Atbah Jawab Sutarmidji: Bahasanya Kasar dan Congkak
KalbarOnline, Sambas – Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili menanggapi serius pernyataan Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji yang menyebut Pemerintah Kabupaten Sambas ogah-ogahan dalam menangani Covid-19.
Bahkan Atbah tak segan menyebut Gubernur Sutarmidji tak bisa menjaga lidahnya.
“Sutarmidji itu memang tidak bisa menjaga lidahnya, walaupun sedang puasa. Saya usul agar dia (Sutarmidji.red) menyibukkan diri dengan membaca Alquran saja,” kata Atbah.
Orang nomor wahid di Serambi Mekkah Kalbar (julukan lain Kabupaten Sambas) ini menegaskan bahwa Kabupaten Sambas merupakan salah satu daerah yang paling serius menangani Covid-19 khususnya di kawasan perbatasan.
“Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang melintas di Aruk itu sangat banyak, kadang menunggu hasilnya (Swab PCR) sangat lama,” kata dia.
Menurut dia, Gubernur Sutarmidji sembarangan bicara tanpa data dan tanpa klarifikasi.
“Seperti itu kebiasaannya, senang nyalahkan dan suka nyakiti hati orang lain. Ngomongnya kasar dan congkak,” tegasnya.
Sebagai pemimpin, kata Atbah, Sutarmidji seharusnya memberikan arahan dan petunjuk dengan cara yang baik dan santun.
“Bahasanya kadang buruk dan kotor. Sutarmidji terbiasa memperlakukan orang lain di depan umum, sungguh kebiasaan yang tidak perlu dibiasakan. Menurut saya, perilaku Sutarmidji seperti itu cocoknya jadi penguasa, sangat tidak cocok jadi pemimpin,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji meminta Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili benar-benar maksimal dalam melaksanakan tugas pemerintahan, tak terkecuali dalam menangani Covid-19 di daerahnya. Hal ini disampaikan Midji lantaran Pemerintah Kabupaten Sambas menurutnya ogah-ogahan dalam penanganan Covid-19.
“Sambas saya sudah angkat tangan, capek ngomong (bicara). Mungkin karena sudah tidak efektif pemerintah di sana, tinggal satu bulan lagi Bupatinya,” ujarnya.
Meski masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Sambas akan berakhir pada Juni 2021 ini, Midji meminta yang bersangkutan tetap maksimal dalam menangani pandemi.
“Kan tak boleh begitu, kasihan masyarakatnya, jangan Bupati merasa abisnya Juni lalu ogah-ogahan. Tidak bisa begitu, tanggung jawab dia itu sampai Juni. Sudahlah, besar hati lah, besar hati untuk laksanakan tugas pemerintahan, jangan merasa tidak terpilih lagi, lalu ogah-ogahan. Tidak boleh begitu,” pungkasnya.
Comment