KalbarOnline.com – Ketersediaan dana darurat yang cukup kerap kali menjadi hal yang dibahas berulang-ulang kali di masa pandemi ini. Namun apakah dana darurat Anda saat ini sudah cukup untuk menghadapi risiko bila ada anggota serumah terpapar COVID-19?
Dana darurat memang berfungsi sebagai dana yang digunakan untuk menghadapi berbagai kondisi yang tidak diinginkan dalam keseharian. Di kala seorang karyawan kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempat dia bekerja harus mengetatkan biaya operasional karena tak sanggup mencetak laba yang sesuai target, maka disitulah dana darurat akan berperan.
Oleh karena itu pulalah, besaran dana darurat seseorang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan, jumlah tanggungan, dan risiko pekerjaan. Ada yang enam kali pengeluaran bulanan, sembilan kali, atau bahkan 12 kali pengeluaran bulanan.
Lifepal.co.id merangkum beberapa pengeluaran darurat yang muncul, ketika salah satu anggota keluarga yang tinggal serumah terpapar COVID-19, atau menjadi orang tanpa gejala (OTG), serta memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
- Tes COVID-19
Terdapat beberapa jenis tes COVID-19 yang pastinya sering Anda dengar yaitu PCR Swab, Rapid Test Antigen/Swab Antigen, dan Rapid Test Antibodi. PCR Swab seringkali disebut tes paling akurat, namun dari segi biaya, PCR Swab merupakan tes termahal.
Apabila salah satu kerabat serumah kita terpapar COVID-19, maka kebutuhan akan tes ini akan semakin besar. Bayangkan saja, jika salah satu dari 4 anggota keluarga terpapar COVID-19, maka Anda harus mempersiapkan biaya tes untuk seluruh anggota di rumah. Bila ada asisten rumah tangga di rumah Anda, Anda pun harus mengajaknya untuk menjalani tes tersebut.
Tidak semua orang mendapatkan fasilitas tes ini secara cuma-cuma dari tempat kerja mereka. Oleh karena itu, dana darurat cukup berguna untuk memenuhi kebutuhan mendesak ini.
Selama tes COVID-19 dilakukan tanpa ada rujukan dari dokter, atau hanya untuk kebutuhan screening pribadi, maka biayanya tidak bisa ditanggung asuransi kesehatan. Lain halnya ketika kita sudah merasakan gejala-gejala penyakit ini, dan kita diberikan surat rujukan tes COVID-19 dari dokter.
- Tambahan obat-obatan dan suplemen
OTG tentu harus tetap berjuang meningkatkan daya tahan tubuh mereka dengan baik. Dilansir dari Health Europa, beberapa suplemen yang mengandung mikronutrien, vitamin C, dan vitamin D dinilai cukup membantu dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jelas sekali bahwa, saat seseorang atau anggota keluarga memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri karena menjadi OTG, maka akan ada tambahan pengeluaran lain yakni obat-obatan maupun suplemen. Apakah kita sudah siap akan kebutuhan mendesak ini?
Wajib Anda ketahui pula bahwa harga obat-obatan dan suplemen tidaklah murah. Bila satu orang di rumah Anda menjadi OTG, maka kebutuhan akan suplemen juga akan berlaku pada seluruh orang di rumah tersebut lantaran semua anggota rumah tentu wajib meningkatkan daya kekebalan tubuhnya.
- Paket alat sanitasi dan masker
Ketika anggota serumah Anda menjadi OTG dan melakukan isolasi mandiri di rumah, maka alat sanitasi harus tetap tersedia. Kebutuhan akan masker tentunya cukup tinggi, mengingat adanya kontak langsung yang cukup intensif terhadap orang yang terpapar COVID-19.
Alat-alat sanitasi seperti semprotan antiseptic, sabun, tissue basah, seharusnya tetap tersedia dalam jumlah yang cukup di rumah, begitu pula dengan masker. Sehingga jika kondisi terburuk muncul, Anda bisa melakukan antisipasi dengan baik.
- Layanan penyemprotan disinfektan
Ketika anggota serumah sebelumnya terpapar COVID-19 telah dinyatakan sembuh lewat hasil tes, tugas Anda belum selesai. Kediaman yang Anda tempati belum bisa dinyatakan steril dari virus COVID-19.
Tetesan droplet dari anggota serumah Anda masih berpotensi menularkan virus mematikan ini ke anggota keluarga di rumah lain. Oleh karena itu, layanan penyemprotan disinfektan profesional mungkin jadi solusi.
Meski demikian, layanan ini tentu memakan biaya yang tidak sedikit. Penyedia jasa layanan ini mematok tarif yang cukup beragam, ada yang Rp 3 ribu per M² hingga Rp 1 juta per 250 M².
Itulah beberapa pengeluaran yang patut Anda waspadai ketika orang serumah terpapar COVID-19. Pada dasarnya, isolasi mandiri di rumah boleh saja dilakukan asalkan kondisi rumah memang memungkinkan.
Namun ketika kondisi di rumah tidak memungkinkan untuk menjadi tempat isolasi mandiri, dan anggota keluarga Anda menderita gejala-gejala seperti yang dialami penderita COVID-19 lainnya, maka pergilah ke rumah sakit atau datangi tempat isolasi mandiri yang disediakan pemerintah.
Jangan lupa pula untuk selalu berkoordinasi dengan gugus tugas penanganan COVID-19 tingkat RT atau RW untuk mengawasi proses isolasi mandiri anggota serumah Anda. Tengoklah ketersediaan dana darurat Anda. Jika dirasa belum mencukupi standar enam, sembilan, atau 12 kali pengeluaran bulanan, mulailah mengisinya.
Mengisi pos dana darurat bisa dilakukan dengan cara mencicil dari pendapatan bulanan maupun mengambilnya dari pos pengeluaran lain yang tidak terpakai selama pandemi, seperti pos pengeluaran hiburan atau gaya hidup. [ind]
Comment