Mengenang Tragedi Kematian Hariri di Balik Ledakan Besar di Lebanon

KalbarOnline.com – Sebuah ledakan besar telah menghantam ibu kota Lebanon, Beirut, menjelang putusan dalam persidangan atas pembunuhan mantan PM Rafik Hariri. Pembunuhan itu sendiri terjadi pada 2005. Ledakan itu terjadi di daerah pelabuhan kota. Video yang viral di media sosial menunjukkan kerusakan yang parah.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Seperti diketahui, pengadilan PBB akan mengeluarkan putusannya dalam persidangan terhadap empat pelaku pembunuhan terhadap Hariri dengan bom mobil. Dilansir dari BBC, Rabu (5/8), keempatnya adalah anggota kelompok Hizbullah yang didukung Iran. Pelaku tetap konsisten menyangkal peran apa pun dalam kematian Hariri. Mereka diadili secara in absentia dan putusannya akan dikeluarkan pada Jumat (7/8).

Kemungkinan ledakan kedua saat itu dilaporkan di kediaman Hariri. Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hasan, mengungkap banyak korban cedera dan kerusakan parah.

Baca Juga :  Ribuan Warga Beirut Tuntut Tanggung Jawab Pemerintah Atas Ledakan

Mengingat Peristiwa Hariri

Pada pagi hari tanggal 14 Februari 2005, Rafik Hariri saat itu menjabat sebagai anggota parlemen. Dia bersekutu dengan oposisi di parlemen. Saat melakukan perjalanan dengan iring-iringan, bom mobil meledak.

Hariri telah menjadi salah satu politisi Sunni paling terkenal di Lebanon dan pada saat kematiannya, bergabung dengan seruan agar Syria menarik pasukan yang telah berada di Lebanon sejak 1976 setelah dimulainya perang saudara.

Pembunuhan itu membawa puluhan ribu demonstran ke jalan-jalan sebagai protes terhadap pemerintah pro-Syria.
Dalam dua minggu pemerintah mengundurkan diri dan beberapa minggu setelah itu, Syria menarik pasukannya.

Baca Juga :  Tangani Korban Ledakan, Rumah Sakit di Ibu Kota Lebanon Kewalahan

Setelah mengumpulkan bukti, PBB dan Lebanon membentuk Pengadilan Khusus untuk Lebanon (STL) di Den Haag pada tahun 2007 untuk menyelidiki pemboman, dan akhirnya menuduh keempat tersangka dengan terorisme, pembunuhan dan percobaan pembunuhan.

Orang kelima yang terkait dengan serangan itu, komandan militer Hizbullah Mustafa Amine Badreddine, terbunuh di Syria pada 2016. Pendukung Hizbullah telah menolak persidangan, menunjukkan bahwa proses STL tidak netral secara politik.

Comment