Pontianak    

Lomba Inovasi Saprahan 2019, Ketua PKK Pontianak : Selaraskan Tradisi dan Program Pemerintah

Oleh : Jauhari Fatria
Kamis, 17 Oktober 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak, Yanieta

Arbiastutie Kamtono mengklaim bahwa festival saprahan tahun 2019 berbeda dari

pelaksanaan festival saprahan dari tahun-tahun sebelumnya.

Hal itu disampaikan istri Wali Kota Pontianak itu saat

menyampaikan laporannya terkait Lomba Inovasi Saprahan dalam rangka Hari Jadi

Kota Pontianak ke-248, Kamis (17/10/2019).

Lomba Inovasi Saprahan peringatan Harjad Pontianak ke-248 yang

merupakan tahun kelima diselenggarakan ini, kata dia, ditambah dengan unsur inovasi

untuk menggali kreativitas para kader PKK dan generasi muda dengan kreasi menu

berbahan utama ikan yang dapat dinikmati dengan menu saprahan pada umumnya.

“Pelaksanaan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya, di mana

panitia menambahkan unsur inovasi untuk menggali kreatifitas kader PKK dan

generasi muda dengan kreasi menu berbahan utama ikan yang dapat dinikmati

dengan menu saprahan,” ujarnya.

Yanieta menegaskan, penambahan tersebut bukan berarti pihaknya

ingin mengubah tradisi saprahan yang mengakar kuat dengan masyarakat Kota Pontianak.

Hal itu dilakukan pihaknya guna memperkaya tradisi sekaligus menyelaraskan

antara tradisi dengan program pemerintah.

“Kami hanya ingin memperkaya tradisi yang sudah ada dan

menyelaraskan antara tradisi dengan program pemerintah. Di mana pemerintah saat

ini sedang gencar melakukan gerakan penurunan angka stunting, salah satu cara

yang dianggap paling ampuh yakni dengan menyediakan nutrisi yang cukup dan

berimbang bagi ibu-ibu hamil dan balita,” tukasnya.

“Di mana ikan merupakan salah satu sumber protein hewani

yang paling kaya nutrisi, sehingga menjadi salah satu pilihan cerdas yang

diyakini dapat mempercepat proses tersebut. Untuk itu, PKK Pontianak memutuskan

untuk menyelaraskan tradisi dan program pemerintah antara saprahan dan gerakan

memasyarakatkan makan ikan sehingga lahirlah Lomba Inovasi Saprahan tahun 2019

ini,” timpalnya.

Dirinya juga menegaskan bahwa tujuan digelarnya Lomba

Inovasi Saprahan ini untuk melestarikan budaya daerah sebagai warisan budaya

yang membanggakan bagi Kota Pontianak yang menyasar generasi muda dan kader PKK

sehingga diharapkan dapat lebih mengenal budaya daerah.

“Sasaran digelarnya lomba ini adalah agar masyarakat lebih

mengenal budaya daerahnya,” pungkasnya.

Seperti diketahui Makan Saprahan merupakan adat istiadat

budaya Melayu. Berasal dari kata "Saprah" yang artinya berhampar,

yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila di atas lantai

secara berkelompok yang terdiri dari enam orang dalam satu kelompoknya.

Dalam makan saprahan, semua hidangan makanan disusun secara

teratur di atas kain saprah. Sedangkan peralaran dan perlengkapannya mencakup

kain saprahan, piring makan, kobokan beserta kain serbet, mangkok nasi, mangkok

lauk pauk, sendok nasi dan lauk serta gelas minuman.

Untuk menu hidangan diantaranya, nasi putih atau nasi

kebuli, semur daging, sayur dalca, sayur paceri nanas atau terong, selada, acar

telur, sambal bawang dan sebagainya. Kemudian untuk minuman yang disajikan

adalah air serbat berwarna merah. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Edi Kamtono : Makan Saprahan Lestarikan Budaya Kearifan Lokal
Kamis, 17 Oktober 2019
Artikel Sebelumnya
Kepala Sekolah di Sintang Tewas Ditusuk
Kamis, 17 Oktober 2019

Berita terkait