Seorang Mahasiswa Untan Jadi Korban Dalam Demo Tolak Omnibus Law Cipta Kerja di Kalbar yang Berujung Anarkis
KalbarOnline, Pontianak – Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura Pontianak menjadi korban dalam aksi demo tolak Undang-undang Omnibuw Law Cipta Kerja di Kantor DPRD Kalbar yang berujung anarkis, Kamis (8/10/2020).
Demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Mahasiswa untuk Amanat Penderitaan Rakyat Kalimantan Barat ini awalnya berjalan tertib. Namun belakangan aksi Aliansi Mahasiswa untuk Ampera ini diduga disusupi oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab sehingga berujung anarkis.
Perihal seorang mahasiswa yang menjadi korban dalam aksi demo itu turut dibenarkan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan sekaligus Alumni FEB Untan, Juanda Astarani.
“Iya benar. Kondisinya sudah membaik,” ujarnya.
Dirinya mengatakan, korban saat ini masih dalam perawatan di RSUD Soedarso Pontianak. Yang bersangkutan, jelas dia, mengalami luka di sekitar bagian kepala dekat telinga.
“Tadi saya jenguk sedang dijahit, tapi setelah itu saya keluar karena dia mau istirahat dan sekarang kondisinya sudah baik,” tukasnya.
Juanda juga menerangkan hasil dialognya dengan korban bahwa korban tak mengetahui secara pasti apa penyebab luka yang dialaminya itu lantaran situasi saat itu sedang ricuh.
“Saat itu situasi kan kacau, tiba-tiba dia luka. Bingung juga mau bilang kena apa,” terangnya.
Juanda pun menyayangkan aksi demo akibat ulah oknum tak bertanggungjawab itu berujung ricuh.
Sementara Presiden Mahasiswa IAIN Pontianak, Muhammad Ali Fahmi secara tegas memastikan bahwa massa yang berbuat anarkis dalam demo tolak Undang-undang Omnibuw Law Cipta Kerja tersebut bukan bagian dari Aliansi Mahasiswa untuk Amanat Penderitaan Rakyat Kalimantan Barat.
“Aksi kita ini jelas dari aliansi mahasiswa. Terkait tadi ada yang tidak pakai almamater atau atribut kampus, saya Tegaskan mereka bukan bagian dari kita. Bukan bagian dari aliansi mahasiswa,” tegasnya saat diwawancarai di depan Kantor DPRD Kalbar usai demo, Kamis (8/10/2020) sore.
Koordinator BEM daerah Nusantara Kalbar ini pun mengaku tak mengetahui massa anarkis tersebut dari mana dan di luar dugaan mereka. Sehingga pihaknya menilai bahwa aksi demo yang digelar Aliansi Mahasiswa disusupi oleh oknum tak bertanggungjawab.
“Sebenarnya tadi massa yang di depan DPRD ada yang tidak pakai atribut kampus dan sebagainya itu juga tidak kita duga. Di luar dugaan kita. Kita tidak tahu mereka datangnya dari mana. Bisa dikatakan aksi kami disusupi oleh orang-orang tak bertanggungjawab,” tegasnya
Aksi demo yang berujung ricuh dan anarkis itu pun diakui pihak kepolisian disusupi oleh pihak tak bertanggung jawab. Hal itu disampaikan oleh Kabag Ops Polresta Pontianak, AKP Rizal saat diwawancarai awak media usai aksi, Kamis (8/10/2020) sore.
“Memang pada awalnya tertib akan tetapi ada disusupi, mungkin oleh oknum tak bertanggungjawab. Sehingga keadaan tadi sempat sedikit kacau. Alhamdulillah sekarang sudah kondusif,” ujarnya.
AKP Rizal turut mengungkapkan bahwa sedikitnya 26 oknum yang diduga menjadi provokator diamankan oleh pihaknya.
“Oknum yang sudah diamankan ada sekitar 26 orang. Masih kita dalami peran mereka, apakah pelajar, kelompok tertentu. Masih kita dalami, kita amankan dulu, belum sempat diperiksa motif mereka,” tandasnya. (Fai)
Comment