Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 31 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Menggunakan teknologi machine learning atau pembelajaran mesin, YouTube baru-baru ini dilaporkan telah menghapus lebih banyak video. Dari April hingga Juni, sebanyak 11,4 juta video dilaporkan telah dihapus YouTube karena dinilai menyesatkan, mengandung kekerasan dan pelecehan.
Jutaan video yang ditandai oleh teknologi pembelajaran mesin berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) YouTube. Pembelajaran mesin membantu mendeteksi konten yang berpotensi berbahaya. Kemudian mengirimkannya ke peninjau manusia untuk penilaian.
“Kami biasanya mengandalkan kombinasi orang dan teknologi untuk menegakkan kebijakan kami,” kata YouTube melalui blog resminya.
“Peninjauan manusia tidak hanya diperlukan untuk melatih sistem pembelajaran mesin kami, tetapi juga berfungsi sebagai pemeriksaan, memberikan umpan balik yang meningkatkan akurasi sistem kami dari waktu ke waktu,” lanjut pihak YouTube.
Seperti sudah disinggung di atas, video dihapus karena berbagai alasan. Termasuk masalah keamanan anak, penggambaran seksual atau ketelanjangan, menyebarkan scam atau informasi yang salah, pelecehan atau penindasan maya, atau mempromosikan ekstremisme kekerasan atau ujaran kebencian tertentu.
Pada kuartal kedua 2019, YouTube juga menghapus hampir sembilan juta video. Fokus khusus dibuat pada video yang berpotensi berbahaya bagi anak-anak. Jumlah video yang dihapus pada periode itu hampir dua kali lipat dari periode Januari-Maret 2020 yang mencapai 6,1 juta video.
Sebagian besar video atau tepatnya 10,85 juta video yang dihapus ditandai oleh sistem otomatis YouTube. YouTube mengatakan karena pandemi Covid-19, penghapusan video lebih banyak dilakukan oleh sistem dan mengurangi kapasitas video yang diulas oleh manusia.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Menggunakan teknologi machine learning atau pembelajaran mesin, YouTube baru-baru ini dilaporkan telah menghapus lebih banyak video. Dari April hingga Juni, sebanyak 11,4 juta video dilaporkan telah dihapus YouTube karena dinilai menyesatkan, mengandung kekerasan dan pelecehan.
Jutaan video yang ditandai oleh teknologi pembelajaran mesin berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) YouTube. Pembelajaran mesin membantu mendeteksi konten yang berpotensi berbahaya. Kemudian mengirimkannya ke peninjau manusia untuk penilaian.
“Kami biasanya mengandalkan kombinasi orang dan teknologi untuk menegakkan kebijakan kami,” kata YouTube melalui blog resminya.
“Peninjauan manusia tidak hanya diperlukan untuk melatih sistem pembelajaran mesin kami, tetapi juga berfungsi sebagai pemeriksaan, memberikan umpan balik yang meningkatkan akurasi sistem kami dari waktu ke waktu,” lanjut pihak YouTube.
Seperti sudah disinggung di atas, video dihapus karena berbagai alasan. Termasuk masalah keamanan anak, penggambaran seksual atau ketelanjangan, menyebarkan scam atau informasi yang salah, pelecehan atau penindasan maya, atau mempromosikan ekstremisme kekerasan atau ujaran kebencian tertentu.
Pada kuartal kedua 2019, YouTube juga menghapus hampir sembilan juta video. Fokus khusus dibuat pada video yang berpotensi berbahaya bagi anak-anak. Jumlah video yang dihapus pada periode itu hampir dua kali lipat dari periode Januari-Maret 2020 yang mencapai 6,1 juta video.
Sebagian besar video atau tepatnya 10,85 juta video yang dihapus ditandai oleh sistem otomatis YouTube. YouTube mengatakan karena pandemi Covid-19, penghapusan video lebih banyak dilakukan oleh sistem dan mengurangi kapasitas video yang diulas oleh manusia.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini