Pengakuan Dosen Lakukan Pelecehan Viral, UGM Hapus Tulisan Bambang Soal Program Nawacita

KalbarOnline.com – Penyimpangan seks yang dialami oknum dosen di Yogyakarta, Bambang Arianto, membuat geger. Bambang mengaku terobsesi dengan swinger secara virtual. Dia melancarkan aksinya dengan modus penelitian.

Menurut pengakuan Bambang, Dia kerap menyalahgunakan nama Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mencari korban. Diketahui Bambang Arianto pernah membuat tulisan yang dimuat di situs resmi UGM tentang Nawacita Presiden Jokowi pada tahun 2015. Dalam artikel itu ditulis BA adalah mahasiswa S2 Fisipol UGM.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Namun, Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan tidak pernah menerima Bambang Arianto (BA) sebagai mahasiswa jenjang S2. Rektor UGM Panut Mulyono memastikan hal itu setelah pihaknya mengecek data mahasiswa pascasarjana.

Baca Juga :  Omnibus Law Ciptaker Angin Segar Bagi Pekerja Informal

“Sudah kami telusuri di daftar nama mahasiswa UGM saat ini, tetapi tidak ketemu. Kami cek di pendaftaran pascasarjana juga tidak ditemukan nama tersebut,” ucap Panut saat dihubungi, Senin (3/8/2020), seperti dilansir CNNIndonesia.

Panut mengatakan UGM tengah mempelajari kasus BA guna mengambil langkah tindak lanjut yang tepat. Menurutnya, ini persoalan serius karena UGM dicatut oleh BA.

“Jika hal tersebut benar, UGM sangat menyayangkan. Ini kasus yang serius,” kata Panut.

Meski tak melakukan praktik swinger, Bambang mengakui bahwa dia telah melakukan pelecehan secara fisik, terhadap beberapa orang di UGM. Bambang diketahui merupakan alumnus dari universitas terkemuka tersebut.

Baca Juga :  Jokowi Kembali Serahkan Bantuan Modal Kerja kepada Sejumlah Pelaku Usaha Mikro dan Kecil

Setelah kasus Bambang ini mencuat dan jadi perbincangan ramai publik di sosial media, kini tulisan Bambang di situs UGM sudah lenyap. NOT FOUND.

Tulisan tersebut soal Nawacita yang merupakan program kampanye Presiden Jokowi. Laman yang sudah dihapus itu sebelumnya beralamat di https://fisipol.ugm.ac.id/setahun-cita-cita-nawacita/

Netizen pun mempertanyakan apa maksud UGM menghapus tulisan tersebut.

“Saya gak habis pikir. Menghapus barbuk kayak gini, apa sih untungnya bagi dunia perkampusan?” ucap Mustofa Nahrawardaya di akun twitternya @TofaTofa_id. [rif]

Comment