Awas, Gangguan Pembekuan Darah Memicu Kelahiran Prematur

Pembekuan darah atau disebut trombosis, adalah kelainan darah berupa terbentuknya gumpalan darah karena darah berubah dari cair menjadi padat. Proses pembekuan darah ini memang diperlukan saat terjadi luka, sehingga perdarahan bisa dihentikan. Namun, pembekuan darah yang tidak sehausnya, justru membahayakan, termasuk pada ibu hamil.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Siapa saja dapat mengalami gangguan pembekuan darah. Tapi, ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pembekuan darah selama kehamilan hingga 3 bulan setelah melahirkan.

Kebanyakan Mums dengan kondisi gangguan pembekuan darah tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat. Namun, kondisi tersebut dapat menimbulkan masalah bagi sebagian Mums karena dapat menyebabkan kelahiran prematur. Yang lebih parah, bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi.

Baca juga: 5 Komplikasi Kehamilan di Trimester Kedua yang Harus Diwaspadai

Penyebab Ibu Hamil Rentan Alami Gangguan Pembekuan Darah

Perubahan alami pada tubuh wanita selama kehamilan, persalinan, dan periode 3 bulan setelah melahirkan dapat membuat wanita berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.

Selama kehamilan, wanita lebih mudah menggumpal darah untuk mengurangi kehilangan darah selama persalinan dan melahirkan. Wanita hamil juga mungkin hambatan aliran darah ke kaki di kemudian hari karena pembuluh darah di sekitar panggul ditekan oleh janin yang sedang tumbuh.

Selain itu, gerakan yang terbatas atau kurang (imobilitas) akibat tirah baring setelah melahirkan dapat membatasi aliran darah di kaki dan lengan, meningkatkan risiko wanita untuk mengalami pembekuan darah.

Jadi, apabila Mums sedang hamil dan memiliki masalah dengan pembekuan darah di masa lalu, jangan lupa untuk memberitahu dokter kandungan saat melakukan pemeriksaan pertama kandungan Mums.

Baca Juga :  Hindari 5 Coping Mechanism Tidak Sehat Ini untuk Mengurangi Stres!

Dengan begitu, dokter dapat melakukan tes darah untuk mengetahui apakah Mums menderita trombofilia atau tidak. Trombofilia adalah kondisi kesehatan yang meningkatkan kemungkinan seseorang membuat pembekuan darah tidak normal.

Beberapa ibu hamil yang memiliki trombofilia harus mengonsumsi obat-obatan pengencer darah untuk menghentikan gumpalan darah menjadi lebih besar dan mencegah terbentuknya gumpalan darah baru.

Baca juga: Menonton Televisi Terlalu Lama Dapat Sebabkan Pembekuan Darah

Risiko Gangguan Pembekuan Darah pada Ibu Hamil

Pembekuan darah yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan masalah. Apabila Mums memiliki pembekuan darah atau sejenis trombofilia yang disebut sindrom antifosfolipid, Mums lebih mungkin mengalami komplikasi yang dapat memengaruhi kesehatan Mums dan bayi, termasuk:

  • Penggumpalan darah di plasenta. Plasenta tumbuh di rahim untuk memasok makanan dan oksigen untuk janin melalui tali pusar. Pembekuan darah di plasenta dapat menghentikan aliran darah ke janin. Hal tersebut dapat membahayakan janin di kandungan Mums.
  • Serangan jantung. Biasanya, terjadi ketika penggumpalan darah, akan menghalangi aliran darah dan oksigen ke jantung. Tanpa darah dan oksigen, jantung tidak dapat memompa darah dengan baik, di mana otot jantung bisa mati. Serangan jantung dapat menyebabkan kerusakan jantung atau kematian.
  • Pertumbuhan bayi yang tidak baik. Dalam istilah medis disebut intauterine growth restriction (IUGR), kondisi di mana bayi Mumsmengalami gangguan pertumbuhan di dalam rahim.
  • Keguguran. Kondisi di mana janin meninggal di dalam rahim sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu.
  • Insufisiensi plasenta. Terjadi ketika plasenta tidak berfungsi sebagaimana mestinya, di mana bayi Mums mendapat lebih sedikit makanan dan oksigen.
  • Preeklamsia. Biasanya, terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau setelah kelahiran. Kondisi di mana Mums memiliki kelebihan protein di urine dan tekanan darah tinggi.
  • Kelahiran prematur. Saat di mana bayi Mums lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Baca Juga :  Step by Step Mencegah Anemia pada Ibu Hamil
Baca juga: Penyebab Bayi Lahir Prematur

Bicarakan dengan dokter tentang risiko dan cara mencegah terbentuknya bekuan darah selama hamil. Mums juga harus mewaspadai gejala-gejalanya sehingga dapat segera mencari pengobatan medis jika diperlukan.

Perawatan dini dapat membantu mencegah terjadinya bekuan darah dan mencegah kondisi lain yang berbahaya. Meskipun terbentuknya bekuan darah tidak selalu disertai gejala, namun berikut ini adalah beberapa gejala yang Mums harus waspadai:

Pembengkakan pada anggota tubuh yang tersumbat bekuan darah, misalnya di tungkai bawah.
– Nyeri atau nyeri tekan namun bukan karena cedera
– Kulit yang hangat dan kemerahan, atau berubah warna.

Baca juga: Gumpalan Darah Pemicu Stroke dan Serangan Jantung, Kenali Gejalanya!

Referensi:

Ejog. The influence of maternal whole blood viscosity on fetal growth

MD. Blood Clots and Pregnancy

Comment