Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 13 November 2020 |
KalbarOnline.com-Para lifter junior menjalani pengalaman baru di era pandemi Covid-19 ini. Yakni, terjun di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja virtual. Sebetulnya secara beban tak ada yang berubah. Hanya, jam pertandingan dilangsungkan dini hari.
Kejuaraan Dunia Remaja tersebut berlangsung sejak kemarin (12/11) hingga Minggu (15/11) mendatang. Zona waktu yang dijadikan patokan adalah waktu Peru di mana seharusnya tahun ini mereka menjadi tuan rumah.
Ada empat lifter remaja Indonesia yang bertanding di kejuaraan itu. Yakni, Najla Khoirunnisa (45 kg/putri), Muhammad Faathir (61 kg/putra), Luluk Diana Triwijayana (49 kg/putri), dan Rizki Juniansyah (73 kg/putra).
Kemarin lifter putri Najla Khoirunnisa yang turun di kelas 45 kg tidak mencapai target tembus lima besar. Najla yang berada di grup A dan bersaing dengan delapan lifter lainnya terpaku di peringkat keenam.
Lifter asal Kabupaten Bekasi itu berhasil mencatatkan total angkatan 132 kg dengan perincian 59 kg untuk snatch dan 73 untuk clean and jerk. Sementara itu, medali emas untuk kelas 45 kg putri diraih lifter tuan rumah Peru Saldarriaga Yovera Anali Paola dengan total angkatan 139 kg (snatch 60 kg dan clean and jerk 79 kg).
Dalam kesempatan tersebut, Najla hanya gagal di angkatan kedua clean and jerk dengan angkatan 73 kg. Namun, pada angkatan ketiga dia berhasil mengangkat beban itu.
Najla menyatakan agak terburu-buru dalam mengangkat. ’’Jadi kurang tenang sehingga ketika akan melakukan jerk jadi goyah,” ungkap Najla.
Gagal di ajang perdana menjadi pengalaman berharga bagi lifter berusia 15 tahun itu untuk berlatih lebih keras lagi mewujudkan ambisinya untuk menjadi juara dunia. Ya, peraih perak Popnas 2019 tersebut baru dua bulan bergabung di pelatnas.
Apakah tampil dini hari dan perbedaan waktu membuat angkatan lifter remaja Indonesia loyo? Kabid Binpres PB PABSI Hadi Wiharja menyatakan bahwa Najla mengalami peningkatan angkatan seberat 1 kg, baik untuk snatch maupun clean and jerk yang diraihnya selama berlatih.
Hal itu juga dibenarkan pelatih pelatnas Dirdja Wihardja. ”Kami sudah persiapkan kejuaraan ini dengan penyesuaian waktu dan latihan dini hari juga mulai 2 November lalu. Untuk hasil, bisa dikatakan sangat lumayan untuk Najla,” ucap Dirdja.
Tiga lifter lain menunggu giliran. Lifter Muhammad Faathir (61 kg) tampil dini hari tadi (13/11) pukul 01.30 WIB dan Luluk Diana Triwijayana (49 kg) pukul 03.00 WIB. Sementara itu, satu lifter terakhir, Rizki Juniansyah (73 kg) mulai tanding pada 15 November pukul 04.30 WIB.
KalbarOnline.com-Para lifter junior menjalani pengalaman baru di era pandemi Covid-19 ini. Yakni, terjun di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Remaja virtual. Sebetulnya secara beban tak ada yang berubah. Hanya, jam pertandingan dilangsungkan dini hari.
Kejuaraan Dunia Remaja tersebut berlangsung sejak kemarin (12/11) hingga Minggu (15/11) mendatang. Zona waktu yang dijadikan patokan adalah waktu Peru di mana seharusnya tahun ini mereka menjadi tuan rumah.
Ada empat lifter remaja Indonesia yang bertanding di kejuaraan itu. Yakni, Najla Khoirunnisa (45 kg/putri), Muhammad Faathir (61 kg/putra), Luluk Diana Triwijayana (49 kg/putri), dan Rizki Juniansyah (73 kg/putra).
Kemarin lifter putri Najla Khoirunnisa yang turun di kelas 45 kg tidak mencapai target tembus lima besar. Najla yang berada di grup A dan bersaing dengan delapan lifter lainnya terpaku di peringkat keenam.
Lifter asal Kabupaten Bekasi itu berhasil mencatatkan total angkatan 132 kg dengan perincian 59 kg untuk snatch dan 73 untuk clean and jerk. Sementara itu, medali emas untuk kelas 45 kg putri diraih lifter tuan rumah Peru Saldarriaga Yovera Anali Paola dengan total angkatan 139 kg (snatch 60 kg dan clean and jerk 79 kg).
Dalam kesempatan tersebut, Najla hanya gagal di angkatan kedua clean and jerk dengan angkatan 73 kg. Namun, pada angkatan ketiga dia berhasil mengangkat beban itu.
Najla menyatakan agak terburu-buru dalam mengangkat. ’’Jadi kurang tenang sehingga ketika akan melakukan jerk jadi goyah,” ungkap Najla.
Gagal di ajang perdana menjadi pengalaman berharga bagi lifter berusia 15 tahun itu untuk berlatih lebih keras lagi mewujudkan ambisinya untuk menjadi juara dunia. Ya, peraih perak Popnas 2019 tersebut baru dua bulan bergabung di pelatnas.
Apakah tampil dini hari dan perbedaan waktu membuat angkatan lifter remaja Indonesia loyo? Kabid Binpres PB PABSI Hadi Wiharja menyatakan bahwa Najla mengalami peningkatan angkatan seberat 1 kg, baik untuk snatch maupun clean and jerk yang diraihnya selama berlatih.
Hal itu juga dibenarkan pelatih pelatnas Dirdja Wihardja. ”Kami sudah persiapkan kejuaraan ini dengan penyesuaian waktu dan latihan dini hari juga mulai 2 November lalu. Untuk hasil, bisa dikatakan sangat lumayan untuk Najla,” ucap Dirdja.
Tiga lifter lain menunggu giliran. Lifter Muhammad Faathir (61 kg) tampil dini hari tadi (13/11) pukul 01.30 WIB dan Luluk Diana Triwijayana (49 kg) pukul 03.00 WIB. Sementara itu, satu lifter terakhir, Rizki Juniansyah (73 kg) mulai tanding pada 15 November pukul 04.30 WIB.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini