Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 12 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah sedang menggodok bantuan sektor pendidikan bagi pelajar dari keluarga miskin untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Yakni, berupa pulsa hingga ponsel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, banyak pelajar dari keluarga miskin sulit mengikuti pelajaran daring lantaran tak memiliki ponsel. ”Ini jadi tantangan baru yang harus kita pecahkan,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (11/8).
Pembahasan terkait bantuan itu tengah dilakukan bersama dengan kementerian terkait. ”Kami sedang membahas. Di mana mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa mendapatkan akses pembelajaran secara digital, karena teknologi, atau tidak punya HP, atau nggak bisa bayar pulsa,’’ jelas mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, menambahkan, persoalan yang terjadi saat ini juga terkait dengan kelengkapan data dan sistem yang mumpuni. Dia mencontohkan tersebarnya data di lingkup kementerian/lembaga. Misalnya, data masyarakat tidak mampu yang dimiliki Kemensos. Lalu, data pelaku UMKM yang tak hanya dimiliki Kemenkop, tapi juga di perbankan, nonkoperasi, maupun non perbankan yang belum terkonsolidasi.
Baca juga: Kejar Sinyal hingga ke Bukit, Curi Laptop demi Anak
Persoalan itu disebutnya menjadi tantangan tersendiri pada proses pemberian bantuan yang cepat dan akuntabel. ”Semua policy akan lebih mudah eksekusi kalau kita punya data lengkap dan sistem relatif established,’’ jelas Ani.
Sejalan dengan rencana bantuan ponsel dan pulsa, pelaksanaan PJJ diprediksi berlangsung hingga akhir tahun. Sebab, 57 persen peserta didik untuk jenjang sekolah dasar dan menengah masih berada di zona merah dan oranye.
Selain itu, para mahasiswa diputuskan bakal menjalani PJJ hingga awal tahun depan. Bahkan, ada pendapat yang berharap pembelajaran secara daring di kampus tetap dilanjutkan setelah pandemi rampung.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah sedang menggodok bantuan sektor pendidikan bagi pelajar dari keluarga miskin untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ). Yakni, berupa pulsa hingga ponsel.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, banyak pelajar dari keluarga miskin sulit mengikuti pelajaran daring lantaran tak memiliki ponsel. ”Ini jadi tantangan baru yang harus kita pecahkan,’’ ujarnya di Jakarta kemarin (11/8).
Pembahasan terkait bantuan itu tengah dilakukan bersama dengan kementerian terkait. ”Kami sedang membahas. Di mana mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa mendapatkan akses pembelajaran secara digital, karena teknologi, atau tidak punya HP, atau nggak bisa bayar pulsa,’’ jelas mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, menambahkan, persoalan yang terjadi saat ini juga terkait dengan kelengkapan data dan sistem yang mumpuni. Dia mencontohkan tersebarnya data di lingkup kementerian/lembaga. Misalnya, data masyarakat tidak mampu yang dimiliki Kemensos. Lalu, data pelaku UMKM yang tak hanya dimiliki Kemenkop, tapi juga di perbankan, nonkoperasi, maupun non perbankan yang belum terkonsolidasi.
Baca juga: Kejar Sinyal hingga ke Bukit, Curi Laptop demi Anak
Persoalan itu disebutnya menjadi tantangan tersendiri pada proses pemberian bantuan yang cepat dan akuntabel. ”Semua policy akan lebih mudah eksekusi kalau kita punya data lengkap dan sistem relatif established,’’ jelas Ani.
Sejalan dengan rencana bantuan ponsel dan pulsa, pelaksanaan PJJ diprediksi berlangsung hingga akhir tahun. Sebab, 57 persen peserta didik untuk jenjang sekolah dasar dan menengah masih berada di zona merah dan oranye.
Selain itu, para mahasiswa diputuskan bakal menjalani PJJ hingga awal tahun depan. Bahkan, ada pendapat yang berharap pembelajaran secara daring di kampus tetap dilanjutkan setelah pandemi rampung.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini