Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 16 September 2020 |
KalbarOnline.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa ada bukti penularan lewat udara di dalam ruangan melalui aerosol. Penelitian menunjukkan bahwa tidak bicara selama di dalam ruangan akan mampu menurunkan risiko penularan Covid-19.
Hanya saja, tentu tetap wajib memakai masker. Lebih banyak zona tenang dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan restoran, dinilai dapat membantu mengurangi risiko penularan virus Korona.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menurunkan volume bicara dapat mengurangi penyebaran penyakit. Dalam upaya untuk mengendalikan transmisi, pengurangan 6 desibel dalam tingkat bicara rata-rata dapat memiliki efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan.
Para ilmuwan dari Amerika Serikat memberikan salinan makalah yang merinci penelitian mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan penerapan zona tenang di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi. “Seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan,” tulis peneliti dari University of California, Davis, seperti dilansir Straits Times.
Tetesan mikroskopis yang dikeluarkan saat berbicara, menguap meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus. Peningkatan kenyaringan suara sekitar 35 desibel, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel sebanyak 50 kali. Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.
“Tidak semua lingkungan dalam ruangan sama dalam hal risiko penularan aerosol,” kata Ketua Peneliti William Ristenpart.
“Ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada bar, karaoke, yang tidak ramai di mana pengunjung berada jauh secara sosial tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras,” pungkasnya.
KalbarOnline.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa ada bukti penularan lewat udara di dalam ruangan melalui aerosol. Penelitian menunjukkan bahwa tidak bicara selama di dalam ruangan akan mampu menurunkan risiko penularan Covid-19.
Hanya saja, tentu tetap wajib memakai masker. Lebih banyak zona tenang dalam ruangan yang berisiko tinggi, seperti rumah sakit dan restoran, dinilai dapat membantu mengurangi risiko penularan virus Korona.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa menurunkan volume bicara dapat mengurangi penyebaran penyakit. Dalam upaya untuk mengendalikan transmisi, pengurangan 6 desibel dalam tingkat bicara rata-rata dapat memiliki efek yang sama dengan menggandakan ventilasi ruangan.
Para ilmuwan dari Amerika Serikat memberikan salinan makalah yang merinci penelitian mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa otoritas kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan penerapan zona tenang di lingkungan dalam ruangan yang berisiko tinggi. “Seperti ruang tunggu rumah sakit atau fasilitas makan,” tulis peneliti dari University of California, Davis, seperti dilansir Straits Times.
Tetesan mikroskopis yang dikeluarkan saat berbicara, menguap meninggalkan partikel aerosol yang cukup besar untuk membawa virus. Peningkatan kenyaringan suara sekitar 35 desibel, atau perbedaan antara berbisik dan berteriak, meningkatkan laju emisi partikel sebanyak 50 kali. Percakapan normal berada di atas kisaran 10 desibel, sedangkan kebisingan di restoran sekitar 70.
“Tidak semua lingkungan dalam ruangan sama dalam hal risiko penularan aerosol,” kata Ketua Peneliti William Ristenpart.
“Ruang kelas yang ramai tapi sepi jauh lebih tidak berbahaya daripada bar, karaoke, yang tidak ramai di mana pengunjung berada jauh secara sosial tetapi berbicara dan bernyanyi dengan musik keras,” pungkasnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini