Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 22 Oktober 2019 |
KalbarOnline, Ketapang
– Hari Santri Nasional diperingati jajaran Pemerintah Kabupaten Ketapang dengan
upacara bendera di Halaman Kantor Bupati Ketapang, Selasa (22/10/2019). Upacara
yang dipimpin oleh Bupati Ketapang, Martin Rantan sebagai Inspektur Upacara itu
turut diikuti para santri.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks
Pancasila, pembacaan teks pembukaan UUD 1945, rangkaian upacara bendera
tersebut dilanjutkan dengan ikrar santri resolusi jihad.

Dalam sambutannya, Bupati Martin Rantan menyampaikan bahwa
peringatan Hari Santri Nasional ini berdasarkan Kepres nomor 22 tahun 2015 yang
menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hal tersebut, kata
dia, merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam
perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia.
Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri, kata dia, tidak
lepas dari resolusi jihad yang telah dikumandangkan hadlaratus jihad, Syeik KH
Hasyim Asya'ari Rais akbar Nahdlatul Ulama pada tanggal 22 Oktober 1945 di
hadapan konsul-konsul NU seluruh Jawa Madura bertempat di Kantor Hoofdbrestuur
Nahdlatul Ulama di Jalan Boeboetan VI/2 Soerabaja.
“Resolusi jihad ini merupakan ruh dan semangat bagi rakyat
untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan
tentara Belanda (NICA) dan Jepang,” kata Bupati.
Hal ini, kata dia, menegaskan bahwa jika tidak ada tanda
resolusi jihad NU dan pidato KH. Hasyim Asy'ari pada waktu itu, maka tidak akan
ada peristiwa heroik 10 November di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
“Kiprah ulama dan santri sudah teruji dalam mengokohkan
pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhineka Tunggal Ika.
Ulama dan santri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman baik
dari dalam maupun dari luar,” jelas Bupati.
Selanjutnya pada tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan
tujuh kata dalam piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa, tahun 1955
kaum santri berdiri di garda terdepan menghadapi rongrongan ideologi komunis. Kemudian
selanjutnya pada tahun1983/1984 kaum santri kembali mempelopori penerimaan Pancasila
sebagai satu-satunya asal dalam kehidupan berbangsa bernegara dan menyatakan
bahwa NKRI sudah final sebagai konsesus nasional.
Bupati juga menjelaskan bahwa kenyataan ini perlu
diungkapkan untuk menjadi semua pihak termasuk para ulama dan santri sendiri
tentang saham berdiri dan tegaknya NKRI tanpa kiprah ulama dan santri dengan
sikapnya yang mederat toleran profesional lurus dan wajar NKRI belum tentu
eksis sampai sekarang.
Oleh karena itu diharapkan Bupati agar spirit nasionalisme
tersebut selalu dipertahankan dan dimanifestasikan pada santri khususnya dan
bangsa Indonesia pada umumnya.
“Para santri harus mampu menjadi pelopor dalam menegakan
pilar kebangsaan yaitu Pancasila Undang undang dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal
Ika. Saya yakin dengan semangat nasionalisme tersebut bangsa dan negara kita
akan mampu berdiri kokoh serta mampu membangun dirinya menjadi bangsa yang
bermartabat maju dan berdaya saing dengan bangsa bangsa lainnya di dunia,”
pungkasnya.
Peringatan upacara tersebut juga dirangkai dengan atraksi
drumband dari pondok pesantren Hidayaturrohman dan pondok pesantren Mambaul
khoirot. (Adi LC)
KalbarOnline, Ketapang
– Hari Santri Nasional diperingati jajaran Pemerintah Kabupaten Ketapang dengan
upacara bendera di Halaman Kantor Bupati Ketapang, Selasa (22/10/2019). Upacara
yang dipimpin oleh Bupati Ketapang, Martin Rantan sebagai Inspektur Upacara itu
turut diikuti para santri.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks
Pancasila, pembacaan teks pembukaan UUD 1945, rangkaian upacara bendera
tersebut dilanjutkan dengan ikrar santri resolusi jihad.

Dalam sambutannya, Bupati Martin Rantan menyampaikan bahwa
peringatan Hari Santri Nasional ini berdasarkan Kepres nomor 22 tahun 2015 yang
menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hal tersebut, kata
dia, merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam
perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia.
Pengakuan terhadap kiprah ulama dan santri, kata dia, tidak
lepas dari resolusi jihad yang telah dikumandangkan hadlaratus jihad, Syeik KH
Hasyim Asya'ari Rais akbar Nahdlatul Ulama pada tanggal 22 Oktober 1945 di
hadapan konsul-konsul NU seluruh Jawa Madura bertempat di Kantor Hoofdbrestuur
Nahdlatul Ulama di Jalan Boeboetan VI/2 Soerabaja.
“Resolusi jihad ini merupakan ruh dan semangat bagi rakyat
untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari serangan
tentara Belanda (NICA) dan Jepang,” kata Bupati.
Hal ini, kata dia, menegaskan bahwa jika tidak ada tanda
resolusi jihad NU dan pidato KH. Hasyim Asy'ari pada waktu itu, maka tidak akan
ada peristiwa heroik 10 November di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari
Pahlawan.
“Kiprah ulama dan santri sudah teruji dalam mengokohkan
pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhineka Tunggal Ika.
Ulama dan santri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman baik
dari dalam maupun dari luar,” jelas Bupati.
Selanjutnya pada tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan
tujuh kata dalam piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa, tahun 1955
kaum santri berdiri di garda terdepan menghadapi rongrongan ideologi komunis. Kemudian
selanjutnya pada tahun1983/1984 kaum santri kembali mempelopori penerimaan Pancasila
sebagai satu-satunya asal dalam kehidupan berbangsa bernegara dan menyatakan
bahwa NKRI sudah final sebagai konsesus nasional.
Bupati juga menjelaskan bahwa kenyataan ini perlu
diungkapkan untuk menjadi semua pihak termasuk para ulama dan santri sendiri
tentang saham berdiri dan tegaknya NKRI tanpa kiprah ulama dan santri dengan
sikapnya yang mederat toleran profesional lurus dan wajar NKRI belum tentu
eksis sampai sekarang.
Oleh karena itu diharapkan Bupati agar spirit nasionalisme
tersebut selalu dipertahankan dan dimanifestasikan pada santri khususnya dan
bangsa Indonesia pada umumnya.
“Para santri harus mampu menjadi pelopor dalam menegakan
pilar kebangsaan yaitu Pancasila Undang undang dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal
Ika. Saya yakin dengan semangat nasionalisme tersebut bangsa dan negara kita
akan mampu berdiri kokoh serta mampu membangun dirinya menjadi bangsa yang
bermartabat maju dan berdaya saing dengan bangsa bangsa lainnya di dunia,”
pungkasnya.
Peringatan upacara tersebut juga dirangkai dengan atraksi
drumband dari pondok pesantren Hidayaturrohman dan pondok pesantren Mambaul
khoirot. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini