KalbarOnline.com – Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rachmi Diany telah melakukan evaluasi bersama rumah sakit untuk mencari tahu penyebab mengapa Tangsel selalu masuk zona merah Covid-19.
Hasilnya, pasien positif Covid-19 yang meninggal dikarenakan terlambat masuk Rumah Sakit. Bahkan, mayoritas pasien Covid-19 di Tangsel yang meninggal karena adanya penyakit penyerta seperti diabetes dan penyakit jantung.
“Contohnya rata-rata karena diabetes melitus. Kemarin hasil evaluasi hari ini agar terhadap orang-orang yang memang punya cormorbid untuk lebih disiplin terhadap protokol kesehatan. Kalau terus bertambah apakah kurang ruang ICU nya, apakah kurang obatnya ternyata cukup. Ruang juga cukup, ICU harus kita tambahkan lagi,” ungkap Airin, kemarin.
Namun menurutnya, evaluasi dari beberapa rumah sakit kemarin, tingkat kesembuhan di Kota Tangsel tergolong tinggi. Bahkan hampir pernah mencapai 85 persen, kalau diasumsikan 84 sampai 85 persen.
“Nah, angka kematian yang menyebabkan kenapa kita selalu merah. Baru seminggu lalu saya tenang karena tidak ada yang meninggal. Sekarang ada lagi. Setelah saya cek, kita evaluasi mereka ada meninggalnya di rumah sakit, ternyata kemarin masuk rumah sakit terlambat. Sehingga mereka butuh ventilator, obat dan lainnya. Karena sudah terlalu masuk virusnya, apalagi ada cormorbid,” terangnya.
Untuk itu, ia berharap warga Tangsel jika memiliki gejala Covid-19 ditambah adanya penyakit penyerta secara langsung mendatangi pusat layanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit.
Masih kata Airin, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel kini akan lebih fokus meningkatkan tingkat kesembuhan dan pertahankan protokol kesehatan Covid-19 yang sudah berjalan.
“Saya sudah engga fokus masalah orange atau merah, tapi bagaimana tingkat kesembuhan harus kita bangun, pertahankan dan kita lebihkan. Bagaimana yang sakit ada gejala segera laporkan. Agar kita bisa mengantisipasi datang tidak dengan kondisi yang parah itu yang menyebabkan kematian,” tutupnya. [ind]
Comment