Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 06 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Indonesia menyampaikan bela sungkawa atas bencana ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8). Bencana yang disinyalir dipicu 2.750 ton amonium nitrat itu menewaskan ratusan jiwa.
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyampaikan bela sungkawa atas tewasnya seratus lebih orang dan 4 ribu jiwa yang terluka atas ledakan tersebut.
“Saya selaku pribadi dan pimpinan MPR menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga sahabat kami, warga Kota Beirut diberikan ketabahan dan keadaannya segera pulih kembali,” ungkap Syarief Hasan.
Berdasar data dari Kementerian Luar Negeri, terdapat 1.447 WNI yang sedang berada di Lebanon. Mereka adalah TNI yang sedang menjalani misi perdamaian PBB dengan jumlah 1.234 orang. Selebihnya sipil, termasuk mahasiswa dan pegawai di KBRI Lebanon. Beberapa dari mereka ada yang terluka.
Anggota Komisi I DPR yang membidangi luar negeri tersebut mendorong Kemenlu segera berkoordinasi dengan KBRI agar membentuk posko, bila diperlukan bagi WNI yang memerlukan bantuan. “Komunikasi dengan WNI juga penting untuk menunjukkan kehadiran negara menciptakan rasa aman dalam situasi sulit bagi WNI yang sedang berada di luar negeri,” ujar anggota Fraksi Partai Demokrat itu.
Selain itu, Syareif mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah dan rakyat Lebanon. “Langkah dukungan dan bantuan kemanusiaan sangatlah penting sebagai wujud solidaritas antarbangsa,” ungkap Syarief Hasan.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Lebanon menjadi negara ketiga setelah Mesir dan Syria yang mengakui kedaulatan Indonesia pada 29 Juli 1947 silam.
“Sudah seharusnya Pemerintah Indonesia membantu Lebanon sebagai bagian dari misi kemanusiaan sekaligus bagian dari langkah untuk menjaga hubungan baik dengan Lebanon yang pernah memberikan pengakuan kedaulatan”, tegas Syarief Hasan.
Dia mendukung Pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab ledakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kejadian sama seperti yang mengguncang jantung kota Lebanon itu.
“Sudah seharusnya, pihak yang bertanggungjawab diusut secara tuntas agar tidak menimbulkan instabilitas di Lebanon. Pemerintah Indonesia mendukung sebagai bentuk pengejewantahan tujuan bernegara yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana Pembukaan UUD NRI 1945,” tutup Syarief Hasan.
KalbarOnline.com – Indonesia menyampaikan bela sungkawa atas bencana ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8). Bencana yang disinyalir dipicu 2.750 ton amonium nitrat itu menewaskan ratusan jiwa.
Wakil Ketua MPR Syarief Hasan menyampaikan bela sungkawa atas tewasnya seratus lebih orang dan 4 ribu jiwa yang terluka atas ledakan tersebut.
“Saya selaku pribadi dan pimpinan MPR menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Semoga sahabat kami, warga Kota Beirut diberikan ketabahan dan keadaannya segera pulih kembali,” ungkap Syarief Hasan.
Berdasar data dari Kementerian Luar Negeri, terdapat 1.447 WNI yang sedang berada di Lebanon. Mereka adalah TNI yang sedang menjalani misi perdamaian PBB dengan jumlah 1.234 orang. Selebihnya sipil, termasuk mahasiswa dan pegawai di KBRI Lebanon. Beberapa dari mereka ada yang terluka.
Anggota Komisi I DPR yang membidangi luar negeri tersebut mendorong Kemenlu segera berkoordinasi dengan KBRI agar membentuk posko, bila diperlukan bagi WNI yang memerlukan bantuan. “Komunikasi dengan WNI juga penting untuk menunjukkan kehadiran negara menciptakan rasa aman dalam situasi sulit bagi WNI yang sedang berada di luar negeri,” ujar anggota Fraksi Partai Demokrat itu.
Selain itu, Syareif mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada pemerintah dan rakyat Lebanon. “Langkah dukungan dan bantuan kemanusiaan sangatlah penting sebagai wujud solidaritas antarbangsa,” ungkap Syarief Hasan.
Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Lebanon menjadi negara ketiga setelah Mesir dan Syria yang mengakui kedaulatan Indonesia pada 29 Juli 1947 silam.
“Sudah seharusnya Pemerintah Indonesia membantu Lebanon sebagai bagian dari misi kemanusiaan sekaligus bagian dari langkah untuk menjaga hubungan baik dengan Lebanon yang pernah memberikan pengakuan kedaulatan”, tegas Syarief Hasan.
Dia mendukung Pemerintah Lebanon untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab ledakan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kejadian sama seperti yang mengguncang jantung kota Lebanon itu.
“Sudah seharusnya, pihak yang bertanggungjawab diusut secara tuntas agar tidak menimbulkan instabilitas di Lebanon. Pemerintah Indonesia mendukung sebagai bentuk pengejewantahan tujuan bernegara yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana Pembukaan UUD NRI 1945,” tutup Syarief Hasan.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini