Mahasiswa Jadi Kunci Keberhasilan Protokol 3M untuk Lawan Covid-19

KalbarOnline.com – Selain para ibu dalam kampanye Ingat Pesan Ibu, mahasiwa serta generasi muda seluruhnya merupakan kunci untuk menuju keberhasilan protokol kesehatan 3M yakni wajib menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan pakai sabun. Mereka diingatkan untuk menjadi agen perubahan dalam melawan Covid-19.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dalam peluncuran buku KKN Tematik Covid-19, Rabu (28/10), Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menjelaskan generasi muda selalu memiki peran sebagai agen perubahan dalam sejarah bangsa. Dia menambahkan mahasiswa sebagai representasi pemuda merupakan aset berharga bangsa Indonesia dan dapat berperan dalam penanggulangan bencana seperti bencana Covid-19 saat ini.

“Salah satu kunci keberhasilan upaya perubahan perilaku lewat peran mahasiswa. Juga Pemda yang telah memfasilitasi para mahasiswa sehingga interaksi antara mahasiswa dan masyarakat dapat berjalan mulus,” tegas Doni.

“Tak hanya upaya protokol kesehatan, tetapi juga memahami permasalahan kebutuhan ekonomi untuk menjadi masyarakat yang produktif dan aman dari Covid-19,” tambahnya.

Baca Juga :  Paus Fransiskus Tiba di Indonesia, Memulai Lawatan Bersejarah

Doni juga mengajak untuk mengingat periode tahun 1918-1919 saat terjadi wabah flu Spanyol yang juga melanda sejumlah wilayah Indonesia yakni pulau Jawa dan Madura. Berdasarkan dokumen yang dikumpulkan tim Satgas, menurut Doni peristiwa itu juga menimbulkan korban yang banyak.

“Penduduk pulau Jawa dan Madura dan sebagian Bali sekitar 35 juta orang, angka kematian selama periode tersebut sampai 4 juta orang. Angka yang sangat besar sekali karena jumlah penduduk dan kematian persentasenya tinggi, 13,3 persen,” katanya.

Doni menambahkan pada awalnya pemerintahan kolonial Belanda menekankan pentingnya aspek penanganan medis. Namun, ketika wabah sampai puncaknya, kemampuan tenaga kesehatan terbatas. Rumah Sakit penuh dan dokter terdampak.

“Sehingga strategi diubah dengan pendekatan berbasis kearifan lokal, mengedepankan acara-acara kebudayaan wayang. Upaya tersebutbcukup efektif. Mudah-mudahan pengalaman 100 tahun lalu, pendekatan kebudayaan jadi ujung tombak atasi pandemi ini,” katanya.

Baca Juga :  Epidemiolog Nilai Karantina Terbatas RT/RW Mirip Program Sebelumnya

Doni menambahkam mahasiswa tersebar di seluruh Indonesia, sehingga menjadi sebuah potensi besar untuk mengambil peran yang signifikan di era pandemi ini. Dia menambahkan para milenial memiliki cara berpikir dan bertindak sesuai zamannya.

Mereka yang masih muda dan sehat, kata dia, mungkin bisa pulih dalam waktu tak lama (jika terkena Covid-19, dengan tata cara penyembuhan yg diberikan Kemenkes. Namun mereka yangblansia dan komorbid akan sangat berisiko. Angka kematian mereka yang rentan mencapai 80-85 persen.

“Para mahasiswa harus ingatkan mereka yang punya komorbid hati-hati. Anak muda jangan mudah dekati mereka yabg berisiko tinggi karena penyebaran Covid-19 ditularkan oleh manusia dan yang menularkan adalah orang-orang terdekat,” katanya.

Comment