KalbarOnline.com − Aprilia sempat punya keyakinan bisa bersaing dengan tim elite MotoGP musim ini. Pada tes pramusim di Malaysia, tim asal Noale, Italia, itu sempat bersaing di jajaran top 10 lewat pembalap mereka, Aleix Espargaro. Namun, pandemi Covid-19 memberikan masalah buat Aprilia.
Covid-19 membuat tim pabrikan harus memotong anggaran dan menghentikan pengembangan mesin serta aspek aerodinamika. Aprilia punya waktu mengembangkan mesin hingga akhir 2020 sebelum musim kembali bergulir.
Namun, masalah lain muncul ketika tes pada Juli lalu. Oli mesin motor jagoan Aprilia Aleix Espargaro tumpah ke lintasan dan membuat rider Ducati Danilo Petrucci terjatuh. Saat itu, Aprilia meminta izin kepada tim peserta untuk memperbaiki bagian yang bermasalah, yakni piston.
Meski demikian, manajer trek balap Aprilia Paolo Bonora mengakui timnya menunjukkan peningkatan ketimbang musim sebelumnya. Namun, perubahan piston yang sudah dilakukan tak cukup membantu Espargaro dan Bradley Smith tampil kompetitif di lintasan.
Bahkan, Espargaro mengatakan, RS-GP milik Aprilia merupakan motor paling lambat dalam hal akselerasi. Tetapi, Bonora punya pandangan lain.
”Saat ini, kami bekerja sangat keras di aspek mesin. Motor kami bagus saat berbelok dan mengubah arah, tetapi bermasalah di sisi mesin,” papar Bonora dilansir Crash.
Sejauh ini, Aprilia belum mampu menempatkan pembalapnya finis tiga besar dan merasakan podium kemenangan. Capaian terbaik mereka adalah ketika Espargaro finis ke-10 pada GP Ceko. Situasi sulit yang dialami Aprilia saat ini turut membuat frustrasi para pembalapnya.
”Situasinya sekarang enggak mudah. Aku tidak bisa menikmatinya,” kata Espargaro dilansir Autosport. Menurut rider asal Spanyol tersebut, performa RS-GP lebih bagus saat mengaspal di sirkuit dengan cuaca panas. Misalnya, di Thailand, Argentina, Malaysia, dan Qatar.
”Jadi, kami harus memikirkan keseimbangan dan setting-an motor untuk menentukan suhu ban,” lanjutnya.
Comment