Sintang    

Peringati Hari Jadi Museum Kapuas Raya, Disdikbud Sintang Gelar Seminar Internasional Tekstil

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 25 Oktober 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang menggelar Seminar

Internasional Tekstil dilaksanakan di Gedung Pancasila Sintang. Seminar

Internasional tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Jadi Museum

Kapuas Raya dan Hari Museum Indonesia, Kamis (24/10/2019).

Seminar tersebut mengusung tema ‘Peran dan fungsi tekstil

atau tenun ikat dalam berbagai kelompok masyarakat’ yang dihadiri sejumlah

pembicara dari berbagai negara untuk mengisi seminar International tekstil

tersebut di antaranya Itie Van Hout (Belanda), Mohd Ardhih Bin Pidih

(Sabah-Malaysia), Joanna Datuk Kitingan (Sabah-Malaysia) dan Sugiman Karyareja

(Indonesia).

Dalam kegiatan seminar juga dihadiri penenun dari berbagai

daerah/kabupaten yang ada di Kalimantan Barat. Seperti dari Kabupaten Melawi,

Kabupaten Kayong Utara dan tentunya Kabupaten Sintang serta kabupaten lainnya.

Inti yang dibahas dalam kegiatan seminar adalah proses

menenun yang di mana bahannya menggunakan dan memanfaatkan bahan - bahan alami

dari alam. Dari bahan baku mentah, bahan pertama sampai dengan bahan tersebut

diolah dan menjadi kain tenun yang bermotif sesuai yang diinginkan. Atau lebih

kepada ciri khas suatu daerah di mana tempat kain tenun itu dibuat.

Di Kabupaten Sintang sendiri, proses pembuatan kain tenun

masih terus dilakukan. Terutama oleh para ibu-ibu yang bertempat tinggal di Rumah

Betang Ensaid Panjang. Di mana kegiatan menenun adalah termasuk dalam suatu

ciri khas yang dilakukan nenek moyang pada jaman dahulu.

Kain hasil dari tenunan biasanya dipakai untuk upacara - upacara

adat, untuk menerima tamu yang biasanya dibuat syal dan dikalungkan kepada tamu

- tamu undangan yang penting, yang memiliki pangkat, jabatan, atau wewenang

tinggi di suatu daerah.

Itie Van Hout pembicara asal Belanda mengatakan bahwa di negara

Indonesia memiliki banyak sekali kekayaan alam dan kerajinan tangan. Di mana

rata - rata di setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri.

“Kali ini kita melakukan Seminar Internasional Tekstil yang

dilakukan di Kabupaten Sintang. Di sini kita fokuskan tentang menenun. Tentang

bagaimana proses menenun dari proses bahan mentah sampai bahan itu jadi kain

tenun siap pakai. Kemudian diolah lagi menjadi rompi, baju, rok, atau pakaian

adat,” kata Itie Van Hout.

“Saya sangat tertarik sekali dengan hasil tenunan yang ada

di Kabupaten Sintang. Di mana alat yang di gunakan untuk menenun juga masih menggunakan

peralatan sederhana yang turun-temurun dari nenek moyang mereka. Tetapi

hasilnya sungguh luar biasa maksimal sekali. Sangat bagus. Tidak kalah rapi

dari kain-kain yang dibuat orang menggunakan mesin,” timpalnya.

Sementara itu Sugiman Karyareja seorang pembicara asal

Indonesia mengatakan bahwa pada zaman dahulu, proses pembuatan kain tenun

dilakukan secara alami. Bahan yang digunakan didapatkan semua dari alam. Dari

hutan - hutan yang ada di daerah sekitar tempat tinggal para penenun.

“Pembuatan kain tenun itu sendiri awalnya dengan menanam

kapas, memanen, membuatnya menjadi benang. Memberi warna pada benang dengan

bahan alami yang diolah dari alam. Apabila benang sudah siap barulah dilakukan

proses penenunan,” kata Sugiman Karyareja.

“Untuk pewarna bahan alami sendiri, biasanya kunyit

digunakan sebagai warna kuning. Di mana biasanya dilakukan proses kunyit diparut,

kemudian direbus. Selanjutnya kain tenun atau benang dicelupkan ke dalam air

hasil rebusan kunyit,” tambahnya.

“Masih banyak lagi bahan alami lainnya yang digunakan untuk

pewarnaan. Seperti akar mengkudu, buah pinang, kulit pohon lengkar, emperik dan

masih banyak bahan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,”

tukasnya.

“Dalam proses kegiatan menenun juga ada proses perminyakan,

yakni dengan lemak lelabi, lemak biawak, lemak ayam, lemak ikan dan yang

lainnya,” pungkas Sugiman. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Pemkab Kutai Timur Studi Banding ke Sintang : Pelajari Program Kelapa Sawit Berkelanjutan
Jumat, 25 Oktober 2019
Artikel Sebelumnya
Bupati Martin Buka Kegiatan Pencanangan PKK-KKBPK-Kesehatan dan Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia
Jumat, 25 Oktober 2019

Berita terkait