Petugas Lab Singapura Lalai, 233 Spesimen Covid-19 Tak Sengaja Dibuang

KalbarOnline.com – Sebanyak 233 sampel spesimen tes usap Covid-19 tidak sengaja dibuang sebelum dilakukan pengujian. Kelalaian itu terjadi di laboratorium medis swasta. Hal ini membuat pemerintah Singapura melakukan pengawasan lebih ketat terkait pelaksanaan uji spesimen demi data yang sahih.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Batch dikumpulkan dari klinik lewat program Swab-and-Send-Home (Sash). Sampel uji secara tidak sengaja dibuang (dari) sebelum pengujian dilakukan di laboratorium,” kata juru bicara Quest Laboratories kepada The Straits Times.

  • Baca juga: Singapura Temukan Antibodi Monoklonal untuk Pengobatan Pasien Covid-19

Lewat program Sash, pasien yang memenuhi kriteria tertentu diseka dan kemudian dikirim pulang untuk menunggu hasil tes. Sampel usap mereka dikirim ke laboratorium dan pengujian dapat memakan waktu hingga tiga hari kerja.

Hingga Minggu (11/10), 87 klinik yang terkena dampak telah diinfokan tentang kejadian tersebut dan 102 pasien telah diuji ulang. “Hasilnya ternyata negatif,” ungkap laboratorium tersebut.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan sedang bekerja sama dengan laboratorium dan klinik untuk menghubungi pasien yang terkena dampak guna mengatur agar mereka diswab ulang secepat mungkin. Laboratorium mengatakan sampel yang diuji ulang akan diprioritaskan untuk memastikan bahwa pasien yang terkena dampak menerima hasil tes tanpa penundaan lebih lanjut.

Salah seorang pasien melakukan tes usap pada 7 Oktober di klinik Toa Payoh setelah menderita pilek dan demam.
Ketika dia tidak menerima hasilnya dua hari kemudian, suaminya menelepon klinik dan mengetahui bahwa penundaan itu disebabkan oleh terjadinya insiden di Laboratorium Quest.

Baca Juga :  WHO: Warga Dunia yang Terinfeksi Covid-19 Bisa Capai 750 Juta Orang

Seorang perempuan yang menolak disebutkan namanya, mengatakan penundaan itu membuat suami dan putrinya kesal. Sebab mereka harus tinggal di rumah sambil menunggu hasil.

Kementerian Kesehatan Singapura berjanji pihaknya mengambil langkah serius atas insiden tersebut dan sedang menyelidiki masalah tersebut. Kemenkes menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan lab untuk menerapkan evaluasi dan pencegahan yang diperlukan untuk memastikan kelalaian semacam itu tidak terjadi lagi.

“Kami akan mengambil tindakan yang sesuai terhadap laboratorium jika investigasi mengungkapkan adanya pelanggaran peraturan. Kami juga akan mengingatkan laboratorium berlisensi lainnya tentang perlunya memastikan pelatihan staf yang tepat dan kepatuhan terhadap prosedur operasi standar mereka,” tambah Kementerian Kesehatan Singapura.

Investigasi oleh Laboratorium Quest menemukan dua penyimpangan kepatuhan dalam SOP yang melibatkan penanganan dan pembuangan spesimen. Penyerahan spesimen pertama berkaitan dengan spesimen dari kurir ke petugas penerima spesimen. Hal ini terjadi pada saat yang sama staf laboratorium membuang spesimen lama. Sedangkan SOP kedua, staf laboratorium membuang spesimen di area penerimaan spesimen, yang mengarah ke pembuangan yang salah dari batch yang belum diuji.

Baca Juga :  AS Prihatin Pemerintah Tiongkok Ogah Beri Data Awal Terjadinya Covid

Kepala eksekutif Laboratorium Quest, Ginny Foo mengatakan bahwa kepatuhan terhadap prosedur yang berkaitan dengan sistem pelacakan ditanggapi dengan sangat serius dan ini adalah pertama kalinya insiden semacam itu terjadi di lab.

“Namun demikian, kesalahan seperti itu tidak dapat diterima. Kami telah melakukan revisi untuk memperketat pelacakan kami, dan pelatihan ulang staf tentang SOP baru,” ungkapnya.

Langkah-langkah baru yang diterapkan oleh lab mencakup wadah kode warna yang dimaksudkan untuk pengiriman sampel guna memastikan wadah tersebut mudah dibedakan dari wadah yang dimaksudkan untuk dibuang. Ini akan menghilangkan kemungkinan kebingungan antara batch sampel yang belum diuji dan batch yang telah diuji dan harus dibuang.

Lab juga telah menambahkan langkah verifikasi kedua yang mengharuskan semua sampel untuk dibuang, diverifikasi dan ditandatangani oleh dua individu yang terpisah. Pihak laboratorium lantas meminta maaf.

“Kami sangat menyesali kegagalan sistem kami dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan terhadap pasien, dokter, dan staf klinik yang terlibat. Prioritas utama kami adalah keselamatan pasien kami, penyedia layanan kesehatan yang kami layani dan komunitas,” sebut Ginny Foo.

Comment