Balita Mums Sembelit? Gak Usah Khawatir, Ini Cara Mengatasinya!

Balita pada dasarnya adalah anak sekelompok anak di bawah usia lima tahun yang rewel. Suasana hati dan keinginan mereka dapat berubah dengan cepat. Bahkan, sesuatu yang mendasar seperti buang air besar bisa menjadi rumit.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Beberapa balita buang air besar setiap hari. Namun, bagaimana jika anak Mums melakukannya setiap dua atau tiga hari? Tentu, Mums dan Dads khawatir dan panik. Apalagi, jika sudah mengarah ke sembelit.

Meskipun bukan tanda penyakit serius, sembelit membuat para Mums panik karena si kecil menangis setiap BAB. Ya, sembelit merupakan masalah umum pada balita. Kebanyakan, kasus sembelit pada balita bersifat sementara. Biasanya, balita yang mengalami sembelit itu jarang buang besar atau mengeluarkan tinja yang keras dan kering.

Tidak perlu khawatir, karena ada beberapa penyebab dan cara mengatasi sembelit pada anak balita.

Baca juga: Macam-macam Obat Pencahar untuk Mengatasi Sembelit, Harus Pilih yang Mana?

Mengenali Sembelit Kronis pada Balita

Biasanya, anak-anak buang air besar sekali dalam satu hari. Namun, ada juga anak yang buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu atau kurang. Selama tinjanya lunak dan tidak ada keluhan, Mums tidak perlu khawatir.

Jika frekuensi buang air besar jarang dan si Kecil mengeluarkan tinja yang keras, menandakan anak mengalami sembelit. American Academy of Pediatrics mengungkapkan bahwa, setiap anak yang mengeluarkan tinja dengan ukuran besar, keras, kering, yang disertai nyeri saat buang air besar, atau terdapat darah di bagian luar tinja, dapat dikatakan jika anak Mums mengalami sembelit.

Namun, tidak usah khawatir dulu, Mums. Sesekali, normal kok jika anak Mums mengalami sembelit. Mums harus lebih banyak memberikan buah dan sayuran kaya serat serta minum air putih yang banyak pada si Kecil.

Jika sembelit berlangsung selama dua minggu atau lebih, disebut sembelit kronis. Saatnya Mums lebih waspada. Sembelit kronis pada balita dapat menyebabkan komplikasi atau menandakan kondisi yang mendasarinya.

Baca Juga :  Cegah Penyakit Tidak Menular Lewat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Untuk mengetahui apakah anak mengalami sembelit atau tidak, Mums harus memperhatikan gejala lain yang dialami anak, seperti sakit perut, kembung, mual, kehilangan selera makan, sering marah, menangis atau menjerit saat buang air besar, menghindari toilet (tanda bahwa anak Mums melakukan ini termasuk mengatupkan pantat, menyilangkan kaki, memerah, berkeringat, atau menangis), dan terdapat noda atau serpihan kotoran cair pada pakaian dalam anak.

Bawalah anak Mums ke dokter jika sembelit berlangsung lebih dari dua minggu atau disertai pembengkakan perut, penurunan berat badan, nyeri saat buang air besar. Biasanya, dokter akan melacak pergerakan usus anak Mums, misalnya seberapa sering sembelit terjadi dan apakah terdapat darah di tinja tersebut atau tidak.

Baca juga: Pisang untuk Mengatasi Sembelit? Cari Tahu Kebenarannya!

Penyebab Sembelit pada Balita dan Cara Mencegahnya

Ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab sembelit pada balita, mulai dari pola makan hingga obat-obatan atau suplemen yang diminum. Inilah beberapa penyebab umum sembelit pada balita.

  • Diet dan Perubahan Pola Makan. Saat di mana balita Mums memiliki pola makan yang terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan, produk susu dan permen. Dan, terlalu sedikit mengonsumsi makanan mengandung serat seperti biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Kekurangan cairan juga bisa memicu sembelit karena membuat tinja yang dikeluarkan menjadi keras. Perubahan pola makan apa pun, seperti saat anak Mums beralih dari ASI ke susu formula atau mulai mengonsumsi makanan baru, dapat memengaruhi tinja.

  • Menahan Buang Air Besar. Biasanya, balita usia 3 tahun jauh lebih tertarik bermain daripada ke kamar mandi. Beberapa anak merasa malu atau takut menggunakan kamar mandi, terutama toilet umum. Terkadang, balita yang menolak proses toilet training mengekspresikannya dengan menolak pergi ke kamar mandi.

  • Obat-obatan yang Diminum. Beberapa obat atau suplemen dapat menyebabkan balita sembelit, termasuk suplemen zat besi dosis tinggi atau obat nyeri. Namun, zat besi dosis rendah yang terkandung pada susu formula tidak menyebabkan sembelit.

Baca juga: Jangan Lupa Penuhi Kebutuhan Serat Harian Anak

Untuk mencegah sembelit pada anak-anak, Mums dapat melakukan beberapa hal ini:

  • Biasakan anak mengonsumsi makanan berserat tinggi. Makanan yang kaya serat dapat membantu tubuh anak Mums membentuk tinja yang lembut dan besar. Sajikan lebih banyak makanan berserat tinggi seperti buah (apel dan pir), sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan roti dari gandum utuh. Jika anak tidak terbiasa dengan makanan berserat tinggi, mulailah dengan menambahkan beberapa gram serat per hari untuk mencegah perut kembung. Asupan serat makanan yang disarankan adalah 14 gram untuk setiap 1.000 kalori dalam makanan anak Mums. Untuk balita, asupannya lebih kecil, sekitar 20 gram serat makanan sehari.

  • Biasakan anak untuk minum lebih banyak cairan. Air putih atau sedikit jus buah merupakan cairan terbaik yang bisa dikonsumsi anak Mums. Bagi beberapa anak, susu bisa menyebabkan sembelit.

  • Ciptakan rutinitas buang air besar. Setelah makan, sisihkan waktu agar anak dapat buang air besar teratur. Jika perlu, sediakan bangku kaki agar anak nyaman duduk di toilet. Ingatkan anak bahwa buang air besar itu normal. Jadi, jangan mengabaikan atau menundanya.

  • Bersikap suportif. Hargai setiap usaha yang dilakukan anak Mums. Beri anak hadiah kecil karena telah mencoba buang air besar, walaupun tidak berhasil. Misalnya, stiker yang hanya bisa didapatkan apabila anak Mums mau mencoba buang air besar. Dan, jangan menghukum anak yang mengotori celana dalamnya.

Baca juga: Masalah Pencernaan yang Umumnya Dialami Bayi

Referensi:

WebMD. Toddler Constipation

MayoClinic. Constipation in children

Henry Ford Livewell. Resolving Toddler Constipation: Do’s and Don’ts

Comment