagai guru diisi dengan ajaran moral dan akhlak yang
baik,” kata Bupati.
Selain itu Bupati Jarot mengatakan bahwa profesi guru merupakan
satu kemulian, martabat dan gengsi, untuk itu dirinya meminta para guru di Sintang
harus menjaga kehormatan profesinya sebagai guru, terlebih di era millenial ini
dimana era teknologi serba instan dan cangih salah satunya tumbuh kembangnya
media sosial yang bisa menimbulkan hal buruk dan baik, oleh karenanya itu harus
dijaga.
“Kalau sampai kita tidak benar dalam perbuatan, tingkah
laku, pikiran bahkan postingan di medsos itu bisa merendahkan martabat kita sebagai
guru, untuk itu dijaga meskipun guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,
sehingga tugas guru itu lebih berat dari yang lain, orang lain boleh berbuat
salah tapi tidak untuk guru, karena guru itu digugu dan ditiru,” tandasnya.
Sementara Wakil Ketua PGRI Sintang, Edy Sunaryo mengatakan Porseni
PGRI ini sudah dilaksanakan di tingkat kecamatan dan hari ini merupakan hari
puncak kegiatan untuk tingkat Kabupaten yang mana diikuti oleh perwakilan dari
masing-masing 14 Kecamatan di Kabupaten Sintang yang mana langsung dilakukan
penyeraahan bagi para pemenang lomba rangkaian kegiatan porseni.
“Nanti yang juara satu akan mewakili Sintang untuk tingkat Provinsi
Kalbar di Ketapang nantinya, untuk itu kami nanti minta Pak Bupati melepas
kontingen kita ke Ketapang nanti ya,” kata Edi yang juga merupakan Kepala
Sekolah SMA 1 Sintang.
Dalam kesempatan itu Edy menyampaikan kepada Bupati bahwa
jumlah Guru dari tingkat SD sampai dengan tingkat SLTA di Kabupaten Sintang
hampir mencapai 6000, namun dari 6000 tersebut yang berstatus PNS hanya sekitar
3000 guru dan sisanya adalah non PNS dan juga sebagian kecilnya berstatus guru
kontrak, sementara kebijakan pemerintah pusat terkait pengelolaan dana BOS
untuk memberikan insentif kepada guru non PNS atau honor itu sangatlah kecil
terutama bagi guru-guru yang di daerah pedalaman baik itu guru SD, SMP dan SMA.
“Jadi kita dengan anggaran yang ada saat ini sangat sulit
untuk menghargai guru yang harus sarjana dengan konsentrasi ngajar penuh
sementara insentif yang mereka dapatkan sangat-sangat kecil, saya pernah tanya
dengan salah satu guru honor bahwa satu bulan itu hanya 350 ribu dan itu pun
kadang-kadang 3 bulan sekali baru keluar, inilah yang terjadi,” ungkap Edy.
Oleh karena itu Edy meminta baik kepada Pemerintah Kabupaten
dan Provinsi bahkan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan dan memberikan solusi
masalah-masalah tersebut sehingga guru itu merasa di perhatikan oleh
pemerintah, terlebih guru itu di tuntut untuk menciptakan generasi bangsa yang
hebat dan cerdas namun dari segi kesejahteraan guru kurang diperhatikan
terutama guru-guru non PNS, sehingga apapun kebijakan yang di laksanakan oleh
sekolah harus di dukung oleh pemerintah dan masyarakat tanpa menimbulkan
persoalan di dunia hukum.
“Sebab kalau sekarang ini kalau sedikit narik iuran untuk
bayar guru honor katanya pungli, Kepala Sekolah bingung guru satu sekoalah
hanya dua orang sementara muridnya enam kelas, anggaran untuk bayar gajih guru
honor itu hanya sedikit, sehingga inikan menjadi persoalan, untuk itulah perlu
perhatian pemerintah,” pungkas Edy. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno menutup rangkaian pekan olahraga dan seni (Porseni)
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sintang tahun 2018 di Aula
Gedung PGRI Sintang Kamis (1/11/18) pagi.
Penutupan Porseni PGRI yang bertemakan ‘meningkatkan profesionalisme
anggota PGRI melalui pengembangan sportivitas, kreativitas dan cinta budaya
untuk mewujudkan revolusi mental bangsa’ ini turut dihadiri Anggota DPRD
Provinsi Kalbar, Kadri, Pengurus PGRI Sintang, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sintang,
para peserta porseni dari 14 Kecamatan di Kabupaten Sintang dan tamu undangan
lainnya.
Bupati Jarot mengungkapkan bahwa pentingnya kegiatan porseni
ini karena menggabungkan antara olahraga dan kesenian guna memperhalus jiwa, fisik
dan budi pekerti para guru secara khusus di Kabupaten Sintang.
Porseni ini juga, kata dia, merupakan wadah silaturrahmi
untuk saling bertukar pengalaman, bertukar pikiran, menggalang solidaritas dan
lainnya sesama guru.
“Jadi porseni ini sangat tepat, menggabungkan kegiatan
olahraga dan kesenian, seni dan agama itu mengetuk pintu hati yang sama,
sebagai guru kita diajarkan untuk menjaga moral dan akhlak generasi muda kita
supaya baik, tentu kita sebagai guru diisi dengan ajaran moral dan akhlak yang
baik,” kata Bupati.
Selain itu Bupati Jarot mengatakan bahwa profesi guru merupakan
satu kemulian, martabat dan gengsi, untuk itu dirinya meminta para guru di Sintang
harus menjaga kehormatan profesinya sebagai guru, terlebih di era millenial ini
dimana era teknologi serba instan dan cangih salah satunya tumbuh kembangnya
media sosial yang bisa menimbulkan hal buruk dan baik, oleh karenanya itu harus
dijaga.
“Kalau sampai kita tidak benar dalam perbuatan, tingkah
laku, pikiran bahkan postingan di medsos itu bisa merendahkan martabat kita sebagai
guru, untuk itu dijaga meskipun guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa,
sehingga tugas guru itu lebih berat dari yang lain, orang lain boleh berbuat
salah tapi tidak untuk guru, karena guru itu digugu dan ditiru,” tandasnya.
Sementara Wakil Ketua PGRI Sintang, Edy Sunaryo mengatakan Porseni
PGRI ini sudah dilaksanakan di tingkat kecamatan dan hari ini merupakan hari
puncak kegiatan untuk tingkat Kabupaten yang mana diikuti oleh perwakilan dari
masing-masing 14 Kecamatan di Kabupaten Sintang yang mana langsung dilakukan
penyeraahan bagi para pemenang lomba rangkaian kegiatan porseni.
“Nanti yang juara satu akan mewakili Sintang untuk tingkat Provinsi
Kalbar di Ketapang nantinya, untuk itu kami nanti minta Pak Bupati melepas
kontingen kita ke Ketapang nanti ya,” kata Edi yang juga merupakan Kepala
Sekolah SMA 1 Sintang.
Dalam kesempatan itu Edy menyampaikan kepada Bupati bahwa
jumlah Guru dari tingkat SD sampai dengan tingkat SLTA di Kabupaten Sintang
hampir mencapai 6000, namun dari 6000 tersebut yang berstatus PNS hanya sekitar
3000 guru dan sisanya adalah non PNS dan juga sebagian kecilnya berstatus guru
kontrak, sementara kebijakan pemerintah pusat terkait pengelolaan dana BOS
untuk memberikan insentif kepada guru non PNS atau honor itu sangatlah kecil
terutama bagi guru-guru yang di daerah pedalaman baik itu guru SD, SMP dan SMA.
“Jadi kita dengan anggaran yang ada saat ini sangat sulit
untuk menghargai guru yang harus sarjana dengan konsentrasi ngajar penuh
sementara insentif yang mereka dapatkan sangat-sangat kecil, saya pernah tanya
dengan salah satu guru honor bahwa satu bulan itu hanya 350 ribu dan itu pun
kadang-kadang 3 bulan sekali baru keluar, inilah yang terjadi,” ungkap Edy.
Oleh karena itu Edy meminta baik kepada Pemerintah Kabupaten
dan Provinsi bahkan Pemerintah Pusat untuk memperhatikan dan memberikan solusi
masalah-masalah tersebut sehingga guru itu merasa di perhatikan oleh
pemerintah, terlebih guru itu di tuntut untuk menciptakan generasi bangsa yang
hebat dan cerdas namun dari segi kesejahteraan guru kurang diperhatikan
terutama guru-guru non PNS, sehingga apapun kebijakan yang di laksanakan oleh
sekolah harus di dukung oleh pemerintah dan masyarakat tanpa menimbulkan
persoalan di dunia hukum.
“Sebab kalau sekarang ini kalau sedikit narik iuran untuk
bayar guru honor katanya pungli, Kepala Sekolah bingung guru satu sekoalah
hanya dua orang sementara muridnya enam kelas, anggaran untuk bayar gajih guru
honor itu hanya sedikit, sehingga inikan menjadi persoalan, untuk itulah perlu
perhatian pemerintah,” pungkas Edy. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini