Tips Memilih ASI Booster

Mums pasti tahu jika mengASIhi adalah sebuah perjuangan nyata. Ada masa produksi ASI tidak konsisten dan mengalami naik turun. Suplai ASI yang fluktuatif adalah hal yang wajar karena produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor ibu, misalnya status gizi, kondisi psikologis, fluktuasi hormon, dan bahkan kondisi penyakit tertentu dapat membuat produksi ASI berkurang.

Sebuah survei di Indonesia melaporkan bahwa 38% ibu berhenti memberikan ASI karena kurangnya ASI itu sendiri. Umumnya faktor yang paling berpengaruh adalah faktor psikologis ibu. Tidak bisa dipungkiri kurangnya waktu istirahat dan stres karena beban pekerjaan sangat berpengaruh terhadap menurunnya produksi ASI.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Baca juga: 5 Fakta Mastitis pada saat Menyusui yang Mums Perlu Tahu

Faktor Penyebab Berkurangnya ASI

Jika setelah beberapa waktu kondisi pasokan ASI masih tetap rendah, Mums perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap proses mengASIhi yang dilakukan. Mengetahui penyebabnya akan membantu Mums untuk mencegah penurunan produksi ASI terjadi berulang kali.

Beberapa faktor seperti pelekatan lidah si Kecil yang kurang pas, kondisi kesehatan ibu yang kurang baik, dan frekuensi pengosongan payudara (dengan cara menyusui ataupun pumping) bisa jadi sejumlah penyebab menurunnya produksi ASI.

Prinsip produksi ASI adalah supply by demand sehingga pengosongan payudara tetap harus dilakukan secara rutin dengan cara rutin breastfeeding maupun breastpumping. Perlakuan tambahan dapat dilakukan seperti skin to skin contact dan kompres payudara.

Jika seluruh evaluasi dan cara alami sudah dilakukan dan produksi ASI masih kurang, suplementasi ASI booster dapat dicoba. Dalam memilih suplemen ASI booster ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Baca juga: Pentingnya Memompa ASI dan Memilih Breast Pump yang Tepat

Tips Memilih ASI Booster

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih ASI booster:

1. Sumber bahan aktif

Suplemen yang berasal dari bahan alami memiliki risiko efek samping yang lebih rendah atau bahkan tidak ada sehingga lebih aman digunakan. Umumnya bahan alami yang digunakan sebagai ASI booster mengandung galaktogagum yaitu sekelompok senyawa yang dapat membantu meningkatkan pasokan ASI Ibu menyusui selama tahap inisiasi dan pemeliharaan.

Baca Juga :  Hati-hati, Puting Lecet saat Menyusui Bisa Berujung Mastitis!

2. Memiliki tambahan vitamin dan mineral

ASI booster dengan tambahan vitamin dan mineral dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi serta meningkatkan daya tahan tubuh Mums selama menyusui. Komponen yang biasanya dapat ditambahkan pada suplemen ASI booster di antaranya vitamin C, lemak, vitamin B6, vitamin D, protein serta karbohidrat.

3. Mudah dan nyaman dikonsumsi

Suplemen ASI booster terdiri dari berbagai macam mulai dari bentuk tablet, kapsul, teh, madu, sirup dan masih banyak lainnya. Mums dapat memilih yang paling baik dan nyaman dikonsumsi.

Baca juga: Tak Disangka! Ini 7 Sayuran Pelancar ASI Selain Daun Katuk

Dari sekian banyak ASI booster yang banyak digunakan, daun katuk merupakan bahan alami yang sejak dulu dipercaya dapat memperlancar produksi ASI. Ditambah dengan banyaknya studi yang menyatakan kandungan steroid dan polifenol dalam daun katuk dapat meningkatkan kadar prolaktin, yaitu si hormon pelancar ASI.

Penelitian lainnya menyebutkan konsumsi ekstrak daun katuk pasca melahirkan dan menyusui dapat meningkatkan pasokan ASI secara efektif hingga 50,7 persen lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi daun katuk sama sekali.

Selain itu ada juga daun torbangun, salah satu tanaman Indonesia yang telah digunakan secara turun-temurun oleh suku Simalungun, Batak untuk ibu menyusui. Biasanya digunakan sebagai sayuran atau dibuat menjadi sup dan disajikan untuk ibu yang baru melahirkan selama 30-40 hari.

Hasil penelitian melaporkan bahwa pemberian 150 gram daun segar pada ibu menyusui dapat meningkatkan volume ASI sebesar 65% dari hari ke-14 hingga ke-28. sehingga dapat meningkatkan total volume ASI dan berat badan anak di minggu ke-3 dan ke-4. Sayangnya khasiat daun torbangun ini belum banyak dikenal masyarakat kita.

Namun kini telah hadir ASI booster hasil karya penelitian anak bangsa yang menggunakan kombinasi kedua tanaman asli Indonesia tersebut. Kombinasi ini diformulasikan bersama dengan fraksi bioaktif ikan gabus, jenis ikan air tawar yang mengandung banyak nutrisi.

Baca Juga :  5 Fakta Mastitis pada saat Menyusui yang Mums Perlu Tahu

Ikan gabus terbukti membantu pertumbuhan anak dan mempercepat proses penyembuhan setelah operasi, terutama bagi ibu yang menjalani operasi caesar. Nutrisi pada ikan gabus diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dan memiliki fungsi sebagai penguat postpartum dan energi, anti nyeri, antioksidan, anti inflamasi dan antipiretik.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap kambing menyusui menunjukkan bahwa konsumsi daun torbangun, daun katuk dan seng berpotensi untuk meningkatkan produksi susu . Penelitian ini diperkuat dengan uji praklinis lainnya pada tikus menyusui yang menunjukkan kombinasi daun katuk, daun torbangun dan fraksi ikan gabus selama 21 hari meningkatkanproduksi ASI pada tikus menyusui dan menghasilkan pertambahan berat badan anak tikus.

Baca juga: Kunci Sukses Menyusui: Mums Harus Happy

Referensi:

Damanik R, Damanik N, Dau lay Z, et al. 2001. Consumption of Torbangun leaves (Coleus amboinicus Lour) to increase breast milk production among Batakneese women in North Sumatera Island, Indonesia. Asia Pac J Clin Nutr. 10(4) : S67

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. Ada Apa dengan Katuk?. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/ada-apa-dengan-katuk

Australian Breastfeeding Ascociation. Increasing Supply. 2018. https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns%E2%80%93mum/supply

Kristiana, et al.2017. Effect of Galatonol, a bioactive fraction from Sauropus androgynus and Coleusamb oinicus, in combination with Striatin, a bioactive protein fraction from Channa striata on milk production and prolactin and oxytocin release in lactating rats.

Zakaria F. 2012. Pengaruh Daun Torbangun (Coleus amboinicus Lour) dan Daun Katuk (Sauropus androgynus L.Merr) pada Ransum Kambing Peranakan Etawah (PE) Laktasi terhadap Kuantitas dan Kualitas Susu. (Thesis). Institut Petanian Bogor.

Comment