Antibiotik mungkin adalah salah satu golongan obat yang paling dikenal oleh masyarakat luas. Antibiotik sejatinya adalah obat yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi bakteri dan termasuk golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Namun terkadang antibiotik digunakan dengan tidak semestinya, sehingga menyebabkan bakteri yang tadinya mempan dihambat pertumbuhannya atau dibunuh dengan antibiotik menjadi resisten terhadap antibiotik.
Jika tidak dicegah, resistensi antibiotik dapat menimbulkan kerugian bagi manusia. Penyakit-penyakit yang disebabkan karena infeksi bakteri menjadi lebih sulit disembuhkan dan bukan tidak mungkin angka kematian karena penyakit infeksi bakteri menjadi meningkat.
Oleh karena itu, setiap minggu ketiga bulan November, dunia memperingati Antibiotic Awareness Week atau Pekan Kesadaran Antibiotik. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan antibiotik secara bijak untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
Salah satu bentuk bijak menggunakan antibiotik adalah dengan menggunakan antibiotik secara tepat. Sebagai apoteker, hal-hal di bawah ini selalu saya sampaikan kepada pasien yang mendapatkan terapi antibiotik dari dokter agar obat antibiotik yang dikonsumsi dapat memberikan manfaat paling maksimal dengan tentunya mencegah juga perkembangan resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut.
Baca juga: Konsumsi Antibiotik Saat Menyusui, Amankah?
Cara Mengonsumsi Antibiotik dengan Benar
Nah, berikut ini cara mengonsumsi antbiotik dengan benar:
1. Konsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter
Selalu gunakan antibiotik sesuai dengan petunjuk dari dokter. Penggunaan antibiotik dengan dosis yang berlebihan bukannya menyembuhkan, malah akan menimbulkan efek samping yang berbahaya untuk tubuh. Sebaliknya, dosis yang kurang membuat bakteri tidak sepenuhnya bisa dimusnahkan dan akan membuat celah bagi bakteri untuk mengembangkan mekanisme resistensi bagi antibiotik tersebut.
Demikian juga dengan durasi pemberian. Menghentikan konsumsi antibiotik sebelum waktunya karena merasa sudah sehat juga akan membuat bakteri tidak mati sepenuhnya dan berpotensi menimbulkan resistensi. Jadi, konsumsilah antibiotik sesuai dosis dan durasi yang dianjurkan oleh dokter ya Gengs!
2. Buang sisa antibiotik secara tepat
Terkadang durasi penggunaan antibiotik sudah selesai namun masih ada obat yang tersisa. Misalnya pada penggunaan antibiotik dalam bentuk sirup untuk anak-anak karena jumlah larutan dalam botol terkadang lebih daripada yang dibutuhkan. Atau ada sisa antibiotik bentuk lain seperti tablet atau kapsul karena penggunaannya dihentikan sebelum waktunya, misalnya karena terpantau adanya efek samping atau karena infeksi tidak membaik sehingga dibutuhkan penggantian antibiotik.
Dalam kasus seperti ini, segera buang sisa antibiotik tersebut. Antibiotik dalam bentuk sirup biasanya hanya dapat disimpan dalam hitungan hari saja setelah kemasannya dibuka, sehingga tidak dapat disimpan untuk kemudian hari. Antibiotik dalam bentuk tablet atau kapsul meskipun secara fisik masih dapat disimpan, namun belum tentu dapat digunakan kembali di kemudian hari karena infeksi yang terjadi mungkin berbeda.
Cara membuang antibiotik yang tepat adalah sebagai berikut. Pertama-tama keluarkan obat dari kemasannya, dan campurkan dengan bahan-bahan yang mengkamulfase seperti ampas kopi atau serbuk kayu kemudian ditaruh dalam wada tertutup baru kemudian dibuang.
Label yang menempel dilepaskan, dan kemasan sekunder seperti kardus dihancurkan sebelum dibuang. Hal-hal di atas dilakukan untuk mencegah adanya pihak yang sengaja mengambil sisa obat atau kemasan obat untuk diperjual belikan kembali sebagai obat palsu!
Baca juga: 6 Antibiotik Alami Menurut Penelitian
3. Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain
Jangan menggunakan antibiotik milik orang lain atau membagikan antibiotik milik kita kepada orang lain. Meskipun gejalanya sama, namun suatu penyakit infeksi belum tentu diobati menggunakan antibiotik yang sama.
4. Jangan sembarangan membeli antibiotik tanpa resep dokter
Menyambung dari pernyataan pada poin sebelumnya, setiap penyakit infeksi memiliki karakteristiknya masing-masing. Dokter akan memilih antibiotik yang tepat berdasarkan kondisi klinis masing-masing pasien.
Penggunaan antibiotik secara asal tanpa indikasi medis yang jelas dan tanpa supervisi dokter dapat menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik. Hal ini karena bakteri terpapar dengan antibiotik sehingga bakteri dapat ‘memikirkan’ cara untuk lolos dari antibiotik tersebut di kemudian hari.
5. Simpan antibiotik dengan benar sesuai petunjuk
Potensi antibiotik dalam menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan yang baik. Kondisi penyimpanan yang tidak sesuai akan membuat antibiotik tidak stabil dan mudah rusak, sehingga potensinya berkurang.
Kebanyakan antibiotik memang disimpan pada tempat sejuk dan terlindung dari cahaya, namun beberapa antibiotik terutama yang berbentuk sirup kering harus disimpan di kulkas setelah diencerkan. Semua keterangan ini akan diberikan oleh apoteker saat menyerahkan obat, jadi harap diperhatikan ya Gengs!
Geng Sehat, itu dia lima hal yang sebaiknya diperhatikan saat mengonsumsi antibiotik. Menggunakan antibiotik sesuai petunjuk dari dokter, tidak berbagi atau sharing antibiotik dengan orang lain, membuang sisa antibiotik dengan cara yang tepat, dan menyimpan antibiotik sesuai petunjuk.
Penggunaan antibiotik yang tepat akan membantu mengurangi resistensi bakteri terhadap antibiotik, dan dengan demikian kita dan anak cucu kita masih akan memiliki ‘senjata’ yang ampuh untuk melawan penyakit-penyakit infeksi ke depannya. Salam sehat!
Baca juga: Minum Antibiotik Terus Menerus Berisiko Kena Diabetes?
Referensi:
Terrie, Y., 2004. A Patient’s Guide To Proper Antibiotic Usage. Pharmacy Times.
Comment