Pontianak    

Sutarmidji : Saye Sebenarnye Mau Bubarkan KPH, Tapi…

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 11 Desember 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Pontianak – Peran Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Kalimantan Barat

dinilai strategis, terlebih lagi wilayah kerjanya yang mencakup lebih dari

separuh desa-desa yang ada di Kalbar. Namun tak berbanding lurus dengan kinerja

aparaturnya yang dinilai tidak inovatif dalam menggali potensi-potensi yang

memiliki nilai ekonomis dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Hal inilah

yang membuat Gubernur Kalbar, Sutarmidji sempat ingin membubarkan KPH di

Kalbar.

“Saye awalnye sebenarnye mau bubarkan KPH, tak ade gunenye. Tapi saye masih beri kesempatanlah, untuk berubah. Kalau tak bise berubah, bubar,” ujarnya tegas saat memberikan sambutan dalam rakor percepatan indeks desa membangun pada wilayah KPH di Kalbar yang dilangsungkan di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (10/12/2019).

Sebenarnya, kata Midji banyak yang bisa dilakukan KPH bahkan

banyak pendapatan yang bisa didapat, seperti misalnya pengembangan pembibitan

tanaman-tanaman langka dan sebagainya.

“Berapa banyak daerah belanja untuk bibit tanaman, kadang

kita beli dari Bogor yang sebenarnya KPH bisa kembangkan. Waktu Wali Kota, saya

beli tanaman dari Bogor, padahal KPH bisa mengembangkan bibit-bibit tanaman,

seperti bibit tanaman pelindung yang cocok tumbuh di Kalbar,” imbuhnya.

Orang nomor wahid di Bumi Tanjungpura ini juga mencontohkan

mengenai pengembangan madu hutan di Kapuas Hulu yang menurutnya tak dibalut

dengan inovasi.

“Ketika produksinya berkembang banyak, packagingnya tak

dipikirkan dan sebagainya,” ucapnya.

Menurutnya banyak potensi yang bisa digali KPH. Terlebih

jika masyarakat dilibatkan, sehingga masyarakat memiliki nilai tambah. Sehingga

dapat menghentikan upaya-upaya perambahan hutan secara ilegal.

“Sehingga terhentilah perambahan hutan kalau KPH inovatif.

Banyak program, begitu saya mau bubarkan lalu banyak tawaran program. Dulu

waktu tak mau dibubarkan, tak ade tuh, sepi-sepi jak. Bahkan parahnya lagi ada

Kepala KPH dengan latar belakang Psikologi. Sarjana Psikologi mau ngomong ape

same pohon. Yang seperti itulah, jadi kaya tak ada fungsi,” tukasnya.

“Sehingga orang nebang pohon dan sebagainye mereka seperti

tutup mate. Kadang-kadang mungkin KPH-nye nyuruh orang atau jadi pencari

pembeli,” timpalnya lagi.

Selain pembibitan, banyak lagi yang dapat dilakukan KPH.

Seperti misalnya pemanfaatan lahan gambut.

“Apa yang cocok ditanam di lahan gambut. Analisa, bagaimana

bise ngajak orang ngelolah lahan gambut. Makanya Kepala KPH harus orang yang

punya jiwa entreprenuer. Pengembangan bibit tanaman langka. Analisa potensi

desa setempat seperti apa. Itu baru betul, sehingga keberadaannya bermanfaat

untuk masyarakat,” tegasnya.

Peran KPH, kata Midji, semakin strategis sebab wilayah

kekuasaannya atau wilayah kerjanya mencakup satu juta hektar.

“Desa yang berada di kawasan KPH itu lebih dari separuh.

Harusnya KPH dengan penguasaan wilayah kerja yang luas, bisa menggali potensi

ekonomi yang ada di hutan wilayah kerjanya. Misalnya untuk pembibitan, misalnya

kalau di Kapuas Hulu itu madu, kemudian banyak obat herbal dan bahannya itu ada

di hutan-hutan Kalbar. Bahkan ada satu obat untuk diet gula darah, 180 kapsul

harganya Rp4,2 juta. Semua komponennya ada di Kalbar. Kenapa KPH tidak

mengembangkan yang seperti ini. Sehingga masyarakat bisa sejahtera,” tukasnya.

“Kalau itu dikembangkan, masyarakat tidak perlu tebang

hutan, bakar hutan dan sebagainya. Cukup kembangkan tanaman-tanaman rempah di

sana, diolah jadi obat. Nanti kita kelola secara farmasi. Seperti produk-produk

yang sudah-sudah dikembangkan KPH seperti madu, kopi, tepung okap, pisang,

beras, jagung, ini semuanya memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Jadi kita

tidak lagi bicara karhutla yang melanda setiap tahunnya dan masyarakat pun akan

jaga hutannya, karena mendapatkan nilai tambah melalui itu,” timpalnya.

Ia pun berharap, peran KPH ke depannya dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat desa, memajukan desa sekaligus mampu bersinergi dengan

perusahaan di wilayah kerjanya dalam rangka percepatan desa mandiri di Kalbar.

“Saya harap KPH bisa membantu meningkatkan ketahanan

ekonomi, ketahanan lingkungan, meningkatkan perekonomian masyarakat desa,

memajukan desa, apalagi bisa sinergitakan dengan perusahaan dan NGO di wilayah

kerjanya dalam rangka percepatan desa mandiri di Kalbar,” harapnya.

Mantan Wali Kota Pontianak ini menginginkan agar KPH ke depannya

menjadi pelopor untuk menjadikan Kalbar sebagai daerah yang paling minim terjadinya

kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

“Saya mau KPH itu ke depannya jadi pelopor bagaimana Kalbar

ini menjadi daerah yang paling minim terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Itu baru prestasi nasional. Bisa diberi penghargaan dan sebagainya. Bagaimana cara

kita edukasi masyarakat, mengawasi perusahaan dan sebagainya,” pungkasnya. (Fai)

Artikel Selanjutnya
Kapolres Jalin Silaturahmi Dengan Jurnalis Ketapang
Rabu, 11 Desember 2019
Artikel Sebelumnya
Kapolres Kubu Raya Pastikan Keamanan Sambut Natal dan Tahun Baru
Rabu, 11 Desember 2019

Berita terkait