Pontianak    

Catatan Penting Untuk Penerus Tongkat Estafet Kepemimpinan Wali Kota Pontianak

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 24 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Edi

dan Bahasan Siap Realisasikan Janji Kampanye

KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji secara resmi melantik Edi Rusdi Kamtono dan Bahasan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak periode 2018-2023. Pelantikan pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih pada Pilkada 2018 ini dilaksanakan di Balai Petitih Kantor Gubernur, Minggu (23/12).

Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan beserta istri foto bersama Wali Kota Pontianak dan Wakil Wali Kota Pontianak beserta istri
Wakil Gubernur Kalbar, Ria Norsan beserta istri foto bersama Wali Kota Pontianak dan Wakil Wali Kota Pontianak beserta istri (Foto: Fat)

https://www.youtube.com/watch?v=pgwOc964JPw

Gubernur Kalbar, Sutarmidji dalam

sambutannya menyampaikan sejumlah catatan penting kepada penerus tongkat

estafet kepemimpinan Wali Kota Pontianak.

Sutarmidji yang merupakan mantan Wali Kota

Pontianak dua periode ini mengingatkan kepada pasangan Edi Kamtono-Bahasan agar

dapat mengimplementasikan semua program yang sudah berjalan dan program yang sesuai

dengan visi misi saat kampanye.

Sutarmidji juga berharap kepada keduanya

agar lebih mengetahui seluk beluk Kota Pontianak.

“Karena mohon maaf Pak Edi, sampai sebelum Bapak

dilantik hari ini, saya kadang merasa masih sebagai Wali Kota. Sehingga kadang

kalau ada yang tak benar, saya yang banyak menelfon Kepala SKPD. Misalnya soal

kebersihan kota dan sebagainya, ada sampah saja satu kantong di Jalan Ayani

saya langsung telfon Kepala Dinas Kebersihannya,” tukasnya.

Selain itu, Sutarmidji juga mengingatkan kepada

Edi Kamtono dan Bahasan agar tak segan melakukan tindakan hukum sekalipun hal

kecil. Misalnya dicontohkan Sutarmidji, penindakan hukum terhadap yang

melakukan pemangkasan atau pemotongan pohon di Kota Pontianak.

“Karena pohon-pohon kita sudah teregistrasi,

siapapun yang melakukan pemangkasan dan pemotongan, Pak Edi harus berani

mengambil tindakan hukum. Itu memang hal kecil tapi penegakan hukum harus. Penegakan

hukum penting, sekali saja kompromi dengan hukum, maka langkah berikutnya akan

sulit,” ingatnya.

Sutarmidji juga berpesan agar pasar-pasar

tetap menjadi perhatian. Sinergi antara Pemerintah Provinsi dan pemerintah

daerah tingkat dua juga diharapkan Sutarmidji untuk terus ditingkatkan.

“Saya berharap sinergi Pemerintah Provinsi

dengan Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten lainnya terus ditingkatkan,

karena Kalbar perlu kebersamaan untuk mengejar ketertinggalan,” harapnya.

Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura ini

juga mengingatkan agar keduanya dalam menjalankan roda pemerintahan, tetap

menerapkan transparansi anggaran semaksimal mungkin. Sebab dengan menerapkan

transparansi anggaran, akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah.

“Transparansi anggaran penting, untuk

meningkatkan akuntabilitas kita. Sehingga apapun program Pemkot Pontianak akan

didukung oleh masyarakat,” ujarnya.

Sutarmidji juga menyatakan siap mendukung

apapun kebijakan yang dilakukan oleh keduanya sepanjang itu efisien dan

efektif. Ia menekankan, yang terpenting ada upaya solusi mengimbangi perkembangan

zaman di Pontianak.

“Saya rasa Pak Edi bisa mengkaji itu semua

dan gunakan anggaran secara hati-hati dan efisien karena jika salah langkah

maka akan membahayakan yang mempunyai tanggung jawab. Jangan banyak yang

dibahas tapi banyak yang dikerjakan,” ucapnya.

Sutarmidji juga mengungkapkan pekerjaan

rumah Pemerintah Kota Pontianak yakni pembenahan wilayah Pontianak Utara agar

lebih rapi dan bersih.

“Tugaskan saja, kan ada Pak Bahasan,

mungkin komunikasinya akan lebih mudah. Kalau Pontianak Utara itu sudah bersih

dan tertib, maka Pontianak akan semakin baik,” tukasnya.

Hanya saja, kata dia, tinggal bagaimana

mengurangi kemacetan di Jembatan Kapuas 1 dan Jembatan Landak. Namun,

Sutarmidji meyakini apabila pengerjaan Jembatan Landak selesai maka kemacetan

akan semakin berkurang.

“Tinggal kita perlu berpikir bagaimana

membangun satu jembatan lagi, apakah di fery penyeberangan (Bardan Nadi) atau

langsung ke Batu Layang. Tapi Batu Layang, lalu lintas kapal masih sangat besar

di alur sungai itu,” tukasnya.

“Kemudian, kalau menunggu terowongan yang

rencananya dibuat itu Outer Ring Road (Jalan Lingkar Luar) dan outer ring canal

(Kanal Lingkar Luar) itu mungkin lama, apalagi ada 14 proyek strategis nasional

yang sementara ditunda. Artinya, kalau mengharapkan APBN tidak mungkin sehingga

kita harus berpikir bagaimana mencari solusi yang terbaik,” sambungnya.

“Mungkin bisa saja fery-fery penyeberangan

khusus roda dua dari Pontianak Utara ke pusat kota, itu beberapa titik bisa

sebenarnya. Tapi itu yang belum terimplementasi, karena ada penolakan dari

masyarakat karena lahan mereka,” tukasnya.

“Untuk prioritas yang harus dilakukan Wali

Kota Pontianak kedepan, ruang terbuka hijau dan kenyamanan kota,” tandasnya.

Transparansi

sebagai pola bekerja

Sementara Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi

Kamtono menegaskan pihaknya sudah menerapkan transparansi, baik dalam tata

kelola pemerintahan maupun keuangan. Hal itu dibuktikan dengan predikat Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang disandang

Pemkot Pontianak, serta berbagai prestasi yang telah dicapai selama ini.

“Jadi, apa yang disampaikan beliau

(Gubernur Kalbar) terkait masalah kebersihan, keamanan dan lainnya itu menjadi

tugas saya bersama Pak Bahasan. Insya Allah, 100 hari ke depan bisa dilihat

hasil kerja kami,” ungkapnya.

Lebih rinci, ia menguraikan program 100

hari kerja dirinya bersama Bahasan, yakni penataan kebersihan kota,

mengentaskan kekumuhan, infrastruktur dan sebagainya. Terkait pembangunan

infrastruktur, Edi menyebut, pembebasan lahan untuk pembangunan duplikasi

Jembatan Landak masih dilakukan pihaknya dan tidak ada permasalahan yang

berarti. Bahkan, ia optimis bisa menuntaskan duplikasi pembangunan jembatan

tersebut.

“Saya yakin masyarakat juga semuanya tidak

sabar untuk menikmati fasilitas infrastruktur yang representatif seperti duplikasi

Jembatan Landak,” tuturnya.

Sementara, dari sisi aparatur di jajaran

Pemkot Pontianak, struktur atau susunan jabatan yang ada, diakuinya, akan

melihat dan mengevaluasi mana yang profesional dan berpotensi serta

berkompetensi untuk mengisi jabatan di pemerintahannya.

“Mereka harus peduli dan siap bekerja 24

jam serta benar-benar memahami tugas fungsinya dan mampu berkoordinasi,” tegas

Edi.

Lanjutkan

pembangunan infrastruktur hingga tuntas

Sementara Wakil Wali Kota Pontianak,

Bahasan menambahkan, pada prinsipnya ia bersama Edi Rusdi Kamtono siap

menjalankan tugas sebagaimana pesan yang disampaikan Gubernur Kalbar,

Sutarmidji.

“Janji-janji kampanye dan program ke depan

sesuai dengan arahan Bapak Gubernur. Kita siap merealisasikannya,” tegasnya.

Terkait dengan program 100 hari kerja,

pihaknya sudah berkomitmen tahun pertama dan kedua fokus pada jalan dan

drainase lingkungan.

“Pontianak dari segi infrastruktur

terbilang cukup baik, jadi kami tinggal melanjutkan pembangunan infrastruktur

hingga tuntas,” tukasnya.

Bahasan juga menuturkan, pihaknya akan membenahi

sumber daya aparatur yang ada di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di

jajaran Pemkot Pontianak.

“Kita akan tingkatkan kompetensi para ASN

di lingkungan Pemkot Pontianak,” pungkasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Edi dan Bahasan Siap Realisasikan Janji Kampanye
Senin, 24 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
Yanieta : Kami akan Bermitra dengan Pemkot Laksanakan 10 Program PKK
Senin, 24 Desember 2018

Berita terkait