JawPos.com – Indonesia patut bangga. Sebab di tengah pandemi virus korona baru (Covid-19), salah satu pelajarnya mendapatkan penghargaan individu Top 5 ESL Best Speaker dan Top 10 Open Best Speaker, di ajang Online World Schools Debating Championship (OWSDC) 2020. Adapun pelajar itu adalah Judah Purwanto, siswa SMA Pelita Harapan Lippo Village.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima ANTARA dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), penghargaan best speaker dalam kategori ESL dan Open (kategori utama). Hal ini merupakan prestasi yang pertama kali diraih oleh tim Indonesia.
Prestasi itu meningkat dari tahun lalu saat Indonesia mendapat penghargaan Best EFL Speaker di Bangkok.
Pengumuman pemenang kompetisi itu disiarkan pada tanggal 2 Agustus 2020 dari kanal Youtube Asociación Mexicana de Debate di Mexico.
OWSDC 2020 dilaksanakan dari 17 Juli 2020 sampai dengan 2 Agustus 2020. Ajang itu diikuti oleh 68 tim debat jenjang sekolah menengah atas (SMA) dari 68 negara yang berpartisipasi.
Tim Indonesia yang difasilitasi oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirimkan Tim OWSDC 2020.
Tim tersebut terdiri dari tiga pendebat, yaitu Cassia Tandiono dari SMA Pelita Harapan Kemang Village, Joshua Luke Tandiono dari SMA British Indonesia Jakarta, dan Judah Purwanto dari SMA Pelita Harapan Lippo Village.
Siswa-siswa SMA itu didampingi oleh tim pembina yang terdiri dari Rachmat Nurcahyo dari Universitas Negeri Yogyakarta sebagai manajer tim, dan Novelisa Wirid dari Universitas Gadjah Mada sebagai pelatih.
Indonesia juga mengirimkan adjudicator/juri dalam kompetisi itu, yakni Evelyn Mulyono di Vanderbilt University, Nashiville di Amerika Serikat dan Stephanie Purwanto di George Washington University, Amerika Serikat.
Panitia OWSCD 2020 membuat dua nama divisi/kelompok tim debat pada babak penyisihan berdasarkan zona waktu, yaitu divisi Astec dan divisi Maya.
Tim Indonesia berada di zona waktu UTC+7 dan masuk dalam zona Maya. Terdapat enam babak penyisihan dan lima babak eliminasi dengan mosi debat yang bersifat “prepared” dan “impromptu”.
Pada ajang itu, terdapat enam babak penyisihan dan empat babak eliminasi.
Tim Indonesia menyelesaikan enam babak penyisihan dengan hasil empat kemenangan dan dua kekalahan.
Babak penyisihan ke-1, tim Indonesia menang atas Jepang dengan memperdebatkan mosi “This house would designate specific nonresidential area in which drug users and dealers are legally allowed to buy, use, and sell drugs”.
Di babak penyisihan ke-2, dengan memperdebatkan mosi “This house would pay additional benefits to families on welfare according to their child’s performance in school”, tim Indonesia mengalahkan tim Kazakhstan.
Pada babak penyisihan ke-3, Tim Indonesia mengalahkan tim Filipina dengan memperdebatkan mosi “This house would replace human judgment with computer algorithms in criminal sentencing decisions”.
Pada babak ke-4, Indonesia mengunci tiket ke babak eliminasi dengan mengalahkan tim Bangladesh dalam debat dengan mosi “This house believes that mainstream search engines should refuses to list results with sexist, racist, or offensive content”.
Tim Indonesia kehilangan poin di babak penyisihan ke-5 dan ke-6 dengan dikalahkan tim India dan tim Malaysia.
Pada babak eliminasi, tim Indonesia tertantang dengan memperdebatkan mosi “This house opposes narrative sacrifice as a description of the work performed by essential workers during crisis (war, pandemics, natural disaster)”, di mana Indonesia dikalahkan oleh tim Amerika Serikat dengan skor 3-2.
Dengan demikian tim Indonesia terhenti di babak Partial Double Octofinals dengan akumulasi skor 253, 64.
Di divisi Maya OWSDC, skor tim Indonesia menempati peringkat 5.
Puspresnas Kemendikbud tetap akan melanjutkan pembinaan tim debat Indonesia yang dipersiapkan untuk kompetisi selanjutnya.
Pada 2021 terdapat dua kompetisi debat dunia yang dilakukan secara dalam jaringan (online), yaitu OWSDC 2021 di bulan Februari dan Macau OWSDC 2021 di bulan Juli.
Comment