Ketapang    

Lagi, Rabies Renggut Korban Jiwa di Ketapang

Oleh : Jauhari Fatria
Sabtu, 22 Desember 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Ketapang – Kabupaten Ketapang hingga saat ini masih

menyandang status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies. Selain masih banyak

ditemukan Hewan Penular Rabies (HPR) yang positif rabies, di tahun 2018 ini

virus rabies juga telah menelan korban jiwa. Satu anak di Kecamatan Marau

meninggal dunia setelah digigit anjing.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim One

Health Kecamatan Marau, korban meninggal seorang anak perempuan bernama Cinta

(10) yang meninggal dunia pada bulan Oktober lalu. Korban digigit anjing antara

4-6 bulan lalu di bagian jempol kaki kanannya. Warga Tanjung Batu, Desa Batu

Payung Dua, Kecamatan Marau ini tidak dapat diselamatkan lantaran virus rabies telah

menyerang bagian otaknya.

Tim One Health Marau yang dipimpin oleh Dr.

Khairul Bahri Tambunan, mengumpulkan sejumlah fakta. Pada 26 Oktober 2018, tim

investigasi Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) One Health mendapatkan laporan

dari Puskesmas Marau, ada pasien datang ke Puskesmas dengan kondisi suspek

rabies.

Saat diperiksa oleh dokter, korban

menunjukkan prilaku seperti layaknya pasien rabies. Korban mengerang kesakitan,

susah menelan air, kaki kram, sering meludah dan mudah emosi.

Dokter pun menanyakan kepada ayah korban,

Banus dan ternyata benar korban pernah digigit anjing sekitar 4-6 bulan lalu.

Korban digigit oleh seekor anak anjing di bagian jempol kaki kanannya. Anjing

tersebut menggigit setelah diusir korban karena mengganggu korban yang sedang

makan.

“Orang tua korban memberikan informasi

bahwa 4 atau 6 bulan yang lalu anaknya digigit anjing miliknya sendiri. Karena

lukanya kecil di jempol kaki dan dianggap sepele dan biasa sembuh sendiri,

makanya korban tidak dibawa berobat atau ke Puskesmas,” ujar Khairul.

Khairul memberikan penjelasan kepada orang

tua korban mengenai keadaan anaknya. Korban dianjurkan untuk ditangani oleh

dokter spesialis di RSUD Ketapang. Orang tua korban mengerti dan meminta

petugas kesehatan membuat surat rujukan dan pendamping perawat serta kendaraan

ambulance. Sehari mendapatkan perawatan di rumah sakit atau pada 27 Oktober, korban

akhirnya meninggal dunia.

Tim One Health yang terdiri Drh.Kezia

Indahyu Aryanti, Subiantoro dan Suharno melakukan investigasi kelokasi kejadian

di mana korban pernah digigit anjing. Tim mewawancarai bibi korban, Sekadik.

Dia mengetahui jika korban pernah digigit

anjing. Orang tua korban juga mengetahui hal itu, tapi kemungkinan orang tua

korban lupa sehingga tidak membawa anaknya ke Puskesmas ataupun melaporkan kejadian

tersebut ke kepala desa.

Diketahui, anjing yang menggigit korban

masih berusia sekitar 1 bulan. Anjing tersebut juga belum diberikan vaksin anti

rabies. Sebelum menggigit korban, anjing tersebut diketahui oleh pihak keluarga

pernah berkelahi dan digigit dengan anjing liar. Setelah menggigit korban, dua

hari setelahnya anak anjing itu mati. (Adi LC)

Artikel Selanjutnya
Pertama di Kalbar, Amanda Brownies Buka Outlet di Pontianak
Sabtu, 22 Desember 2018
Artikel Sebelumnya
Dinkes Ketapang Persiapkan Stok Vaksin Anti Rabies
Sabtu, 22 Desember 2018

Berita terkait