Sulit tidur atau insomnia adalah gangguan tidur yang sering dialami, baik itu oleh anak-anak, remaja, mahasiswa, pekerja, bahkan para lansia. Kondisi ini akan membuat kita berakhir dengan uring-uringan di atas kasur, kemudian main gadget, nyemil di malam hari, dan saat bangun pun tubuh tidak fit dan berstamina. Tidak jarang, penderita insomnia berakhir dengan obat tidur.
Insomnia bisa berdampak serius pada kesehatan jangka panjang. Bagaimana cara mengatasi insomnia?
Baca juga: Insomnia, Sebaiknya Berobat ke Dokter Apa?
Mengapa Kita Harus Cukup Tidur?
Tidur adalah bagian dari aktivitas manusia selama hidup, bahkan mengambil porsi waktu yang banyak, rata-rata seperempat hingga sepertiga waktu dalam sehari digunakan untuk tidur. Beberapa manfaat tidur untuk tubuh adalah sebagai berikut.
- Meregenerasi sel-sel tubuh yang baru.
- Memperbaiki sel-sel-sel tubuh yang rusak (self healing mechanism).
- Mengistirahatkan organ tubuh setelah seharian beraktivitas.
- Menjaga keseimbangan metabolisme tubuh.
Oleh sebab itulah, tidur bukan hanya sekedar aktivitas santai yang cenderung tidak mendatangkan manfaat, melainkan suatu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Jika tidur Kamu terganggu, maka siap-siap kondisi kesehatan akan terkena imbasnya.
Baca juga: Kebiasaan Ini Membuat Kamu Tidak Bisa Tidur, Lho!
Dampak dan Cara Mengatasi Insomnia
Hampir setiap orang pernah mengalami gangguan tidur. Insomnia atau susah tidur adalah gangguan tidur yang paling sering dialami. Orang yang mengalami insomnia cenderung menunjukkan tanda-tanda seperti: produktivitas jadi menurun, mudah lelah, stres, emosi menjadi labil, kurang percaya diri, suka ceroboh, dan terlalu impulsif terhadap sesuatu. Dalam jangka panjang, dapat memengaruhi kondisi kesehatan tubuh, yaitu gangguan pencernaan, kardiovaskuler, dan sistem imun tubuh.
Gejala-gejala inilah yang membuat penderita insomnia tidak nyaman melakukan aktivitasnya sehari-hari, sehingga pada akhirnya memutuskan menggunakan obat tidur untuk mengatasi insomia
Lalu, apakah penggunaan obat tidur aman untuk tubuh? Setiap obat tidur yang dikonsumsi harus berada di bawah pengawasan dokter, jadi penggunaan harus berdasarkan resep dokter. Hal ini untuk meminimalisir efek samping yang dapat muncul dan menghindari ketergantungan pada obat tidur.
Pemberian obat tidur akan ditentukan dokter berdasarkan tingkat keparahan gangguan tidur yang dialami. Jadi, Kamu tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi obat tidur, apalagi tanpa resep dari dokter.
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Merusak Kekebalan Tubuh, Lho
Berikut beberapa jenis obat tidur yang biasa diresepkan dokter:
1. Benzodiazepin
Obat tidur yang termasuk golongan ini adalah triazolam (masa paruh obat 20 jam). Adanya perbedaan pada masa paruh ini menunjukkan bahwa obat triazolam efektif mengatasi kesulitan untuk memulai tidur. Sementara, untuk mengatasi keluhan sering terbangun dini hari, obat dengan masa paruh 10-20 jam akan lebih efektif.
Jenis obat tidur golongan benzodiazepin mengandung zat sedatif (penenang), sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter. Umumnya, efek samping yang dapat timbul dari pemakaian obat tidur ini adalah: rasa kantuk hebat, pusing, rasa nyeri di kepala, mulut jadi kering dan lidah terasa pahit.
Efek samping lain yang harus diwaspadai adalah hang over, yakni efek yang muncul akibat akumulasi sisa metabolit aktif dari obat, seperti mual, perasaan ringan di kepala, dan suf (butek). Hati-hati, kondisi ini dapat memicu terjadinya kecelakaan pada pengendara motor.
Pengguna obat ini juga mengalami gejala paradoksal, seperti mudah gelisah, marah-marah, mudah terangsang, dan mengalami kejang-kejang. Belum lagi ketergantungan obat yang dipicu oleh kondisi abstinens, seperti sering mimpi buruk, muncul perasaan takut dan cemas, serta tubuh mengalami ketegangan hebat.
2. Non-Benzodiazepin
Jenis obat tidur golongan nonbenzodiazepin dapat digunakan untuk terapi insomnia jangka pendek. Adanya obat tersebut sebagai alternatif yang baik untuk menggantikan obat tidur golongan benzodiazepin. Dengan efisiensi obat yang sama, golongan obat non- benzodiazepin memiliki risiko yang lebih rendah terhadap efek samping dibandingkan dengan obat tidur golongan bendoziazepin.
Keunggulan obat tidur golongan non-benzodiazepin adalah memiliki waktu paruh yang lebih singkat, sehingga kecil kemungkinan untuk mengantuk di siang hari. Selain itu, obat jenis ini tidak terlalu menggganggu siklus tidur normal penderita insomnia dibanding pengguna obat tidur golongan benzodiazepin. Beberapa obat tidur yang termasuk ke dalam golongan ini adalah zolpidem, zaleplon, eszopiclone, dan ramelteon.
Baca juga: Jangan Anggap Remah, Kurang Tidur Dapat Merusak Otak!
Obat Insomnia Alami
Banyak orang yang masih belum menyadari bahwa gangguan tidur tidak selalu diatasi dengan obat tidur. Setelah mengetahui efek samping dan ketergantungan pada penggunaan obat tidur, tidak ada salahnya jika Kamu mencoba dengan terapi tanpa obat tidur. Anda bisa mencoba beberapa terapi alami berikut untuk mengatasi gangguan tidur.
Sebelum memilih obat tidur, coba atasi insomnia dengan terapi alami ini.
1. Ramuan herbal
Beberapa tanaman herbal yang diracik untuk mengatasi gangguan tidur adalah lenglengan, pegagan, dan biji pala. Ramuan jamuan ini sudah digunakan sebagai obat tidur dan terkenal untuk mengobati insomnia dan mengendalikan stres. Ramuan tiga jenis tanaman ini juga telah teruji secara klinis untuk efek relaksasinya dan sudah digunakan di klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus sebagai anti-insomnia.
2. Teh daun gaharu
Teh daun ini sangat populer di kalangan masyarakat, khususnya Kabupaten Bangka Tengah. Secara turun-temurun, teh daun gaharu telah banyak dikonsumsi untuk menghilangkan rasa lelah akibat gangguan tidur ringan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kamaludin et al. pada tahun 2017 juga membuktikan bahwa teh daun gaharu dapat memperbaiki pola tidur, meningkatkan kualitas tidur menjadi lebih nyaman dan nyenyak, serta tubuh terasa lebih segar saat bangun di pagi hari.
3. Madu
Terkenal dengan banyak manfaatnya, madu ternyata juga dapat digunakan sebagai terapi untuk gangguan tidur. Kandungan tryptofan di dalam madu dapat membantu proses sintesis hormon melatonin yang mampu memperbaiki kualitas tidur. Menurut Ferdian et al. (2015), pemberian madu satu jam sebelum tidur dapat mencegah dari kesulitan tidur, sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik.
Jadi, penggunaan obat tidur dapat dikonsumsi apabila terapi alami sudah tidak mampu mengatasi insomnia Anda. Apabila dampak gangguan tidur Anda sudah parah, segeralah periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan dan terapi medis yang tepat.
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Picu 5 Penyakit Ini
Comment