Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 21 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Ada banyak ekspresi wajah yang kita buat yang mengekspresikan emosi dan suasana hati atau mood kita. Misalnya, kita biasanya tersenyum saat bahagia, mengernyit saat marah, mengerutkan alis saat bingung, atau saat marah dan masih banyak lagi ekspresi berdasarkan mood lainnya.
Namun, terkadang kita membuat ekspresi mikro yang mungkin tidak terlalu kentara, tetapi tetap mengekspresikan emosi kita. Masalah ini yang tampaknya ingin coba diselesaikan oleh pihak kepolisian di Inggris.
Baru-baru ini dikabarkan bahwa kepolisian Inggris tertarik untuk menguji sistem pengenalan wajah atau dikenal dengan istilah face recognition yang ternyata memiliki kemampuan untuk mendeteksi suasana hati seseorang. Seperti namanya, pendeteksi mood ini akan menggunakan deteksi dan pengenalan wajah dengan memindai wajah seseorang.
Dilansir dari London Times via TheNextWeb, belum jelas bagaimana sistem ini akan bekerja. Tetapi perlu dicatat bahwa ada beberapa yang mengklaim bahwa teknologi tersebut benar-benar berfungsi.
Teknologi ini lebih tepatnya akan dijajal oleh kepolisian Lincolnshire. Dilaporkan bahwa mereka akan dapat menggunakan sistem tersebut untuk mencari suasana hati dan ekspresi wajah tertentu.
Ini juga akan memungkinkan polisi menemukan orang-orang yang memakai topi dan kacamata, atau wajah yang tersembunyi lainnya. Dilaporkan juga bahwa proyek ini telah mendapat dana dari Home Office untuk menguji alat tersebut di di wilayah Gainsborough, tetapi karena dikritik terkait masalah etika dan privasi, pilot project ini telah ditunda peluncurannya.
Namun seorang juru bicara polisi mengatakan kepada London Times bahwa semua rekaman akan dihapus setelah 31 hari. Pihak kepolisian tersebut juga akan melakukan penilaian hak asasi manusia dan privasi sebelum persidangan mendapat lampu hijau.
Pada tahun 2019, lembaga penelitian kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) AI Now telah meminta regulator untuk melarang teknologi tersebut karena tampaknya dibangun di atas “fondasi yang sangat goyah”. Berbicara kepada BBC saat itu, salah satu pendiri AI Now, Prof Kate Crawford berkata, lada saat yang sama dengan teknologi ini diluncurkan, sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti substansial bahwa orang-orang memiliki hubungan yang konsisten antara emosi yang Anda rasakan dan penampilan wajah mereka.
“Meskipun kami melihat peningkatan dalam penggunaan pengenalan wajah, terutama untuk tujuan keamanan, tampaknya ada banyak hal tentang teknologi yang belum kami kerjakan. Ada beberapa contoh di masa lalu di mana sistem seperti itu sebenarnya menyebabkan penangkapan yang salah,” kritik Crawford.
Sementara diketahui juga bahwa sebelum proyek tersebut dimulai di Inggris, beberapa kota di Amerika Serikat (AS) juga telah melarang penggunaannya di ruang publik. Baru-baru ini misalnya, kepolisian New York telah mengumumkan bahwa mereka juga akan menilai ulang penggunaan teknologi tersebut untuk aplikasi di masyarakat. (*)
KalbarOnline.com – Ada banyak ekspresi wajah yang kita buat yang mengekspresikan emosi dan suasana hati atau mood kita. Misalnya, kita biasanya tersenyum saat bahagia, mengernyit saat marah, mengerutkan alis saat bingung, atau saat marah dan masih banyak lagi ekspresi berdasarkan mood lainnya.
Namun, terkadang kita membuat ekspresi mikro yang mungkin tidak terlalu kentara, tetapi tetap mengekspresikan emosi kita. Masalah ini yang tampaknya ingin coba diselesaikan oleh pihak kepolisian di Inggris.
Baru-baru ini dikabarkan bahwa kepolisian Inggris tertarik untuk menguji sistem pengenalan wajah atau dikenal dengan istilah face recognition yang ternyata memiliki kemampuan untuk mendeteksi suasana hati seseorang. Seperti namanya, pendeteksi mood ini akan menggunakan deteksi dan pengenalan wajah dengan memindai wajah seseorang.
Dilansir dari London Times via TheNextWeb, belum jelas bagaimana sistem ini akan bekerja. Tetapi perlu dicatat bahwa ada beberapa yang mengklaim bahwa teknologi tersebut benar-benar berfungsi.
Teknologi ini lebih tepatnya akan dijajal oleh kepolisian Lincolnshire. Dilaporkan bahwa mereka akan dapat menggunakan sistem tersebut untuk mencari suasana hati dan ekspresi wajah tertentu.
Ini juga akan memungkinkan polisi menemukan orang-orang yang memakai topi dan kacamata, atau wajah yang tersembunyi lainnya. Dilaporkan juga bahwa proyek ini telah mendapat dana dari Home Office untuk menguji alat tersebut di di wilayah Gainsborough, tetapi karena dikritik terkait masalah etika dan privasi, pilot project ini telah ditunda peluncurannya.
Namun seorang juru bicara polisi mengatakan kepada London Times bahwa semua rekaman akan dihapus setelah 31 hari. Pihak kepolisian tersebut juga akan melakukan penilaian hak asasi manusia dan privasi sebelum persidangan mendapat lampu hijau.
Pada tahun 2019, lembaga penelitian kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) AI Now telah meminta regulator untuk melarang teknologi tersebut karena tampaknya dibangun di atas “fondasi yang sangat goyah”. Berbicara kepada BBC saat itu, salah satu pendiri AI Now, Prof Kate Crawford berkata, lada saat yang sama dengan teknologi ini diluncurkan, sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti substansial bahwa orang-orang memiliki hubungan yang konsisten antara emosi yang Anda rasakan dan penampilan wajah mereka.
“Meskipun kami melihat peningkatan dalam penggunaan pengenalan wajah, terutama untuk tujuan keamanan, tampaknya ada banyak hal tentang teknologi yang belum kami kerjakan. Ada beberapa contoh di masa lalu di mana sistem seperti itu sebenarnya menyebabkan penangkapan yang salah,” kritik Crawford.
Sementara diketahui juga bahwa sebelum proyek tersebut dimulai di Inggris, beberapa kota di Amerika Serikat (AS) juga telah melarang penggunaannya di ruang publik. Baru-baru ini misalnya, kepolisian New York telah mengumumkan bahwa mereka juga akan menilai ulang penggunaan teknologi tersebut untuk aplikasi di masyarakat. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini