KalbarOnline.com – Setelah vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat, Pfizer dan Moderna, menunjukkan kemanjurannya lebih dari 90 persen, kini kabar baik datang dari Tiongkok. Vaksin Covid-19 eksperimental Sinovac Biotech, CoronaVac, juga memicu respons kekebalan yang cepat atau mulai menunjukkan kemanjuran.
Tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah daripada orang yang telah pulih dari penyakit tersebut. Itu semua terungkap dalam hasil uji pendahuluan pada Rabu (18/11). Para peneliti mengatakan hasil itu dapat memberikan perlindungan yang cukup, berdasarkan pengalaman mereka dengan vaksin lain dan data dari studi praklinis dengan kera.
- Baca juga: Diklaim Manjur, Ini Perbedaan Vaksin Covid-19 dari Pfizer dan Moderna
Studi ini menjadi menarik menyusul kabar menyejukkan dari pembuat obat AS Pfizer dan Moderna serta Rusia yang menunjukkan vaksin eksperimental mereka lebih dari 90 persen efektif berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir. CoronaVac dan empat vaksin eksperimental lainnya yang dikembangkan di Tiongkok saat ini sedang menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.
Temuan Sinovac yang diterbitkan dalam makalah yang ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis The Lancet Infectious Diseases, berasal dari hasil uji klinis Fase I dan Fase II di Tiongkok yang melibatkan lebih dari 700 relawan.
“Penemuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari,” kata salah satu penulis makalah tersebut Zhu Fengcai dilansir dari Reuters, Rabu (18/11).
“Kami yakin ini vaksin yang cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi,” kata Zhu.
Para peneliti mengatakan temuan dari studi tahap akhir, atau uji coba Fase III, akan sangat penting untuk menentukan apakah respons kekebalan yang dihasilkan oleh CoronaVac cukup untuk melindungi orang dari infeksi virus Korona. Sinovac saat ini menjalankan tiga uji coba Tahap III di Indonesia, Brasil, dan Turki
CoronaVac adalah satu dari tiga vaksin Covid-19 eksperimental yang telah digunakan Tiongkok untuk menyuntik ratusan ribu orang di bawah program penggunaan darurat. Dua vaksin lain dalam program darurat Tiongkok, keduanya dikembangkan oleh institut yang terkait dengan Sinopharm, dan vaksin lain dari CanSino Biologics, juga terbukti aman dan memicu respons kekebalan dalam uji coba tahap awal dan menengah.
Seorang peneliti Sinovac yang terlibat dalam studi CoronaVac, Gang Zeng, mengatakan vaksin ini bisa menjadi pilihan yang menarik karena dapat disimpan pada suhu lemari es normal 2 hingga 8 derajat Celcius (36 ° hingga 46 ° F) dan dapat tetap stabil hingga tiga tahun.
“(Ini) akan menawarkan beberapa keuntungan untuk distribusi ke daerah di mana akses ke pendingin sulit,” kata penulis.
Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna menggunakan teknologi baru yang disebut RNA messenger sintetis (mRNA) untuk mengaktifkan sistem kekebalan terhadap virus dan membutuhkan penyimpanan yang jauh lebih dingin.
Vaksin Pfizer harus disimpan dan diangkut pada -70C meskipun dapat disimpan di lemari es biasa hingga lima hari, atau hingga 15 hari dalam kotak pengiriman termal. Vaksin Moderna diharapkan tetap stabil pada suhu lemari es normal selama 30 hari, tetapi untuk penyimpanan hingga enam bulan perlu disimpan pada suhu -20C.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment