Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 19 Desember 2019 |
Sang suami harap Pemkab
Kubu Raya berikan bantuan
KalbarOnline,
Pontianak – Pasca menjalani perawatan selama empat hari di Puskesmas Sungai
Kakap, Anjani akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
(SSMA) Pontianak, oleh Komunitas Sayang Kubu Raya dan tokoh masyarakat Sungai
Kakap menggunakan mobil ambulance, Rabu (18/12/2019) pagi.
Berdasarkan hasil medis, perempuan berusia 30 tahun itu dinyatakan
mengalami malnutrisi, Tuberkulosis (TBC) dan diharuskan segera melakukan
tranfusi darah yang tak dapat ditangani Puskesmas Sungai Kakap.
“Anjani sementara kita rujuk ke RS Kota dengan menggunakan
nama pasien umum atas nama Sayang Kubu Raya, sebab tidak memiliki BPJS
Kesehatan,” ungkap Founder Sayang Kubu Raya, Juliansyah saat diwawancarai awak
media, Rabu (18/12/2019).
Sayang Kubu Raya, kata dia, akan membantu tahap awal
pengobatan agar Anjani dapat dirawat segera, sebab kondisinya masih lemah dan
memerlukan segara dilakukan tranfusi darah. Saat ini, beber Jul, pihaknya juga
sedang intens berkoordinasi dengan Pemkab Kubu Raya, melalui Dinas Kesehatan,
agar keluarga Anjani dapat dibantu segera dengan dana bantuan sosial lantaran kondisi
ekonomi keluarga Anjani benar-benar tidak mampu.
“Kemarin kita sudah koordinasi dengan Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kubu Raya. Solusi yang ditawarkan agar Anjani akan dibantu dengan dana Bansos.
Tapi prosesnya tidak bisa segara, menunggu perawatan selesai,” bebernya.
Pihaknya berharap agar Pemkab Kubu Raya dapat segera membantu
keluarga Anjani.
“Sementara BPJS Kesehatan Anjani pun saat ini sedang diurus
oleh tokoh masyarakat Sungai Kakap, yang tentu tidak bisa langsung aktif,”
tandasnya.
Sementara Dedi Iswandi Saputra, suami Anjani hanya dapat
pasrah dengan keadaan yang diderita oleh istrinya itu. Dedi berharap Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya, dapat memberikan
bantuan kepada istrinya Anjani. Selama ini, Dedi mengaku, untuk kehidupan
sehari-hari saja, keluarganya serba kekurangan.
“Serba kekurangan. Rumah kite yak diperbaiki hanya belas
kasih seorang dermawan jak bang, dekat rumah,” tuturnya.
Ditambah lagi, keluarga kecilnya itu belum pernah sekalipun mendapatkan
bantuan pemerintah, baik beras, PKH (Program Keluarga Harapan) dan sebagainya.
Dirinya mengaku bingung, dengan kondisi yang dihadapinya saat ini. Sebab Dedi
mengaku ia tak memiliki biaya untuk pengobatan sang istri.
“Saya juga bingung, biaya satu persen pun tidak ada. Saya
juga bigung apa yang harus saya lakukan di RS,” pungkasnya. (Fai)
Sang suami harap Pemkab
Kubu Raya berikan bantuan
KalbarOnline,
Pontianak – Pasca menjalani perawatan selama empat hari di Puskesmas Sungai
Kakap, Anjani akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
(SSMA) Pontianak, oleh Komunitas Sayang Kubu Raya dan tokoh masyarakat Sungai
Kakap menggunakan mobil ambulance, Rabu (18/12/2019) pagi.
Berdasarkan hasil medis, perempuan berusia 30 tahun itu dinyatakan
mengalami malnutrisi, Tuberkulosis (TBC) dan diharuskan segera melakukan
tranfusi darah yang tak dapat ditangani Puskesmas Sungai Kakap.
“Anjani sementara kita rujuk ke RS Kota dengan menggunakan
nama pasien umum atas nama Sayang Kubu Raya, sebab tidak memiliki BPJS
Kesehatan,” ungkap Founder Sayang Kubu Raya, Juliansyah saat diwawancarai awak
media, Rabu (18/12/2019).
Sayang Kubu Raya, kata dia, akan membantu tahap awal
pengobatan agar Anjani dapat dirawat segera, sebab kondisinya masih lemah dan
memerlukan segara dilakukan tranfusi darah. Saat ini, beber Jul, pihaknya juga
sedang intens berkoordinasi dengan Pemkab Kubu Raya, melalui Dinas Kesehatan,
agar keluarga Anjani dapat dibantu segera dengan dana bantuan sosial lantaran kondisi
ekonomi keluarga Anjani benar-benar tidak mampu.
“Kemarin kita sudah koordinasi dengan Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Kubu Raya. Solusi yang ditawarkan agar Anjani akan dibantu dengan dana Bansos.
Tapi prosesnya tidak bisa segara, menunggu perawatan selesai,” bebernya.
Pihaknya berharap agar Pemkab Kubu Raya dapat segera membantu
keluarga Anjani.
“Sementara BPJS Kesehatan Anjani pun saat ini sedang diurus
oleh tokoh masyarakat Sungai Kakap, yang tentu tidak bisa langsung aktif,”
tandasnya.
Sementara Dedi Iswandi Saputra, suami Anjani hanya dapat
pasrah dengan keadaan yang diderita oleh istrinya itu. Dedi berharap Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya, dapat memberikan
bantuan kepada istrinya Anjani. Selama ini, Dedi mengaku, untuk kehidupan
sehari-hari saja, keluarganya serba kekurangan.
“Serba kekurangan. Rumah kite yak diperbaiki hanya belas
kasih seorang dermawan jak bang, dekat rumah,” tuturnya.
Ditambah lagi, keluarga kecilnya itu belum pernah sekalipun mendapatkan
bantuan pemerintah, baik beras, PKH (Program Keluarga Harapan) dan sebagainya.
Dirinya mengaku bingung, dengan kondisi yang dihadapinya saat ini. Sebab Dedi
mengaku ia tak memiliki biaya untuk pengobatan sang istri.
“Saya juga bingung, biaya satu persen pun tidak ada. Saya
juga bigung apa yang harus saya lakukan di RS,” pungkasnya. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini