Pandemi Landa Dunia, Covid-19 Renggut Jutaan Nyawa, Ubah Tatanan Hidup

KalbarOnline.com – Berawal dari kecurigaan seorang dokter di Wuhan, Tiongkok, bernama Li Wenliang, dunia diserang wabah yang membuat tatanan hidup berubah. Dokter asal Tiongkok itu mencoba sejak awal mengeluarkan peringatan pertama tentang wabah virus Korona jenis baru pada Desember 2019. Namun siapa sangka, peringatannya itu justru berubah menjadi bencana setelah 1 tahun berlalu. Dunia kini dilanda pandemi Covid-19 dan belum tahu kapan berakhir.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Dokter Li adalah seorang dokter spesialis mata. Dia memposting kisahnya di Weibo dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah mengirimkan peringatan awalnya seperti dilansir dari BBC.

Dr Li Wenliang yang memprediksi bahwa virus Korona akan menjadi wabah global. Dia meninggal setelah terinfeksi Covid-19 (BBC)

Dia telah memperhatikan 7 kasus pasien yang terkena virus itu yang dia pikir tampak seperti SARS. Dia sudah meramalkan sejak awal akan menjadi wabah secara global.

Hanya saja, ternyata empat hari kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum di mana dia disuruh menandatangani surat. Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengganggu tatanan sosial. Dokter Li sendiri meninggal dunia karena terinfeksi virus mematikan itu saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Dia adalah satu dari delapan orang yang berurusan dengan polisi karena menyebarkan desas-desus. Pihak berwenang setempat kemudian meminta maaf kepada Dokter Li. Tak lama, dia pun jatuh sakit. Dalam pos Weibo-nya dia menjelaskan bagaimana pada 10 Januari dia mulai batuk, hari berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit. Dia didiagnosis dengan virus Korona pada 30 Januari 2020.

Baca Juga :  Hadapi Aksi Massa Tolak Kudeta, Junta Militer Mulai Gunakan Kekuatan

Kecepatan penyebaran virus Korona hanya sebanding dengan kecepatan wawasan ilmiah. Hampir segera setelah SARS-CoV-2 ditemukan, kelompok penelitian di seluruh dunia mulai menyelidiki virusnya. Sementara yang lain mengembangkan tes diagnostik atau menyelidiki langkah-langkah kesehatan untuk mengendalikannya. Para ilmuwan juga berlomba untuk menemukan pengobatan dan membuat vaksin yang dapat mengendalikan pandemi.

Virus Baru

Pada Januari 2020, kurang dari sebulan setelah laporan pertama kali muncul bahwa penyakit pernapasan misterius menyerang orang-orang di kota Wuhan di Tiongkok, para peneliti negara itu telah mengidentifikasi penyebabnya. Yaitu virus Korona jenis baru, yang segera diberi nama SARS-CoV-2. Pada 11 Januari, tim Tiongkok-Australia telah memposting urutan genetik virus secara online. Segera setelah itu, para ilmuwan membuat penemuan kunci lain, namun mengkhawatirkan. Virus dapat menular antarmanusia.

Ilustrasi wujud virus Korona jenis baru (NEXU Science Communication/Reuters)

Pada Februari 2020, para peneliti telah mengetahui bahwa virus menempel pada reseptor yang disebut ACE22, protein yang ditemukan pada permukaan sel di banyak organ, termasuk paru-paru dan usus. Banyaknya target mungkin membantu menjelaskan luasnya gejala COVID-19 yang menghancurkan, mulai dari pneumonia hingga diare dan stroke. Virus ini menangkap ACE2 setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari SARS-CoV, virus korona terkait yang menyebabkan wabah penyakit pernapasan yang mematikan pada tahun 2003. Para ilmuwan berpikir ini sebagian dapat menjelaskan penularan SARS-CoV-2.

Baca Juga :  Taiwan Keluhkan Latihan Militer, Tiongkok: Antisipasi Intervensi Asing

WHO Umumkan Pandemi

Setelah menginfeksi lebih dari 121 ribu orang di dunia dan melumpuhkan berbagai negara saat itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan Covid-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020. Virus yang baru muncul selama 3 bulan terakhir itu telah dengan cepat menyebar ke seluruh benua.

Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus seperti dilansir dari CNBC, Kamis (12/3) melihat jumlah kasus dan jumlah kematian dan jumlah negara yang terkena dampak bisa naik lebih tinggi. Dan pada bulan Maret, beberapa ilmuwan mengungkapkan bahwa ‘aerosol’ kecil yang mengandung virus, dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama, berperan dalam penularan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan Covid-19 sebagai pandemi global (FABRICE COFFRINI / AFP)

Akan tetapi, tidak semua peneliti setuju, dan beberapa pemerintah dan organisasi kesehatan masyarakat butuh waktu berbulan-bulan untuk memastikan virus ini memang bisa menular lewat udara. Para peneliti juga mengetahui bahwa orang dapat menyebarkan penyakit sebelum menunjukkan gejala. Banyak orang yang dinyatakan tanpa gejala (OTG).

Comment