Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 07 November 2018 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus mengatakan Pemerintah Kabupaten
Kubu Raya komitmen mendukung Program Kampung KB. Ia mengungkapkan hingga kini Kabupaten
Kubu Raya telah memiliki 10 kampung KB dan di tahun 2018 ini bertambah 10 kampung
KB lagi di 9 kecamatan.
Hermanus menyatakan pemilihan Desa Radak Baru sebagai lokasi
kampung KB telah didasarkan atas kajian-kajian. Karena itu, Hermanus meminta
semua pihak mendukung kampung KB sebagai program pemerintah.
“Penetapan ini harus disambut dengan baik. Jangan dijadikan
beban. Karena itu supaya betul-betul membuahkan hasil, program pemerintah ini
harus didukung. Jangan sampai bertepuk sebelah tangan,” pesannya, baru-baru
ini.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya,
Titus Nursiwan memaparkan bahwa Kalimantan Barat menjadi provinsi teratas di
Indonesia dalam angka perkawinan muda.
Begitu pula untuk perceraian usia dini, Kalbar menjadi
penyumbang tertinggi di tingkat nasional. Hal ini ditambah data statistik yang
menunjukkan waktu usia sekolah di Kalbar hanya 6,7 tahun.
“Bagaimana kita mau mengentaskan kemiskinan kalau anak-anak
remaja kita banyak yang tidak bersekolah dan di usia belia sudah memiliki
anak,” jelasnya.
Titus mengatakan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak
berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk di Kabupaten Kubu
Raya. Menurut dia, pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini tidak diikuti
keberadaan lahan yang cukup.
Bahkan lahan yang ada semakin berkurang akibat maraknya
pembangunan. Selain itu, isu-isu kependudukan seperti angka kelahiran di usia
15-19 tahun juga sangat tinggi, di mana pada usia sekolah kaum muda justru
banyak yang sudah menikah.
“Ini dibuktikan dengan angka statistik bahwa waktu sekolah
Kalimantan Barat hanya 6,7 tahun saja. Artinya, anak-anak kita hanya sekolah
sampai tamat Sekolah Dasar. Tujuh bulannya itu kelas satu SMP yang tidak sampai
naik kelas dua sudah berhenti sekolah,” ujarnya.
Fakta memprihatinkan lainnya, Titus melanjutkan, yakni angka
kematian ibu melahirkan dan anak yang terbilang tinggi. Seharusnya, kata dia,
di era kemajuan teknologi dan informasi saat ini sudah tidak ada lagi kasus
kematian ibu melahirkan dan anak. Bahkan satu saja kasus kematian ibu
melahirkan dan anak sudah bisa menjadikan status Kondisi Luar Biasa (KLB) pada
daerah bersangkutan. Karena itu, Titus menyebut pentingnya pembentukan kampung
KB di setiap kecamatan.
Tujuan kampung KB, kata Titus adalah untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat akan pentingnya perencanaan kehidupan keluarga sehingga
akan terwujud keluarga dan masyarakat yang berkualitas. Salah satu upaya
pengentasan kemiskinan tadi.
Titus mengungkapkan saat ini jumlah anak dan remaja sangat
tingi. Mendominasi 40 persen dari jumlah penduduk. Karena itu, ia menyebut
pentingnya menyiapkan anak dan remaja untuk ke depannya.
Karena, kata dia, tahun 2025-2030 mendatang Indonesia
termasuk Kalimantan Barat akan mendapatkan tahun bonus demografi. Artinya,
bonus atau hadiah demografi untuk penduduk dari anak remaja yang di tahun
2025-2030 nanti dewasa dan berkualitas.
“Itu menjadi bonus untuk daerahnya masing-masing, kalau
berkualitas. Tapi jika kalau melihat data tadi, bagaimana mau berkualitas,”
keluhnya.
Karena itu, Titus menyebut pentingnya melaksanakan instruksi
Presiden Joko Widodo untuk menerapkan kampung KB di setiap Kecamatan. Melalui
kampung KB, kualitas kualitas keluarga dan masyarakat diharapkan dapat
ditingkatkan.
Meski demikian, Titus menegaskan program KB tidak dapat
berjalan sendiri. Harus diikuti dengan program lintas sektor lainnya seperti
pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
“Punya anak dua belum tentu berkualitas kalau tidak
dibarengi dengan program lintas sektor lainnya. Jadi ini harus seiring sejalan.
Kampung KB tidak bicara hanya program KB saja. Kita harus tahu mengapa
anak-anak hanya sekolah sampai kelas enam saja. Ini harus dicari sumber
permasalahannya,” tuturnya. (ian/rio)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Wakil Bupati Kubu Raya, Hermanus mengatakan Pemerintah Kabupaten
Kubu Raya komitmen mendukung Program Kampung KB. Ia mengungkapkan hingga kini Kabupaten
Kubu Raya telah memiliki 10 kampung KB dan di tahun 2018 ini bertambah 10 kampung
KB lagi di 9 kecamatan.
Hermanus menyatakan pemilihan Desa Radak Baru sebagai lokasi
kampung KB telah didasarkan atas kajian-kajian. Karena itu, Hermanus meminta
semua pihak mendukung kampung KB sebagai program pemerintah.
“Penetapan ini harus disambut dengan baik. Jangan dijadikan
beban. Karena itu supaya betul-betul membuahkan hasil, program pemerintah ini
harus didukung. Jangan sampai bertepuk sebelah tangan,” pesannya, baru-baru
ini.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya,
Titus Nursiwan memaparkan bahwa Kalimantan Barat menjadi provinsi teratas di
Indonesia dalam angka perkawinan muda.
Begitu pula untuk perceraian usia dini, Kalbar menjadi
penyumbang tertinggi di tingkat nasional. Hal ini ditambah data statistik yang
menunjukkan waktu usia sekolah di Kalbar hanya 6,7 tahun.
“Bagaimana kita mau mengentaskan kemiskinan kalau anak-anak
remaja kita banyak yang tidak bersekolah dan di usia belia sudah memiliki
anak,” jelasnya.
Titus mengatakan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak
berbanding lurus dengan laju pertumbuhan penduduk, termasuk di Kabupaten Kubu
Raya. Menurut dia, pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini tidak diikuti
keberadaan lahan yang cukup.
Bahkan lahan yang ada semakin berkurang akibat maraknya
pembangunan. Selain itu, isu-isu kependudukan seperti angka kelahiran di usia
15-19 tahun juga sangat tinggi, di mana pada usia sekolah kaum muda justru
banyak yang sudah menikah.
“Ini dibuktikan dengan angka statistik bahwa waktu sekolah
Kalimantan Barat hanya 6,7 tahun saja. Artinya, anak-anak kita hanya sekolah
sampai tamat Sekolah Dasar. Tujuh bulannya itu kelas satu SMP yang tidak sampai
naik kelas dua sudah berhenti sekolah,” ujarnya.
Fakta memprihatinkan lainnya, Titus melanjutkan, yakni angka
kematian ibu melahirkan dan anak yang terbilang tinggi. Seharusnya, kata dia,
di era kemajuan teknologi dan informasi saat ini sudah tidak ada lagi kasus
kematian ibu melahirkan dan anak. Bahkan satu saja kasus kematian ibu
melahirkan dan anak sudah bisa menjadikan status Kondisi Luar Biasa (KLB) pada
daerah bersangkutan. Karena itu, Titus menyebut pentingnya pembentukan kampung
KB di setiap kecamatan.
Tujuan kampung KB, kata Titus adalah untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat akan pentingnya perencanaan kehidupan keluarga sehingga
akan terwujud keluarga dan masyarakat yang berkualitas. Salah satu upaya
pengentasan kemiskinan tadi.
Titus mengungkapkan saat ini jumlah anak dan remaja sangat
tingi. Mendominasi 40 persen dari jumlah penduduk. Karena itu, ia menyebut
pentingnya menyiapkan anak dan remaja untuk ke depannya.
Karena, kata dia, tahun 2025-2030 mendatang Indonesia
termasuk Kalimantan Barat akan mendapatkan tahun bonus demografi. Artinya,
bonus atau hadiah demografi untuk penduduk dari anak remaja yang di tahun
2025-2030 nanti dewasa dan berkualitas.
“Itu menjadi bonus untuk daerahnya masing-masing, kalau
berkualitas. Tapi jika kalau melihat data tadi, bagaimana mau berkualitas,”
keluhnya.
Karena itu, Titus menyebut pentingnya melaksanakan instruksi
Presiden Joko Widodo untuk menerapkan kampung KB di setiap Kecamatan. Melalui
kampung KB, kualitas kualitas keluarga dan masyarakat diharapkan dapat
ditingkatkan.
Meski demikian, Titus menegaskan program KB tidak dapat
berjalan sendiri. Harus diikuti dengan program lintas sektor lainnya seperti
pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
“Punya anak dua belum tentu berkualitas kalau tidak
dibarengi dengan program lintas sektor lainnya. Jadi ini harus seiring sejalan.
Kampung KB tidak bicara hanya program KB saja. Kita harus tahu mengapa
anak-anak hanya sekolah sampai kelas enam saja. Ini harus dicari sumber
permasalahannya,” tuturnya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini