Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 17 Maret 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya - Kaum muda tidak boleh menjadi beban bagi lingkungannya. Hal ini
ditegaskan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan saat menjadi salah satu pembicara
pada diskusi inspiratif sosialisasi pembangunan keluarga bersama mitra kerja
GenRe Ceria 2019 di halaman Museum Kalimantan Barat, Minggu (17/3/2019)
kemarin.
Sosialisasi yang merupakan kerjasama Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat dengan Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat itu sebagai bagian
dari upaya menekan angka kelahiran usia 15-19 di Provinsi Kalimantan Barat.
Muda menyatakan dirinya selalu menanamkan spirit bahwa kaum
muda tidak boleh menjadi beban bagi negeri.
“Kalau kawin muda, akibatnya cenderung nanti menjadi beban
buat orang di sekitar. Makanya kita selalu memberi perhatian dan salah satunya
adalah mengusahakan supaya cukup usia saat menikah sehingga lebih matang dan
punya karakter yang kokoh. Jangan sampai anak muda nantinya diklaim cuma
menjadi beban bagi bangsa, daerah dan keluarga. Kaum muda harus berkontribusi
dan punya manfaat besar,” tuturnya.
Muda mengatakan Kalimantan Barat adalah daerah yang
potensial dengan kaum muda yang antusias, progresif dan kreatif. Karena itu,
dirinya meyakini Kalbar akan menjadi daerah yang tangguh dan mandiri. Terlebih,
lanjutnya, kaum muda Kalbar juga tumbuh dengan perspektif keberagaman. Karena
itu, dirinya meminta kaum muda punya rasa percaya diri dan imajinasi yang
tinggi.
“Itu modal utama. Harus punya keyakinan dan imajinasi yang
melompat. Selalu saya ingatkan kepada anak-anak muda, jangan berpikir
‘sekadar-sekadar’. Nanti dianggap ‘sekadar’ sama orang. Berpikirlah luar
biasa,” pesannya tegas.
Orang nomor wahid di Kabupaten termuda se-Kalbar itu menegaskan
bahwa anak muda harus diberikan kesempatan untuk berimajinasi dan beraktivitas
sesuai imajinasinya. Namun tetap dengan merawat peradaban terhadap tata krama
dan kesopanan. Yang terpenting fokus pada tujuan.
“Tancapkan betul-betul mimpi itu agar tidak mudah tergiring
pada hal-hal lain yang negatif. Soal dapat atau tidak impian itu, yang
terpenting kita sudah mengarahkannya pada hal-hal yang positif untuk pengabdian
kepada keluarga dan masyarakat luas. Selalu peduli dengan lingkungan dan orang
banyak,” pesannya lagi.
Menumbuhkan sikap kepedulian tersebut, Muda meminta kaum
muda kembali berinteraksi dengan alam. Kehidupan manusia di era modern, menurut
dia, harus diseimbangkan melalui cara berinteraksi dengan alam.
Meski generasi saat ini relatif lebih pintar karena dukungan
kemajuan teknologi, namun dapat kehilangan keseimbangan sehingga menjadi egois jika
tidak menyatu dengan alam.
“Tantangannya adalah kalau tidak cepat menyatukan mereka
dengan suasana alam, itu bisa menghilangkan keseimbangan. Artinya mereka tumbuh
tanpa ada rasa kepekaan. Karena alam inilah yang membawa kepekaan,” tukasnya.
Terkait isu angka kelahiran di usia dini, secara khusus Muda
mengingatkan kaum muda untuk lekas menghindari setiap imajinasi negatif. Ia pun
mengajak semua pihak terkait mulai pemerintah pusat, provinsi, hingga Kabupaten
untuk sinergis dalam mempersempit ruang bagi hal-hal negatif yang mengancam
kaum muda.
“Jangan kasih kesempatan dan ruang kepada setiap imajinasi
negatif. Harus fokus pada cita-cita dan tidak boleh menjadi beban bagi
siapapun. Kegiatan ini menjadi inspirasi untuk lebih mensinergikan dari
pemerintah pusat hingga daerah dalam hal program-program. Mudah-mudahan
keroyokan kita akan lebih massif lagi sehingga anak-anak bisa diminimalkan dari
gangguan-gangguan perkembangan zaman,” harapnya.
Sementara Deputi Bidang KSPK BKKBN, M. Yani, menegaskan
sinergitas dan motivasi sangat diperlukan dalam program GenRe. Terutama dalam menurunkan angka pernikahan dini dan
kelahiran di usia muda. Hal itu dapat dilakukan dengan memajukan program
generasi berencana, khususnya pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga khususnya di daerah.
“Remaja saat ini dan remaja masa ke depan itu penuh dengan
tantangan terutama di Kalbar ini. Sebenarnya di beberapa daerah sudah selesai
masalah pernikahan dini ini. Menyelesaikan penikahan dini dengan multi faktor
penyebab tidaklah mudah,” sebutnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Kusmana,
mengatakan perlunya kegiatan yang ramah remaja untuk meningkatkan akses
informasi dalam upaya menekan angka kelahiran di usia 15-19 tahun. Ia menerangkan
kegiatan GenRe Ceria yang digelar pihaknya tahun ini mengusung tema ‘Kawin Muda
Sepok’.
“Ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu lomba stand up
comedy, gerak jalan dan flashmob
dengan peserta dari berbagai kabupaten dan komunitas. Ini salah satu kreasi dan
ide untuk mengisi waktu kaum muda agar melakukan aktivitas yang positif. Salah
satu upaya dalam mencapai generasi emas di masa mendatang,” tandasnya. (ian/rio)
KalbarOnline, Kubu
Raya - Kaum muda tidak boleh menjadi beban bagi lingkungannya. Hal ini
ditegaskan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan saat menjadi salah satu pembicara
pada diskusi inspiratif sosialisasi pembangunan keluarga bersama mitra kerja
GenRe Ceria 2019 di halaman Museum Kalimantan Barat, Minggu (17/3/2019)
kemarin.
Sosialisasi yang merupakan kerjasama Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat dengan Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat itu sebagai bagian
dari upaya menekan angka kelahiran usia 15-19 di Provinsi Kalimantan Barat.
Muda menyatakan dirinya selalu menanamkan spirit bahwa kaum
muda tidak boleh menjadi beban bagi negeri.
“Kalau kawin muda, akibatnya cenderung nanti menjadi beban
buat orang di sekitar. Makanya kita selalu memberi perhatian dan salah satunya
adalah mengusahakan supaya cukup usia saat menikah sehingga lebih matang dan
punya karakter yang kokoh. Jangan sampai anak muda nantinya diklaim cuma
menjadi beban bagi bangsa, daerah dan keluarga. Kaum muda harus berkontribusi
dan punya manfaat besar,” tuturnya.
Muda mengatakan Kalimantan Barat adalah daerah yang
potensial dengan kaum muda yang antusias, progresif dan kreatif. Karena itu,
dirinya meyakini Kalbar akan menjadi daerah yang tangguh dan mandiri. Terlebih,
lanjutnya, kaum muda Kalbar juga tumbuh dengan perspektif keberagaman. Karena
itu, dirinya meminta kaum muda punya rasa percaya diri dan imajinasi yang
tinggi.
“Itu modal utama. Harus punya keyakinan dan imajinasi yang
melompat. Selalu saya ingatkan kepada anak-anak muda, jangan berpikir
‘sekadar-sekadar’. Nanti dianggap ‘sekadar’ sama orang. Berpikirlah luar
biasa,” pesannya tegas.
Orang nomor wahid di Kabupaten termuda se-Kalbar itu menegaskan
bahwa anak muda harus diberikan kesempatan untuk berimajinasi dan beraktivitas
sesuai imajinasinya. Namun tetap dengan merawat peradaban terhadap tata krama
dan kesopanan. Yang terpenting fokus pada tujuan.
“Tancapkan betul-betul mimpi itu agar tidak mudah tergiring
pada hal-hal lain yang negatif. Soal dapat atau tidak impian itu, yang
terpenting kita sudah mengarahkannya pada hal-hal yang positif untuk pengabdian
kepada keluarga dan masyarakat luas. Selalu peduli dengan lingkungan dan orang
banyak,” pesannya lagi.
Menumbuhkan sikap kepedulian tersebut, Muda meminta kaum
muda kembali berinteraksi dengan alam. Kehidupan manusia di era modern, menurut
dia, harus diseimbangkan melalui cara berinteraksi dengan alam.
Meski generasi saat ini relatif lebih pintar karena dukungan
kemajuan teknologi, namun dapat kehilangan keseimbangan sehingga menjadi egois jika
tidak menyatu dengan alam.
“Tantangannya adalah kalau tidak cepat menyatukan mereka
dengan suasana alam, itu bisa menghilangkan keseimbangan. Artinya mereka tumbuh
tanpa ada rasa kepekaan. Karena alam inilah yang membawa kepekaan,” tukasnya.
Terkait isu angka kelahiran di usia dini, secara khusus Muda
mengingatkan kaum muda untuk lekas menghindari setiap imajinasi negatif. Ia pun
mengajak semua pihak terkait mulai pemerintah pusat, provinsi, hingga Kabupaten
untuk sinergis dalam mempersempit ruang bagi hal-hal negatif yang mengancam
kaum muda.
“Jangan kasih kesempatan dan ruang kepada setiap imajinasi
negatif. Harus fokus pada cita-cita dan tidak boleh menjadi beban bagi
siapapun. Kegiatan ini menjadi inspirasi untuk lebih mensinergikan dari
pemerintah pusat hingga daerah dalam hal program-program. Mudah-mudahan
keroyokan kita akan lebih massif lagi sehingga anak-anak bisa diminimalkan dari
gangguan-gangguan perkembangan zaman,” harapnya.
Sementara Deputi Bidang KSPK BKKBN, M. Yani, menegaskan
sinergitas dan motivasi sangat diperlukan dalam program GenRe. Terutama dalam menurunkan angka pernikahan dini dan
kelahiran di usia muda. Hal itu dapat dilakukan dengan memajukan program
generasi berencana, khususnya pembangunan kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga khususnya di daerah.
“Remaja saat ini dan remaja masa ke depan itu penuh dengan
tantangan terutama di Kalbar ini. Sebenarnya di beberapa daerah sudah selesai
masalah pernikahan dini ini. Menyelesaikan penikahan dini dengan multi faktor
penyebab tidaklah mudah,” sebutnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Kusmana,
mengatakan perlunya kegiatan yang ramah remaja untuk meningkatkan akses
informasi dalam upaya menekan angka kelahiran di usia 15-19 tahun. Ia menerangkan
kegiatan GenRe Ceria yang digelar pihaknya tahun ini mengusung tema ‘Kawin Muda
Sepok’.
“Ada tiga kegiatan yang dilakukan, yaitu lomba stand up
comedy, gerak jalan dan flashmob
dengan peserta dari berbagai kabupaten dan komunitas. Ini salah satu kreasi dan
ide untuk mengisi waktu kaum muda agar melakukan aktivitas yang positif. Salah
satu upaya dalam mencapai generasi emas di masa mendatang,” tandasnya. (ian/rio)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini