Begitu melihat si Kecil lahir dengan sehat dan selamat, semua peluh dan rasa sakit yang dirasakan selama proses persalinan terbayar lunas ya, Mums. Namun jangan sampai lengah, ada beberapa tanda bahaya yang perlu Mums kenali dan waspadai di 24 jam pertama hingga 6 minggu pasca-persalinan. Untuk Mums yang sedang hamil dan bersiap-siap melahirkan, info ini jangan sampai lewat, nih.
Yang Biasa Mums Rasakan Pasca-melahirkan
Tugas yang berat dan besar itu telah usai. Mums telah berhasil mengandung si Kecil selama kurang lebih 40 minggu dan mengeluarkannya dari dalam tubuh Mums. Layaknya setelah bekerja keras, maka sangat normal jika kini merasa lelah dan tak nyaman.
Perlu Mums tahu, pemulihan pasca-persalinan tidak berlangsung hanya dalam beberapa hari. Pemulihan penuh dari kehamilan dan persalinan bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. Bagi sebagian banyak wanita, dapat pulih dalam 6-8 minggu. Namun, ada pula yang memerlukan waktu lebih lama dari itu.
Pada fase ini, hormon di dalam tubuh masih berfluktuasi sementara tubuh sedang berbenah diri untuk kembali seperti semula. Maka, umumnya Mums akan mengalami beberapa hal berikut ini selama pemulihan:
1. Kram perut
Saat rahim menyusut kembali ke ukuran dan bentuk normalnya, Mums akan merasakan kram perut di bagian bawah, yang mirip seperti kram menstruasi. Kram ini akan semakin terasa ketika Mums menyusui si Kecil karena proses tersebut merangsang zat kimia dalam tubuh yang menyebabkan rahim berkontraksi (mengencang).
2. Emosional (baby blues)
Ketahuilah bahwa bukan hanya Mums yang merasa sedih, kesepian, bahkan marah setelah melahirkan. Sekitar 70-80% ibu baru merasakannya dan tak ada satu pun penyebab pasti yang bisa ditentukan. Kombinasi antara perubahan hormon, kondisi, dan rutinitas baru ikut berkontribusi atas terjadinya baby blues. Maka, tak perlu sungkan untuk meminta bantuan kepada suami atau anggota keluarga jika Mums merasa kewalahan.
3. Sembelit
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya sembelit, seperti pengaruh obat pereda nyeri serta rasa takut robeknya jahitan (episiotomi) saat mengejan. Bagi Mums yang bersalin secara caesar, umumnya juga merasa takut mengejan karena khawatir akan merusak jahitan dan menyebabkan lebih banyak rasa sakit di area itu.
4. Wasir
Pembengkakan vena di area rektum bisa saja sudah terjadi sejak masa kehamilan. Namun, bisa juga timbul dari ketegangan dan dorongan saat melahirkan. Pada umumnya, wasir akan menyusut seiring waktu. Namun jika tidak dan area dubur kerap berdarah atau gatal, segeralah hubungi dokter.
5. Nyeri perineum
Perineum adalah area antara vagina dan anus, yang sering kali mengalami perobekan saat melahirkan. Pada beberapa kasus, dokter akan membuat sayatan kecil di area ini untuk memperlebar vagina saat melahirkan. Namun walau Mums tidak mengalami kedua hal tadi, perineum tetap akan terasa sakit dan bisa membengkak pasca-melahirkan, sehingga membuat Mums merasa tidak nyaman selama beberapa minggu.
Untuk membantu meredakan nyeri, letakkan kantong es atau kompres dingin beberapa kali sehari selama 10 menit. Selama minggu pertama pascapartus, gunakan juga botol semprot untuk membilas perineum dengan air hangat setelah buang air kecil. Jangan lupa, beri tahu dokter jika area perineum Mums tidak berkurang sakitnya atau menunjukkan tanda-tanda infeksi.
6. Puting dan payudara sakit
Hal ini dinilai normal dialami para ibu yang baru memulai menyusui. Jika rasa nyeri terus berlanjut setelah beberapa hari, segera temui konselor laktasi agar dapat memastikan pelekatan menyusui Mums sudah benar atau belum.
Baca juga: Kebiasaan Nonton TV Hingga Larut Malam Tingkatkan Risiko Diabetes
Gejala Pasca-melahirkan yang Harus Diwaspadai
Tahukah Mums bahwa lebih dari separuh kematian terkait kehamilan terjadi setelah melahirkan?
Memang, risiko kematian akibat komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan secara keseluruhan rendah. Namun wanita dengan kondisi kronis, seperti penyakit jantung, obesitas, atau tekanan darah tinggi, berisiko lebih besar untuk meninggal atau kritis akibat komplikasi terkait kehamilan.
Dan dalam kasus yang lebih serius, ada beberapa komplikasi setelah melahirkan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan hingga mengancam jiwa. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dari 2011 hingga 2014 penyebab paling umum kematian terkait kehamilan adalah:
- Penyakit kardiovaskular.
- Infeksi atau sepsis.
- Perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan (postpartum hemorrhage).
- Penyakit otot jantung yang membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah ke seluruh tubuh (kardiomiopati).
- Penyumbatan di salah satu arteri pulmonalis di paru-paru, yang sering disebabkan oleh gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dari kaki (emboli paru trombotik).
- Stroke.
- Gangguan tekanan darah tinggi (hipertensi) yang terjadi sejak kehamilan.
- Kondisi langka tetapi serius yang terjadi, seperti sel janin memasuki aliran darah ibu (emboli cairan ketuban).
- Komplikasi anestesi.
- Terkadang penyebab kematian terkait kehamilan tidak diketahui.
Baca juga: Berapa Kali Kita Bernapas dalam Sehari? Cari Tahu Fakta Unik Organ Tubuh!
Itulah sebabnya, walau rasa lelah dan tak nyaman wajar terjadi pasca-melahirkan, penting untuk bisa membedakan mana gejala yang normal dan tidak normal setelah persalinan, antara lain:
1. Tanda dan gejala infeksi:
- Demam dengan suhu 38°C atau lebih tinggi. Gejala ini menunjukkan bahwa tubuh sedang berusaha membunuh virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi.
- Keputihan, nyeri, atau kemerahan yang tidak kunjung hilang atau semakin parah di sekitar sayatan (untuk persalinan caesar), episiotomi (sayatan yang dilakukan pada pembukaan vagina untuk membantu mengeluarkan bayi saat lahir), atau robekan perineum (area di antara vagina dan anus).
- Nyeri atau perih saat buang air kecil (pipis), nyeri di punggung atau samping bawah, atau sering buang air kecil. Mums mungkin mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi ginjal (pielonefritis).
- Garis-garis merah di payudara atau benjolan di payudara yang baru dan terasa sakit. Mums mungkin mengalami infeksi payudara yang disebut mastitis. Hal ini dapat terjadi ketika saluran payudara tersumbat, melewatkan atau menunda menyusui, atau akibat ASI yang tidak dapat dikeluarkan.
- Nyeri hebat di perut bagian bawah. Mums mungkin menderita endometritis (peradangan di lapisan rahim).
- Keputihan yang berbau tidak sedap.
2. Kadang-kadang tubuh bereaksi ekstrem terhadap infeksi atau disebut sepsis, yang mana kondisi ini bisa mengancam jiwa. Maka, segeralah pergi ke ruang gawat darurat jika Mums mengalami salah satu dari tanda atau gejala sepsis setelah melahirkan ini:
- Menggigil atau merasa sangat kedinginan.
- Berkeringat.
- Napas cepat.
- Denyut jantung cepat.
- Merasa linglung.
- Demam
- Mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan yang luar biasa.
3. Tanda dan gejala kondisi kesehatan lain yang sama pentingnya untuk diperhatikan adalah:
- Perdarahan yang sangat berat, seperti membasahi lebih dari satu pembalut dalam satu jam atau melihat adanya gumpalan darah yang besar. Kondisi ini disebut postpartum hemorrhage (PPH).
- Kaki merah atau bengkak yang terasa hangat atau nyeri saat disentuh. Mums mungkin mengalami trombosis vena dalam (deep vein thrombosis).
- Perubahan penglihatan, pusing, sakit kepala parah, nyeri di perut kanan atas atau di bahu, kesulitan bernapas, berat badan tiba-tiba naik, atau bengkak di kaki, tangan, dan wajah. Semua tanda ini menunjukan terjadinya pre-eklampsia pascapartus. Ini adalah kondisi serius yang terjadi ketika seorang wanita memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organ penting, seperti ginjal dan hati, mungkin tidak berfungsi normal setelah melahirkan.
- Nyeri dada, batuk, atau terengah-engah. Dikhawatirkan Mums mengalami emboli paru (pulmonary embolisms). Emboli adalah gumpalan darah yang bergerak dari tempatnya terbentuk ke area tubuh lainnya.
- Merasa sedih, cemas, putus asa, atau sangat lelah selama lebih dari 10 hari setelah melahirkan. Ini umumnya merupakan gejala depresi pasca-persalinan (postpartum depression) dan merupakan kondisi medis yang membutuhkan perawatan untuk menjadi lebih baik.
- Merasa mual atau muntah.
Untuk mencegah atau mendeteksi lebih awal gejala mengkhawatirkan pasca-persalinan, American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan setiap ibu melakukan pemeriksaan dalam 3 minggu pertama setelah melahirkan dan 12 minggu setelah melahirkan, untuk dievaluasi secara komprehensif. Ingat, bukan hanya si Kecil yang perlu diperiksa secara rutin, melainkan juga Mums. Maka, hubungi keluarga atau cari bantuan untuk menjaga si Kecil agar pemeriksaan ke dokter pasca-melahirkan dapat berlangsung dengan baik. (AS)
Baca juga: Vaksin Sinovac Sudah Datang, Yuk Kenali Perbedaan 6 Jenis Vaksin Covid-19 yang Akan Digunakan di Indonesia
Referensi
What to Expect. Postpartum Warning Signs.
Mayo Clinic. Postpartum Care.
March of Dimes. Warning Signs After Birth.
Comment