Bupati Ketapang Hadiri Kenduri Ageng Paguyuban Jawa Ketapang
KalbarOnline, Ketapang – Ada yang istimewa pada ulang tahun Paguyuban Jawa Ketapang kali ini, pasalnya diadakan di Rumah Joglo yaitu rumah adat masyarakat Jawa yang ada di Kabupaten Ketapang yang beralamat di Jalan Lingkar Kota (Sebelah Hutan Kota), Kelurahan Sukaharja, Kecamatan Delta Pawan, Kabupaten Ketapang sekaligus dihadiri langsung oleh Bupati Ketapang, Martin Rantan, Rabu (19/8/2020).
Rumah Joglo ini setahun yang lalu tepatnya pada Senin 15 Agustus 2019, dilakukan peletakan batu pertama pembangunannya oleh Bupati Martin. Kini setahun kemudian resmi berdiri dan diadakan kenduri.
Penyelenggaraan acara ditandai dengan Kenduri Ageng, yang mana PJKT membuat tumpeng ukuran ageng (besar) dengan mengambil tema dalam bahasa Jawa ‘Memayu hayuning bawana, ambrasta dur hangkara’ yaitu filosofi masyarakat jawa tentang ajakan untuk berbuat kebaikan dan menolak segala bentuk keburukan atau kejahatan atas kuasa Tuhan.
Dalam sambutannya, Bupati mengatakan bahwa peran serta masyarakat jawa di Kabuaten Ketapang dari semenjak dahulu hingga sekarang sangat besar, baik dalam hal pembangunan manusia maupun pembangunan lainnya.
Secara emosional, Bupati mengatakan bahwa dirinya punya ikatan emosional yang baik dengan masyarakat Jawa. Dikatakan Bupati, bahwa tenaga pendidiknya dari SD hingga S3 kebanyakan dari Suku Jawa, bahkan menurutnya lagi, keluarganya banyak yang telah melalukan asimilasi dengan etnis Jawa.
“Itu artinya, bahwa seorang Martin Rantan sampai seperti ini karena atas peran serta orang Jawa. Dan Mas Sugiarto, Sekretaris Paguyuban Jawa Ketapang ini adalah kakak ipar saya,” terang Bupati diiringi tepuk tangan para hadirin.
Di sela sambutannya, Bupati mengingatkan pada hadirin bahwa di masa new normal ini yaitu cara hidup di tengah pandemi Covid -19, berdasar pada anjuran pemerintah, semuanya harus tetap bekerja dan beraktivitas seperti biasanya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Tak lupa, Bupati juga menyampaikan bahwa menghadapi situasi politik Ketapang saat ini, karena akan terjadi kontestasi politik untuk pemilihaan kepala daerah, agar menghindari hal-hal yang beraroma SARA. Menurut Bupati, Ketapang punya histori dipimpin oleh berbagai etnis, tapi dari dulu hingga kini, tidak ada pihak yang mempersoalkannya.
“Pak Sunardi (alm) orang Jawa, Pak Morkes (alm) orang Melayu, Pak Hendrikus dan saya orang Dayak,” terang Bupati.
Lebih lanjut, dengan menjaga persatuan, menjaga kerukunan Ketapang bisa semakin baik. Pada masyarakat yang bersatupadulah sebuah pembangunan mudah dilanjutkan untuk menuju msyarakat yang maju dan sejahtera.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Ketapang, Suprapto yang juga merupakaan Dewan Penasihat PJKT, Wakil Ketua DPRD Ketapang, Suprapto, Sekda Ketapang, Farhan, Kepala Kejaksaan Ketapang, Dharma Bella Tymbaz, Dandim 1203/Ketapang, Letkol Kav Suntara Wisnu Budi Hidayanta, Danlanal Ketapang, Letkol Laut (P) Abdul Rajab, Unsur Forkopimda, para Kepala OPD Kabupaten Ketapang serta undangan lainnya. (Adi LC)
Comment