KalbarOnline.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi dan Katadata merilis hasil Survei Literasi Digital Nasional 2020. Berdasarkan pengukuran literasi digital di 34 provinsi di Indonesia, responden menyatakan akses internet semakin cepat, terjangkau dan tersebar sampai ke pelosok.
Sebagian besar masyarakat juga menggunakan internet ini untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, melakukan aktivitas di media sosial, serta menonton video secara online.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa hasil survei ini sejalan dengan perubahan aktivitas masyarakat selama masa pandemi Covid-19.
“Hampir semua kegiatan kita yang tadinya kita lakukan di ruang fisik bisa dilakukan di ruang digital, dan ini juga meningkat kalau kita melihat laporan belanja online meningkat pada saat terjadinya pandemi,” ujar Samuel dalam keterangannya, Sabtu (21/11).
Samuel menekankan bahwa yang perlu diperhatikan dalam melakukan literasi adalah kepada siapa saja harus diliterasi, apa yang harus diberikan dan bagaimana proses literasi berlangsung.
“Karena tujuan daripada literasi bahwa ada transfer knowledge yang diberikan kepada masyarakat, sekarang kita juga sedang menyusun strategi roadmap-nya,” tandasnya.
Sementara, Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedi Permadi menyatakan ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan dalam literasi digital di Indonesia. Pertama, ruang digital semakin intensif dipakai oleh masyarakat Indonesia. Kedua, ada tantangan yang sampai saat ini semakin besar apalagi di tengah pandemi Covid-19.
“Serta, ketiga dibalik tantangan tersebut ada peluang potensi yang tidak kalah besar,” ungkapnya.
Mengutip hasil Survei APJII beberapa hari sebelumnya, Juru Bicara Dedi Permadi menyatakan ada 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 73,7% dari total penduduk.
“Ini menunjukkan ada lompatan pengguna internet dan media sosial di Indonesia. Artinya kita sebagai bangsa semakin intensif menggunakan ruang digital kita,” ujarnya.
Menurut Dedi saat masyarakat semakin intensif menggunakan ruang digital ada tantangan luar biasa besar yang juga sedang dihadapi saat ini, salah satu tantangannya terkait konten negatif seperti hoaks, disinformasi, konten pornografi, atau perjudian.
“Tapi di tengah tantangan yang luar biasa besar itu Indonesia ternyata juga memiliki peluang yang tidak kalah besar, walaupun kita sedang memasuki era pandemi Covid-19. Kalau kita melihat data, satu-satunya sektor yang tumbuh positif 2 digit di tengah pandemi ini hanyalah sektor Infokom (informasi dan komunikasi),” tandasnya.
Dedi berujar semua potret penggunaan ruang digital belum tuntas jika belum mengetahui potret literasi digital. “Karena literasi digital menjadi basic digital skill ketika masyarakat Indonesia ingin mengetahui dan ingin meningkatkan kecakapannya untuk menggunakan ruang digital,” tandasnya.
Dedi mengatakan, hasil survei yang disampaikan oleh Katadata menjadi sangat krusial sehingga diharapakan survei seperti ini bisa dilakukan setiap tahun agar bisa mengetahui perbaikan dan dinamika dalam indeks literasi digital.
Hasil survei juga bisa dijadikan pertimbangan yang sangat penting untuk pengambilan kebijakan pemerintah atau arah Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi yang sudah diinisiasi sejak tahun 2017. “Kita harus bergerak cepat tidak berlambat-lambat lagi, karena kita sedang menyongsong era di mana kalau tidak dibajak maka kita akan menjadi pihak yang kalah,” ujarnya.
Terpisah, Research Director Katadata Mulya Amri memaparkan hasil survei literasi digital nasional 2020. Sebelumnya Amri mengatakan bahwa survei tersebut dilakukan di 34 provinsi dengan tujuan membangun kerangka untuk mengukur literasi digital di seluruh provinsi di Indonesia.
Adapun indeks literasi digital dibagi dalam 4 subindeks yang mencakup subindeks 1 Informasi dan Literasi Data, subindeks 2 Komunikasi dan Kolaborasi, subindeks 3 Keamanan dan subindeks 4 Kemampuan Teknologi.
“Indeks literasi digital belum mencapai skor “baik” (4.00), baru sedikit di atas “sedang” (3.00). Informasi dan literasi data paling rendah skornya. Sedangkan yang paling tinggi kemampuan teknologi dan keamanan,” papar Amri.
Secara nasional, indeks literasi digital di Indonesia masih berada pada level sedang. Berdasarkan survei tersebut, masing-masing sub-indeks diperoleh hasil skor sebagai berikut: Subindeks 1 Informasi dan Literasi Data 3,17; subindeks 2 Komunikasi dan Kolaborasi 3,38; subindeks 3 Keamanan 3,66 dan subindeks 4 Kemampuan Teknologi 3,66.
Pengukuran Subindeks dari informasi dan literasi data memiliki skor yang paling rendah. Sementara itu, secara rata-rata skor indeks untuk Indonesia wilayah Tengah memiliki skor indeks yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata skor indeks Indonesia wilayah Barat dan Timur.
Comment