Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 08 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mengatakan bahwa saat ini sedang menyiapkan skema penyuntikan vaksin Covid-19. Seperti diketahui, vaksin Covid-19 Sinovac berjumlah 1,2 juta sudah tiba di Indonesia.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga mengungkapkan, simulasi penyuntikan juga telah dilakukan demi kesiapan tenaga medis saat proses vaksinasi. Namun, kata dia jika melihat hasil dari simulasi tersebut, Puskesmas tidak bisa menjadi tempat penyuntikan vaksin untuk masyarakat. Sebab, ruang yang tersedia terlalu kecil.
“Sudah ada simulasi di Depok di puskesmas dan itu tidak akan cukup. Bangunannya terlalu kecil satu orang menghabiskan waktu 45 menit karena ada prosedur setelah disuntik, menunggu 30 menit untuk tahu dia bereaksi tidak,” ucap Emil, sapaan akrabnya dalam Kunjungan Kerja Menristek di Bandung secara virtual, Selasa (8/12).
Apalagi target untuk vaksinasi di Jawa Barat lebih dari jutaan orang. Apabila menggunakan puskesmas, khawatirnya akan ada penumpukan masyarakat sebelum vaksin disuntikkan dan menjadi tidak efektif.
“Kalau puskesmas yang kecil itu butuh waktu satu tahun untuk menyuntik target yang jutaan, dan yang datangnya (masyarakat) dua kali (untuk vaksinasi). Kami sudah simulasi, yang suntik satu kali belum beres, yang minta dua kali sudah antre lagi,” kata Emil.
Oleh karenanya, dia meminta izin agar pemerintah pusat meminjamkan gedung yang memiliki kapasitas besar sebagai tempat vaksinasi masyarakat. Dengan begitu, harapannya proses menjasi lebih cepat dan aman.
“Itu yang harus dievalusi Jabar, kami meminta gedung serba guna diizinkan, atau gedung olahraga. Jadi kami mohon manajemen penyuntikan vaksin jangan jadi blunder karena keterbatasan tadi,” pungkas dia.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mengatakan bahwa saat ini sedang menyiapkan skema penyuntikan vaksin Covid-19. Seperti diketahui, vaksin Covid-19 Sinovac berjumlah 1,2 juta sudah tiba di Indonesia.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga mengungkapkan, simulasi penyuntikan juga telah dilakukan demi kesiapan tenaga medis saat proses vaksinasi. Namun, kata dia jika melihat hasil dari simulasi tersebut, Puskesmas tidak bisa menjadi tempat penyuntikan vaksin untuk masyarakat. Sebab, ruang yang tersedia terlalu kecil.
“Sudah ada simulasi di Depok di puskesmas dan itu tidak akan cukup. Bangunannya terlalu kecil satu orang menghabiskan waktu 45 menit karena ada prosedur setelah disuntik, menunggu 30 menit untuk tahu dia bereaksi tidak,” ucap Emil, sapaan akrabnya dalam Kunjungan Kerja Menristek di Bandung secara virtual, Selasa (8/12).
Apalagi target untuk vaksinasi di Jawa Barat lebih dari jutaan orang. Apabila menggunakan puskesmas, khawatirnya akan ada penumpukan masyarakat sebelum vaksin disuntikkan dan menjadi tidak efektif.
“Kalau puskesmas yang kecil itu butuh waktu satu tahun untuk menyuntik target yang jutaan, dan yang datangnya (masyarakat) dua kali (untuk vaksinasi). Kami sudah simulasi, yang suntik satu kali belum beres, yang minta dua kali sudah antre lagi,” kata Emil.
Oleh karenanya, dia meminta izin agar pemerintah pusat meminjamkan gedung yang memiliki kapasitas besar sebagai tempat vaksinasi masyarakat. Dengan begitu, harapannya proses menjasi lebih cepat dan aman.
“Itu yang harus dievalusi Jabar, kami meminta gedung serba guna diizinkan, atau gedung olahraga. Jadi kami mohon manajemen penyuntikan vaksin jangan jadi blunder karena keterbatasan tadi,” pungkas dia.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini