Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 10 Maret 2020 |
KalbarOnline.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Nurhasan Zaidi mengungkapkan keprihatinannya atas sikap kasar orang tua santri kepada kyai pimpinan pesantren di Riau dalam video yang sempat viral belakangan ini.
Bahkan kejadian ini kerap berulang. Menurutnya, bila ada sesuatu yang terjadi, wali santri harusnya berkomunikasi dan mengklarifikasi dengan tetap menjaga adab dan wibawa guru.
Anggota Fraksi PKS DPR ini menjelaskan bahwa Lembaga Pendidikan khususnya pesantren, punya sistem dan aturan dalam proses pendidikan santrinya, wali santri seharusnya menghormatinya sebagai bagian dari kesediannya menitipkan anaknya ke lembaga tersebut.
Kejadian ini menggugah bahwa ada yang harus diperbaiki dalam sistem pendidikan Indonesia.
“Untuk itu kita minta Pemerintah dalam hal ini Kanwil Kemenag hadir untuk mengislahkan mereka, klarifikasi masalahnya dan carikan solusi, disinilah fungsi program dan anggaran pembinaan kepada lembaga pendidikan keagamaan,” kata Nurhasan di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Nurhasan melanjutkan bahwa orang tua santri dalam video yang viral tersebut juga selayaknya meminta maaf kepada pihak pesantren dan masyarakat secara terbuka.
“Sudah terlanjur viral, tak bisa dibayangkan bila hal ini dibiarkan tanpa ada permintaan maaf secara resmi dari yang bersangkutan. Jelas akan menimbulkan efek yang negatif bagi kewibawaan guru dan lembaga pendidikan di mata masyarakat,” jelasnya.
Apalagi, ia mendapat informasi bahwa yang bersangkutan Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga ini bahaya bagi pembentukan karakter bangsa.
“Untuk itu, kita akan dorong terus Komisi terkait agar revisi atas Undang-Undang Guru dan Dosen yang telah masuk dalam Prolegnas Prioritas tahun ini agar segera dibahas dan dirampungkan,” ujarnya.
“Kita akan kawal agar para pendidik di semua lembaga pendidikan termasuk pendidikan keagamaan dapat terlindungi kewibawaannya supaya masalah serupa tidak lagi terulang,” tegasnya. [rif]
KalbarOnline.com – Anggota Komisi VIII DPR RI Nurhasan Zaidi mengungkapkan keprihatinannya atas sikap kasar orang tua santri kepada kyai pimpinan pesantren di Riau dalam video yang sempat viral belakangan ini.
Bahkan kejadian ini kerap berulang. Menurutnya, bila ada sesuatu yang terjadi, wali santri harusnya berkomunikasi dan mengklarifikasi dengan tetap menjaga adab dan wibawa guru.
Anggota Fraksi PKS DPR ini menjelaskan bahwa Lembaga Pendidikan khususnya pesantren, punya sistem dan aturan dalam proses pendidikan santrinya, wali santri seharusnya menghormatinya sebagai bagian dari kesediannya menitipkan anaknya ke lembaga tersebut.
Kejadian ini menggugah bahwa ada yang harus diperbaiki dalam sistem pendidikan Indonesia.
“Untuk itu kita minta Pemerintah dalam hal ini Kanwil Kemenag hadir untuk mengislahkan mereka, klarifikasi masalahnya dan carikan solusi, disinilah fungsi program dan anggaran pembinaan kepada lembaga pendidikan keagamaan,” kata Nurhasan di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Nurhasan melanjutkan bahwa orang tua santri dalam video yang viral tersebut juga selayaknya meminta maaf kepada pihak pesantren dan masyarakat secara terbuka.
“Sudah terlanjur viral, tak bisa dibayangkan bila hal ini dibiarkan tanpa ada permintaan maaf secara resmi dari yang bersangkutan. Jelas akan menimbulkan efek yang negatif bagi kewibawaan guru dan lembaga pendidikan di mata masyarakat,” jelasnya.
Apalagi, ia mendapat informasi bahwa yang bersangkutan Aparatur Sipil Negara (ASN), sehingga ini bahaya bagi pembentukan karakter bangsa.
“Untuk itu, kita akan dorong terus Komisi terkait agar revisi atas Undang-Undang Guru dan Dosen yang telah masuk dalam Prolegnas Prioritas tahun ini agar segera dibahas dan dirampungkan,” ujarnya.
“Kita akan kawal agar para pendidik di semua lembaga pendidikan termasuk pendidikan keagamaan dapat terlindungi kewibawaannya supaya masalah serupa tidak lagi terulang,” tegasnya. [rif]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini